Andien yang mati dibunuh keluarga suaminya, mendapatkan sistem dan bisa hidup kembali dan berganti nama menjadi Clarissa. Karena terikat dengan sistem, begitu kehidupan sebagai Clarissa usai, dia hidup sebagai Lestari dan menyelesaikan misi yang diberikan kepadanya. Kini jiwa Andien yang sudah menjelajahi dua kehidupan ditahun yang berbeda terdampar di dunia Kultivasi, sebuah kehidupan yang selama hanya dia yakini sebagai dunia dongeng dan khayalan karena hanya muncul di novel dan game online. Berada di tubuh seorang gadis kecil bernama Wu Xia yang memiliki lima akar spiritual dimana didalam dunia Kultivasi dianggap tidak berguna dan aib. Didunia asing ini sekali lagi jiwa Andien diberi tantangan untuk hidup dengan baik dan membungkam mulut semua orang yang selama ini merehkan eksistensi keberadaan Wu Xia dan berusaha untuk menjadi kuat agar bisa membawa seluruh keluarganya naik menuju puncak surgawi dimana para kultivator menuju diakhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PROVOKASI
Wu Xia berhasil menyelesaikan ujiannya dengan sangat baik dan setelah semua pil dalam tungku masuk kedalam botol, dia pun segera keluar dari dalam ruang ujian dengan membawa pil hasil buatannya untuk diberikan kepada ketua Hou Fei.
Melihat banyak orang diluar menyaksikannya ujian, Wu Xia sedikit terkejut. Dengan jiwa wanita dewasa yang sudah menjalani tiga kehidupan yang tak mudah, Wu Xia tak merasakan apapun meski banyak tatapan tajam mengarah kepadanya dan berjalan tenang menuju kearah ketua Hou Fei.
“Ketua Hou, ini hasil pil yang aku buat”, ucap Wu Xia sambil menyerahkan sebotol pil penyatu roh tingkat sembilan ke tangan Hou Fei.
Hou Fei menerima pil yang dibuat oleh Wu Xia dan mengamatinya dari dekat merasa terkejut, “Pil penyatu roh tingkat sembilan yang bermutasi”, ucapnya dengan ekpresi syok.
Ning Cheng segera merebut pil yang ada ditangan ketua Hao untuk melihatnya secara langsung apakah benar jika pil penyatu roh yang gadis kecil itu buat merupakan pil penyatu roh tingkat sembilan yang bermutasi?
Begitu Ning Cheng melihat garis samar berwarna perak yang menandakan jika pil yang dibuat merupakan pil tingkat xuan dan ada sedikit semburat warna keemasan, kedua bola matanya hampir copot keluar.
“Ini! Ini benar-benar pil penyatu roh tingkat sembilan yang bermutasi! ”, teriaknya syok.
Anggota balai pil kota Fusheng yang ikut bersama ketua mereka pergi ke balai pil kota Nanzi juga ikut mengamati, melihat dengan jelas semburat emas dibawah garis perak, tanda jika pil tersebut tingkat xuan yang telah bermutasi, membuat kedua mata mereka melotot sempurna dengan mulut terbuka lebar.
Gadis kecil berusia tujuh tahun, bisa membuat pil tingkat Xuan yang bermutasi?!
Jika saja mereka tak melihat proses pembuatan pil yang Wu Xia lakukan, mungkin akan menganggap jika ketua Hou Fei sengaja membesar-besarkan masalah ini dan menganggapnya sebagai kebohongan besar.
Jiang Guo, dengan suara bergetar mencoba mengembalikan kepercayaan dirinya yang sempat hancur agar bisa pulih kembali.
“Aku tidak percaya gadis kecil ini bisa lulus ujian tingkat xuan. Pasti ketua Hou memberi kemudahan dalam soal ujiannya”, ucap Jiang Guo tajam.
Semua orang juga merasa jika apa yang Jiang Guo ucapkan mungkin benar adanya. Soal yang diberikan oleh balai pil kota Nanzi mungkin terlalu mudah sehingga gadis kecil berusia 7 tahun ini bisa dengan mudah mengerjakannya.
Wu Xia yang sedari tadi menatap Jiang Guo karena merasa jika wajahnya mirip dengan Jiang Li pun pada akhirnya membuka berita gossip dan mengetahui jika pria muda itu lah yang menjebak dan membuat akar spiritual kakak seperguruannya itu rusak dan tak lagi bisa berkultivasi karena merasa iri hati akan keberuntungan yang gadis itu dapatkan.
Terlahir dari rahim seorang selir, tentu saja kehidupannya tak mudah. Apalagi jika dibandingkan dengan anak sah keluarga Jiang.
Selain sangat disayang, semua sumber daya yang bagus selalu diberikan kepada Jiang Li, adik tirinya karena gadis itu memiliki akar spiritual tunggal yang bermutasi elemen petir sehingga dianggap sebagai jenius muda.
Untuk membuatnya bersinar dan diutamakan oleh keluarga Jiang, dengan gelap hati diapun merusak akar spiritual milik adik tirinya sehingga gadis itu tak lagi berkultivasi dan dibuang oleh sektenya serta dikucilkan oleh keluarga besar Jiang.
Setelah mengetahui hal itu semua, kini pemuda licik itu mentargetkannya, Wu Xia pun tak lagi memiliki belas kasihan kepadanya.
