Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Tak Percaya
"Ck... bisa gitu ya?" ucap Misel.
"Hm... bisa dong kak, buktinya barusan aku bilang." ucap Resa.
"Iya sih kamu bilang, tapi kaya aneh aja. Liat perubahan kamu ini." ucap Misel yang masih tak percaya dengan sikap Resa yang berubah seratus delapan puluh derajat berbeda dari biasanya.
Bukannya ini sesuatu hal yang mustahil terbayangkan sebelumnya, namun ternyata saat ini hal tersebut pun terjadi.
Ini benar-benar menakjubkan, layaknya fenomena alam yang jarang terjadi dan saat ini terjadi pada diri Resa. Apakah Misel harus merayakan hal tersebut? atau tidak? namun, jika dirayakan sudah pasti Resa akan berulah.
Sehingga keputusan terbaik adalah mengikuti alur saja.
"Eh... ngomong-ngomong kamu nggak salah minum obat kan tadi di rumah?" ucap Misel yang mengalihkan pembicaraan.
"Hah... buat apa kak, aku minum obat. Aku kan nggak sakit, kenapa minum obat pertanyaan kakak itu?" ucap Resa yang kebingungan dengan pertanyaan Misel barusan.
"Ck... aku kira kamu tadi salah minum obat, makannya kamu berubah sikapnya." ucap Misel yang akhirnya memberitahu Resa mengenai kebingungan nya itu.
"Ih... aku kirain apa tau kak, aku tuh nggak minum obat sama sekali kok kak. Ini tuh murni, aku merasa malu. Lagian kakak kenapa berpikir seperti itu?" ucap Resa yang tak habis pikir dengan perkataan Misel.
"Hm... nggak percaya aja sih. Kaya bukan kamu, makannya aku tanya seperti itu tadi." ucap Misel apa adanya.
"Hm... gitu ya, jadi perubahan aku itu berdampak mengejutkan mungkin ya kak, maksud kakak itu." ucap Resa yang malah menyimpulkan.
"Ck... bukan gitu juga, sudah lah bicara sama kamu nggak akan ada habisnya. Lebih baik aku masuk ke kamar aja." ucap Misel yang langsung pergi meninggalkan Resa.
"Ih... kak... tunggu... aku ikut..." ucap Resa yang bergegas menyusul Misel. Selain karena ia tak mau di tinggal, ia juga sudah berpikir negatif.
"Hm... harus cepat nih jalannya, jangan sampai aku di larang masuk ke kamar kakak. Kan bahaya, aku bisa-bisa malu." ucap Resa di dalam hatinya yang berpikiran negatif.
"Ck... cepat lah, aku mau tutup pintu kamarnya. Lama sekali jalan juga." ucap Misel yang sudah di depan pintu kamarnya dan bersiap untuk menutup pintu.
Namun, hal yang di pikirkan Resa ternyata salah. Karena terbukti bahwa saat ini Misel malah menunggunya untuk segera masuk ke dalam kamarnya. Sebelum ia menutup pintu.
"Hehehe... malunya aku, udah mengira akan di tutup. Eh, malah di tungguin. Malu... malu..." ucap Resa masih di dalam hatinya.
Karena nggak mungkin ia berkata langsung pada Misel, jika ia berkata langsung bukannya hal ini akan panjang nanti. Jadi, hal yang tepat ia lakukan saat ini adalah berkata pada dirinya sendiri.
"Sebentar kak, ini aku jalannya udah cepat kok." ucap Resa yang cepat-cepat berjalan.
Sampai tak terasa, ia sudah berada di dalam kamar Misel. Misel pun langsung segera menutup pintu tersebut.
"Lama sekali sih jalannya." ucap Misel setelah menutup pintu.
"Ya ampun kak, itu jalan aku udah cepat loh. Masa masih di bilang lama. Huh... hah... huh..." ucap Resa yang kini sedang menormalkan detak jantungnya yang tidak beraturan karena jalan terlalu cepat barusan.
