NovelToon NovelToon
Suami Satpamku Ternyata Miliarder

Suami Satpamku Ternyata Miliarder

Status: tamat
Genre:Romantis / Reinkarnasi / Balas Dendam / CEO / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Ayuna Sekar, gadis yatim piatu yang tulus dan pekerja keras, dikhianati oleh tunangannya sendiri—pria yang selama ini ia biayai hidup dan kuliahnya. Di hari pernikahan yang seharusnya menjadi hari bahagianya, ia justru dipermalukan dan dihina hingga mengalami serangan jantung.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua—kembali tiga hari sebelum hari itu. Kali ini, Ayuna membalikkan takdir. Ia membatalkan pernikahan dan nekat menikahi seorang satpam tampan bernama Arjuna.

Tanpa ia tahu, Arjuna adalah seorang miliarder yang menyamar. Pernikahan sederhana mereka penuh tawa, cinta, dan kejutan. Dan Ayuna akan membuktikan bahwa cinta sejati tak pernah butuh harta... tapi hati yang setia.

Ayo ikuti keseruan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Malam itu, rumah terasa berbeda. Udara seolah lebih lengang, dan setiap sudutnya menyimpan gema kenangan tentang Sekar tawa paginya, suara pintu kamarnya yang khas, dan langkah kecilnya di tangga.

Ayuna duduk di kursi goyang dengan Nayla di pangkuannya. Anak bungsu itu tampak berusaha memahami suasana hati keluarganya. Ia menatap wajah ibunya, lalu bertanya pelan, “Mama sedih, ya, Kak Sekar pergi?”

Ayuna tersenyum lembut, mengusap rambut Nayla. “Mama nggak sedih… cuma kangen. Kadang kangen itu rasanya hangat, karena artinya kita punya seseorang yang kita sayangi.”

Di teras, Nauval masih duduk bersandar di pagar, memandangi jalanan gelap. Arjuna datang membawa dua cangkir teh hangat, lalu menyerahkan salah satunya. “Kakak kamu hebat, Val. Dia berani melangkah. Dan tugas kita adalah selalu jadi tempat dia pulang.”

Nauval mengangguk pelan, matanya menerawang. “Aku cuma takut dia kesepian di sana.”

“Kalau dia ingat kita, dia nggak akan pernah benar-benar kesepian,” jawab Arjuna, menatap langit malam yang penuh bintang.

---

Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa, tapi tetap terasa ada ruang kosong. Ayuna menemukan dirinya sering memeriksa kamar Sekar—bukan untuk memastikan kebersihan, tapi sekadar ingin duduk di sana, menghirup aroma yang masih tertinggal. Nauval mulai sering membantu Ayuna di dapur, sementara Nayla semakin sering bertanya kapan mereka bisa menjenguk Sekar.

Satu sore, telepon rumah berdering. Suara di seberang sana membuat seluruh wajah di ruang tamu bersinar.

“Mama, aku baik-baik saja di sini. Teman-teman baruku baik, dosennya juga ramah,” suara Sekar terdengar ceria, meski samar terdengar rindu di sela kalimatnya.

Ayuna menahan air mata, mencoba terdengar ringan. “Mama senang dengarnya. Makan yang cukup, jangan lupa istirahat, dan… telepon Mama sesering mungkin, ya.”

Arjuna yang duduk di sebelah hanya tersenyum. Ia tahu, bagi Ayuna, menerima bahwa anaknya sedang membangun hidup di luar rumah adalah kebanggaan sekaligus ujian hati.

---

Musim berganti, dan setahun berlalu. Sekar pulang untuk libur semester. Saat mobil yang ia tumpangi berhenti di depan pagar, Nayla langsung berlari keluar sambil berteriak memanggil. Nauval mencoba terlihat santai, tapi tak bisa menyembunyikan senyum lebarnya.

Pelukan di halaman rumah hari itu terasa seperti menghapus jarak setahun penuh. Ayuna memeluk Sekar lama sekali, sedangkan Arjuna menepuk punggung putrinya sambil berkata, “Selamat datang di rumah, Nak.”

