Moren memiliki wajah yang cantik dan postur tubuh yang tinggi sempurna.
Moren bersahabat dengan Elsa dan juga Moza dan itu sebelum Moren mengetahui kebusukan Elsa, dan Elsa yang telah berhianat dengan Moren dengan iya menjalin hubungan dengan Papaku.
SAHABATKU ISTRIMUDA PAPAKU.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dheandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Hendrik duduk termenung di balkon Apartemen berfikir dimana letak kesalahan perusahaan ku sehingga Sandi sang macan Asia yang tak pernah menampakan wajah nya itu di depan media ia mencabut separuh saham nya
Sandi selalu meminta orang ke percayaan nya menjadi dirinya. kalangan bisnis menyebut Sandi macan Asia namun tidak tau wajah Sandi hanya beberapa orang saja yang mengenalinya.
Hari ini Hendrik mengutus kan Bilqis menemui Sandi di perusahaanya.
BilQis mulai mengetuk pintu ruangan Presdir.
Tok..Tok..Tok"
"Masuk.."
Terdengar suara dari dalam Bilqis mendorong pintu ruangan presdir.
"Selamat siang pak" Sapa Bilqis sekertaris Hendrik.
"Selamat siang silahkan duduk ada yang bisa saya bantu bu Bilqis?." Ujar wakil direktur Sandi.
Kemudian Bilqis menyerahkan sebuah map berisi berkas dan membuka laptop catatan original dari Hendrik.
Wakil Sandi, Bimo yang orang mengenal nya adalah Sandi. Bimo tersenyum tipis kemudian Bimo menyerahkan kembali berkas nya di atas meja.
"Maaf buk Bilqis ini mutlak keputusan dari management perusahaan ini."
"Apa tidak ada toleransi sedikit pak untuk perusahaan kami cabang milik tuan Hendrik?." Kata Bilqis memohon.
Bimo pria yang memiliki wajah tampan hidung mancung tubuh kekar, menatap Bilqis heran kenapa gadis ini masih saja mau menjadi kulit dalam perusahaan Hendrik. Lupa kah perusahaan milikinya di buat gulung tikar oleh Hendrik.
"Kenapa buk Bilqis bersikeras memperjuangkan kan perusahaan tuan Hendrik. bukan kah ibu sewaktu dulu pernah kolek karena tuan Hendrik?" tanya Bimo.
"Emang benar pak sandi, Tapi tidak adanya perusahaan pak Hendrik mungkin dampak nya pengaruh ke semua karyawan pak" Ucap nya lagi Bilqis.
"Kamu tenang saja buk Bilqis perusahaan ini siap menerima anda bergabung di perusahaan kami"
"Ta-pi pa-pak" Ucapan pun terpotong oleh ketukan pintu.
Sebelum Bimo mempersilahkan masuk pintu pun sudah terbuka, nampak pria berusia sekitar 45 tahun. Bimo dengan sigap mengangkat tubuh nya berdiri dari kursi kebesaran direktur.
"Selamat siang pak," Bimo membungkukkan tubuh nya memberi salam.
"Hoouh..sedang ada tamu rupanya?." kata sandi.
"Ini ibu Bilqis pak, sekertaris pak Hendrik dia di utus oleh pak Hendrik meminta kembali saham yang kita cabut satu minggu yang lalu." Bimo menjelas kan dengan mendetail.
Sandi mengangguk-anggukan kepalanya.
"Dimana sekarang tuan mu, Nona?" tanya Sandi.
"Pak Hendrik sedang tidak ada di indonesia" kata Bilqis.
"Berani-berani nya dia mengutus anggotanya sedangkan sementara dia bersenang-senang. Dia lepaskan tanggung jawab nya dia yang mulai membakar harus dia yang memadamkan perusahaan" tersenyum sinis Sandi.
"Beliau sedang ada urusan pribadi pak"
Di singapura Hendrik bolak-balik berjalan di ruangan tamu.
"Mas.., bisa tenang tidak?, pusing tahu liat mas bolak-balik seperti itu" Kata Elsa sambil membaca majalah.
"Kamu tidak tahu.., Perusahaan cabang sedang mengalami penurunan." bentak Hendrik.
Elsa meletakan majalah nya lalu mendekati Hendrik.
"Untuk apa Mas pusing di sana kita memiliki ratusan pegawai masalah perusahan itu kecil. Serahkan semua sama orang yang kamu percaya kita disini berlibur bukan untuk pusing-pusing.
"Bisa diam tidak? jangan buat saya tambah pusing! tahu apa kamu soal perusahaan."
Elsa melangkah kan kaki nya menuju kulkas ia mengambil satu buah minuman lalu menuangkan nya kedalam gelas.
"Lebih baik kita heppy tidak usah di pusingkan itu hanya perusahaan kecil kita masih memiliki dua perusahaan yang masih berdiri tegak" Kata Elsa dengan suara menggoda nya.