"Itu lama, sudahlah. Sana kamu minum dulu, biar nafas mu tak seperti ini." ucap Misel yang akhirnya menyuruh Resa untuk minum terlebih dahulu.
"Ya ampun kak, itu artinya aku harus keluar kamar kakak ini buat ambil minum. Kakak kok tega gini sih sama aku." ucap Resa yang mulai protes.
"Tega apa maksudnya?" ucap Misel yang merasa agak aneh dengan ucapan Resa, sehingga ia pun mulai bertanya pada Resa.
"Ya tega kak, kakak kan liat aku sampai tarik nafas seperti ini. Aku kelelahan kak, masa aku harus jalan lagi buat ambil minum mana harus keluar kamar kakak lagi. Kan..." ucap Resa yang penuh drama dan tentunya sebelum drama itu semakin panjang lebar. Misel langsung memotongnya.
"Ck... makannya jangan negatif mulu pikiran kamu nya, lihat lah di atas meja itu ada air minum, sana kamu minum." ucap Misel yang memotong perkataan Resa.
Dengan cepat Resa mulai mengalihkan pandanganya ke arah meja yang dimaksud oleh Misel barusan.
Betapa malunya ia, ketika air minum yang di maksud Misel itu benar adanya. Bahkan ada banyak, namun kalian pasti tau Resa ini memang tak bisa di prediksi. Lihatlah dan dengar jawaban Resa untuk Misel.
"Hehehe... maaf kak, aku salah mengira. Aku ke sana dulu ya kak, aus nih pengen minum. Kakak mau sekalian di ambilkan nggak air minumnya?" ucap Resa yang malah tersenyum.
"Tak usah, aku nggak haus. Kamu minum saja sendiri." ucap Misel dengan melipatkan tangannya di dada.
"Baiklah kak, aku ke sana dulu ambil minum." ucap Resa yang langsung bergegas pergi setelah melihat anggukan kepala Misel sebagai jawaban dari perkataannya itu.
"Ya ampun, seger sekali airnya. Leganya tenggorokan ku ini akhirnya tak kering lagi. Ngomong-ngomong kak, ini air apa? ko seger sih." ucap Resa yang mulai berlebihan lagi.
"Kamu bisa lihat kan, itu air putih nggak ada warnanya. Masih aja tanya, heran." ucap Misel yang sebenarnya malas untuk menjawab tapi karena daripada Resa terus mengoceh lebih baik ia jawab saja walau malas.
"Hehehe... iya juga sih, ini air emang air putih. Tapi beda tau kak rasanya itu, lebih seger. Coba aja kalau kakak nggak percaya. Nih, coba deh." ucap Resa yang menyarankan Misel untuk mencoba air minum tersebut. Bahkan ia menunjukan air minum itu pada Misel untuk Misel ambil.
"Aku kan udah bilang tadi, aku nggak haus. Malah di paksa kaya gini buat minum." ucap Misel yang mulai geram.
"Bukan di paksa kak, aku hanya menyarankan aja. Siapa tau kakak mau mencoba minum air nya. Karena aku pun malah ingin minum lagi ini." ucap Resa menjelaskan.
"Hm... minum saja sendiri, habis pun tak masalah." ucap Misel.
"Beneran kak? Aku boleh minum air ini sampai abis?" ucap Resa yang malah berbinar wajahnya.
Misel yang heran dengan ekspresi Resa pun langsung menjawab.
"Kamu kenapa seneng gitu, aku bilang abisin saja airnya?" ucap Misel yang penasaran.
"Ya seneng dong kak, malah seneng banget aku. Bisa abisin air minum ini, airnya itu bikin seger di tambah rasanya yang enak. Makannya pas kakak bilang abisin, aku langsung seneng pake banget, banget tau kak. Argh... makasih kakak ku tersayang. Muach..." ucap Resa yang malah semakin menjadi.
"Ck... geli banget aku liat ekspresi kamu ini Resa. Ih... takut banget, kamu nggak papa kan?" ucap Misel yang cemas dengan perubahan Resa saat ini. Bahkan ia pun mulai bertanya pada Resa untuk memastikan.
Bersambung...