“Oh, jadi kamu meragukan kinerja balai pil kota Nanzi. Jika memang begitu, bagaimana jika kita bertanding membuat tiga pil. Dua pil kamu yang tentukan akan membuat apa, satu pil aku yang tentukan. Siapa yang bisa membuat pil dengan cepat sesuai dengan standart balai pil benua Xuanlan, maka dialah yang akan jadi pemenangnya. Apa kamu berani?”, ucap Wu Xia menantang.
Jiang Guo yang diprovokasi ingin menanggapi tapi langsung dicegah oleh ketua Ning Cheng.
“Jika bertanding dengan dirimu yang sudah tingkat Xuan, ini jelas tidak adil karena Jiang Guo hanyalah pembuat pil yang berada di tingkat Huang”.
Wu Xia menatap Ning Cheng dengan senyum sinis. “Bukankah anda dan kelompok anda tak terima dengan hasil ujian yang saya lakukan dan mungkin menganggap jika ketua Huo Fei penuh kecurangan dalam menerima murid. Untuk membersihkan nama baik ketua Hou dan balai pil kota Nanzi, maka saya menantang kalian. Jika pemuda ini tak layak bertanding dengan saya, maka silahkan pilih pembuat pil tingkat Xuan untuk bertanding dengan saya. Syaratnya sama seperti tadi, siapa yang bisa selesai terlebih dahulu dan sesuai dengan standar akan keluar sebagai juara. Dua pil, anda yang akan memilihnya sementara satu pil yang akan dibuat, saya yang memilihnya, bagaimana ketua Ning? Apakah balai pil kota Fusheng berani menerima tantangan dari anak kecil ini? ”, ucap Wu Xia dengan nada penuh provokasi.
Wajah Jiang Guo memerah menahan amarah setelah dikatakan jika dia tak layak bertanding dengan gadis ingusan didepannya.
Tapi lagi-lagi ketua Ning melarangnya membalas ucapan Wu Xia yang terdengar sangat pedas itu.
“Dalam pertandingan kali ini, apa keuntungan yang bisa aku dapatkan?”, ucap Ning Cheng berusaha tetap senang dan santai.
Karena sejujurnya, dia sedikit takut jika pertandingan ini benar-benar dilangsungkan dan Wu Xia menang, itu jelas akan menampar wajah mereka dan tak lagi memberi muka.
“Oh, ketua Ning meminta keuntungan dari kami ya setelah mencemoh balai pil kota Nanzi”, ucap Wu Xia dengan senyum merehkan.
“Karena ketua Ning tampaknya memang benar-benar ingin mendapatkan keuntungan maka, saya bisa memberikan semua hasil pil yang ada dalam pertandingan. Silahkan ketua Ning tetapkan pil apa yang ingin kami buat. Jika ketiga pil itu merupakan pil tingkat xuan yang bermutasi, bukankah itu akan memberi keuntungan yang sangat besar bagi balai pil kota Fusheng”.
Melihat bagaimana tenangnya Wu Xia menghadapi Ning Cheng dan seluruh anggota balai pil kota Fusheng yang arogan, hati ketua Hao Fei dan yang lainnya merasa sangat senang.
Bahkan mereka sangat yakin jika Wu Xia mampu mengalahkan penantang dari balai pil kota Fusheng yang angkuh itu.
Ketua Ning mengusap jenggot panjangnya sambil berpikir berapa banyak uang yang akan dia dapatkan jika benar hasil pil tingkat tinggi dalam kompetisi ini dia dapatkan jika berhasil menang.
Apa yang ketua Ning pikirkan juga dipikirkan oleh anggota balai pil kota Fusheng lainnya sehingga mereka pun menetapkan Jie Ling, alkemis tahap xuan akhir yang sebentar lagi akan menerobos tingkat bumi untuk melawan Wu Xia.
Dengan adanya Jie Ling, ketua Ning sangat yakin jika kemenangan sudah pasti ada ditangan balai pil kota Fusheng.
Jiang Guo yang tak dipilih merasa tak terima dan berusaha untuk menginterupsi, “Ketua...”.
Belum sempat ucapannya selesai, ketua Nimg sudah memotong ucapannya. “Kamu tak bisa mengalahkannya. Tapi Jie Ling beda, dia sudah mau menerobos tingkat bumi. Menghadapi tingkat Xuan yang baru saja dinyatakan lulus, peluang kita untuk menang sangat besar”.
Mendengar ucapan ketua Ning, Jing Guo hanya bisa mundur sambil menatap tajam Wu Xia yang balik menatapnya dengan senyum meremehkan.
Ketika Wu Xia berjalan melewati Jiang guo, dia berbisik pelan, “Jenius pil akan menjadi milikku! Seorang sampah, akan selamanya tetap menjadi sampah!”.
Setelah mengatakan hal itu, Wu Xia melangkah pergi dengan hati lega karena berhasil membalaskan sedikit rasa sakit yang Jiang Li alami dimasa lalu.
“Sampah!”, kata-kata Wu Xia itu terus menggema dikepala Jiang Guo!.
Kata“Sampah”berhasil diubah menjadi “Jenius”sejak dia bisa menyingkirkan adik tirinya, anak sah keluarga Jiang. Dan kata ini kembali dia dengar, membuat pembuluh dalam darahnya mendidih seketika.
