Di tengah hiruk pikuk kota modern Silverhaven, Jay Valerius menjalani hidupnya sebagai seorang menantu yang dipandang sebelah mata. Bagi keluarga Tremaine, ia adalah suami tak berguna bagi putri mereka Elara. Seorang pria tanpa pekerjaan dan ambisi yang nasibnya hanya menumpang hidup.
Namun, di balik penampilannya yang biasa, Jay menyimpan rahasia warisan keluarganya yang telah berusia ribuan tahun: Cincin Valerius. Artefak misterius ini bukanlah benda sihir, melainkan sebuah arsip kuno yang memberinya akses instan ke seluruh pengetahuan dan keahlian para leluhurnya mulai dari tabib jenius, ahli strategi perang, hingga pakar keuangan ulung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Menciptakan Hantu
Jay, atau lebih tepatnya 'Dylan Thomas', kini menempati sebuah griya tawang mewah di Beau-Rivage Hotel, dengan pemandangan langsung ke Danau Jenewa dan pegunungan Alpen. Semua fasilitas itu disediakan oleh bank sebagai bagian dari layanan untuk klien VVIP baru mereka. Adeline Moreau, asisten Dubois, telah menginformasikan bahwa transfer dana sebesar 500 juta Euro sedang dalam proses verifikasi akhir dan akan selesai dalam 48 jam.
Bagi orang lain, ini adalah waktu untuk menikmati kemewahan. Bagi Jay, ini adalah waktu untuk melancarkan langkah berikutnya.
Ia berdiri di balkon, merasakan angin dingin pegunungan. Ia tahu ia tidak bisa hanya duduk diam menunggu petunjuk jatuh dari langit. Jika ia ingin tahu bagaimana cara kerja mesin gelap bank ini, ia harus memberinya sebuah masalah untuk dipecahkan. Jadi, ia memutuskan untuk menciptakan masalah itu sendiri.
Ia kembali masuk ke dalam dan melakukan panggilan terenkripsi ke Paman Chen.
"Paman Chen, aku butuh kau menciptakan sesosok hantu," kata Jay.
"Saya mengerti, Tuan Muda. Hantu seperti apa yang Anda inginkan?" jawab Paman Chen, seolah permintaan itu adalah hal yang biasa.
"Aku butuh sebuah serangan siber tingkat tinggi. Targetnya: semua jejak digital dari alias 'Dylan Thomas' dan sejarah kekayaan keluarga Thomas yang tersimpan di server 'Kasir Para Raja'. Buat serangannya terlihat berasal dari sindikat finansial pesaing di Hong Kong. Buat serangannya cukup canggih untuk membuat tim keamanan internal mereka panik dan berkeringat, tapi pada akhirnya, biarkan mereka berhasil mematahkannya. Aku tidak mau mereka berhasil, aku hanya mau mereka tahu bahwa ada yang mencoba."
"Tujuannya adalah untuk mengguncang sarangnya, bukan untuk membakarnya," kata Paman Chen, memahami strategi itu dengan sempurna.
"Tepat," jawab Jay. "Laksanakan."
Beberapa jam kemudian, di sebuah ruang bawah tanah yang dingin di bawah gedung batu tua di Kota Tua Jenewa, sebuah alarm sunyi berbunyi di layar monitor seorang ahli keamanan siber. Garis-garis kode merah yang rumit mulai mengalir, menandakan adanya upaya peretasan yang sangat canggih.
"Ada intrusi!" teriaknya. "Target: data klien baru, 'Thomas'. Asal serangan: server proksi di Hong Kong. Sial, mereka berhasil menembus firewall lapis pertama!"
Tim keamanan siber 'Kasir Para Raja', yang terbaik di dunia, segera bekerja dengan panik untuk menambal celah dan melawan serangan itu. Selama satu jam berikutnya, terjadi pertarungan digital yang sunyi namun brutal. Pada akhirnya, tim keamanan bank berhasil mengusir sang 'hantu' dan mengamankan sistem mereka. Tapi mereka semua basah oleh keringat dingin. Serangan itu nyaris berhasil.
Di kantornya, Jean-Luc Dubois menerima laporan itu dengan wajah mengeras. Privasi dan keamanan adalah produk utama yang ia jual. Kurang dari 48 jam setelah menerima klien baru senilai setengah miliar Euro, klien itu sudah menjadi target serangan siber tingkat tinggi. Ini adalah sebuah penghinaan terhadap banknya.
Tepat saat itu, teleponnya berdering. Resepsionis memberitahunya bahwa 'Mr. Dylan Thomas' meminta pertemuan darurat.
Beberapa saat kemudian, Jay kembali duduk di kursi kulit di hadapan Dubois. Kali ini, auranya bukan lagi aura bosan, melainkan aura dingin yang penuh amarah.
"Monsieur Dubois," kata Jay dengan suara sedingin es. "Reputasi. Itulah satu-satunya alasan saya memilih institusi Anda. Namun tampaknya, reputasi itu sedikit berlebihan. Saya baru saja diberitahu tentang 'insiden keamanan'. Ini tidak bisa diterima."
Dubois mencondongkan tubuhnya ke depan, wajahnya menunjukkan penyesalan yang profesional. "Saya setuju sepenuhnya, Mr. Thomas. Saya minta maaf sebesar-besarnya. Tim kami telah berhasil menahan serangan itu. Data Anda tetap aman."
"Untuk saat ini," potong Jay. "Saya tidak membayar ratusan juta untuk keamanan 'untuk saat ini'. Saya membayar untuk keamanan absolut."
Ia menatap lurus ke mata sang bankir. "Saat pertemuan pertama kita, Anda menyebutkan sebuah layanan... 'Helvetia Concierge'... untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak biasa."
Jay berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya menggantung di udara.
"Saya mau Anda gunakan layanan itu sekarang. Saya mau Anda cari tahu siapa hantu yang mencoba mengintip ke dalam piring saya. Saya mau Anda cari tahu siapa yang mengirim mereka."
Ia mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat, suaranya turun menjadi bisikan yang berbahaya. "Dan saya mau Anda membuat mereka berhenti. Secara permanen."
Permintaan itu jelas. Jay tidak meminta perlindungan. Ia meminta pembalasan. Ia secara resmi mengaktifkan mesin gelap milik bank tersebut.
Wajah Jean-Luc Dubois berubah. Penyesalan profesionalnya hilang, digantikan oleh senyum tipis yang dingin dan penuh pemahaman. Ia seperti seekor hiu yang baru saja mencium bau darah di air. Klien barunya ini bukan sekadar domba kaya yang butuh perlindungan. Dia adalah serigala yang meminta bantuan serigala lain untuk berburu.
"Tentu saja, Mr. Thomas," kata Dubois dengan nada yang memuaskan. "Anggap saja sudah beres."