Kemudian Hendrik meraih gelas yang ada di tangan Elsa, lalu menenggak nya.
Di kediaman Susi.
Keluarga kecil namun selalu disertai senyuman kebahagiaan. Susi Rahmawati meskipun sudah nampak kerut di wajah nya Namun masih terlihat jelas menandakan kecantikannya.
"Bagaimana pap sudah di ketemukan pelaku nya?" tanya Morena.
Sandi yang sedang menghilangkan kaki nya sembari menyeruput kopi hitam buat mbok.
"Tidak akan lama pasti tertangkap tunggu saja berita dari pihak ke polisian dan juga orang suruhan Papa yang di tugas kan papa kemarin"
"Papa yakin?." tanya lagi Morena.
"Semua bisa yakin nak kalau papa sudah menggerakkan semua pasukan"
Moren Ng-anga.
"Hebat papa!." Puji Morena dengan tepuk tangan nya."
"Sudah...sudah mama sudah tidak apa-apa, ngak baik mendendam."
"Mah..! tapi mereka sudah jahat sama kita!"
"Biarkan mereka jahat kita tidak usah ikut-ikutan jahat. Mama tidak mau kalian menjadi jahat seperti mereka."
Oek...Oek...Oek.." Susi bangkit dari duduk nya mendengar suara tangisan bayi, Morena mengikuti Susi dari belakang,
"Haus Mungkin Mah?.
"Ani sudah di buatkan Susu?." Tanya Susi.
"Sudah buk, tapi sepertinya malam ini dede nya nangis terus buk,"
"Kalian sih membicarakan mama nya terus jadi rewel kan."
"Iya maafkan kakak Moren ya dek" kata Morena sambil memegangi tangan mungil bayi yang sedang di gendong oleh Susi.
Setelah kembali tenang Susi menaruh nya kembali ke dalam box bayi.
"Hayo moren tinggalkan Melisa nanti terbangun lagi. kamu sudah sholat Ashar belum?"
"Belum mah,.ini baru mau sholat habis sholat Moren mau bicara sama mama sama papa Sandi" Katanya morena.
Morena jika di ijinkan Susi dan Sandi ia ingin Menyusul Moza ke negara Belanda liburan selain liburan Moren juga ingin melupakan pujaan hatinya ilham. Morena tidak ingin terus berharap tanpa kepastian dari ilham menurut nya ia belum pantas mendampingi nya. Ilham taat menjalankan perintah agama sedangkan Ia masih suka brmalas malasan. Apa mungkin ilham memilih yang jauh dari kata soleha Morena sadar akan dirinya. Sedangkan ilham berpikir kalau dirinya lah yang tidak pantas mendampingi Morena karena ia merasa beda kasta. ternyata keduanya memiliki pandangan yang berbeda.
"Pah jangan tidur dulu anak nya mau bicara dengan kita sepertinya serius."
Tak..tak tak. suara sendal Moren menuruni tangga rumah nya.
"Mah..pap, Moren duduk di tengah-tengah Susi dan Sandi."
"Ada apa nak?" kata Susi penasaran yang akan di utarakan Morena.
"Ijinkan Moren ke belanda ya nyusul Moza. lagi pula liburan bosan di rumah terus" Kata Moren.
"Mama tidak ijinkan kamu pergi jauh-jauh." Ucap susi.
"Kalau papa sih terserah mama saja,"
"Ayo lah mah, Moren kan sudah besar sudah 20 tahun. Moren pasti bisa jaga diri Mah "Rengek morena.
Sandi pun terdengar morena merengek seperti anak kecil minta balon Sandi sedikit tidak tega.
"Begini saja bagaimana kalau papa bawakan dua orang pengawal untuk menjaga mu disana?"
"Yang betul saja pap?," Kata Moren protes.
"Ya mama setuju kalau ada pengawal, Mama tidak ijin kan kalau kamu pergi sendiri mama khawatir disana kenapa-kenapa"
"Baik lah, asalkan Moren di ijinkan tidak masalah" Gerutu Morena.
"Ya sudah mama masuk ke kamar dulu mau mandi sudah sore" Susi pun bangkit dari tempat duduk nya di susul Sandi bangkit sambil mengusap kepala Morena yang di bungkus dengan hijab berwarna coklat.
...----------------...
Terima kasih Raeders like dan komennya
Khusus episode paska penculikan.
Apakah tidak ada polisi dilibatkan?
Apakah tidak ada telpon? Kalau tidak ada, bisa kan Moren kirim surat untuk ibunya. Mengabarkan keadaannya dan dimana dan dengan siapa dia tinggal. Kasus penculikan harus diusut. Jangan pasrah
apik ceritane..
lanjuut thoor
pelakor mulai muncul
bakal ad yg jadian nih