Selama beberapa minggu liburan, rumah kembali riuh. Mereka makan malam bersama setiap hari, tertawa hingga larut, dan bercerita tentang kehidupan masing-masing. Sekar bercerita tentang proyek kampusnya, teman-teman barunya, dan rencana masa depannya.

Namun waktu tak pernah berjalan lambat. Liburan berakhir, dan perpisahan kembali harus dijalani. Kali ini, mereka semua lebih siap. Ada keyakinan bahwa jarak bukanlah penghalang, melainkan bagian dari perjalanan.

---

Tahun demi tahun terus bergulir. Nauval tumbuh menjadi remaja yang tinggi dan atletis, Nayla semakin cerdas dan penuh rasa ingin tahu, sementara Sekar semakin dekat dengan impian kariernya. Ayuna dan Arjuna sering duduk berdua di teras pada malam-malam tenang, berbicara tentang masa depan anak-anak mereka.

Suatu malam, ketika bintang-bintang bertaburan, Ayuna berkata, “Dulu aku pikir kebahagiaan itu adalah ketika kita semua selalu bersama di satu rumah. Tapi sekarang aku sadar… kebahagiaan itu adalah melihat mereka terbang tinggi, meski sayapnya membawa mereka jauh dari kita.”

Arjuna mengangguk, matanya menatap langit. “Dan tugas kita adalah memastikan mereka tahu jalan pulang.”

---

Beberapa tahun kemudian, saat Sekar akhirnya lulus kuliah, seluruh keluarga hadir di upacara wisudanya. Ibu Amalia yang kini sudah lebih sering duduk di kursi roda tetap memaksa ikut. “Aku mau lihat cucuku naik panggung. Ini kebahagiaan yang nggak boleh aku lewatkan,” katanya.

Ketika nama Sekar dipanggil, seluruh keluarga berdiri, bertepuk tangan, dan berteriak memanggil namanya. Sekar tersenyum lebar dari atas panggung, matanya mencari wajah orang-orang yang menjadi rumahnya.

Setelah acara, mereka makan bersama di restoran kecil yang hangat. Sekar menatap satu per satu wajah keluarganya, lalu berkata, “Kalau aku bisa berhasil sampai di titik ini… itu karena kalian semua. Terima kasih udah selalu percaya sama aku.”

Ayuna menahan air mata, Arjuna menggenggam tangan putrinya dengan bangga. “Sekarang giliran kamu membangun mimpi yang lebih besar,” katanya.

---

Waktu terus berputar. Nauval masuk universitas, Nayla masuk SMA. Rumah yang dulu penuh tawa anak-anak kini lebih sering sunyi, tapi bagi Ayuna dan Arjuna, sunyi itu bukan kekosongan—melainkan tanda bahwa anak-anak mereka sedang menulis bab mereka sendiri.

Pada suatu sore, mereka duduk di taman rumah sambil menatap pohon mangga yang dulu mereka tanam bersama Sekar, Nauval, dan Nayla. Pohon itu kini tinggi, rimbun, dan berbuah lebat.

“Pohon ini kayak keluarga kita,” kata Ayuna sambil tersenyum. “Dulu kita rawat dari kecil, sekarang dia tumbuh sendiri, tapi tetap akarnya di sini.”

Arjuna mengangguk. “Begitu juga anak-anak. Ke mana pun mereka pergi, akar mereka tetap di rumah ini.”

---

Beberapa tahun kemudian, saat semua anak sudah punya kehidupan masing-masing, mereka pulang untuk sebuah acara sederhana—ulang tahun pernikahan Ayuna dan Arjuna yang ke-30. Ibu Amalia sudah tiada, tapi kenangan dan ajarannya tentang keluarga tetap hidup di hati mereka.

Malam itu, mereka makan bersama di teras belakang. Sekar datang bersama suaminya, Nauval membawa pacarnya, dan Nayla yang kini duduk di bangku kuliah sibuk bercerita tentang proyeknya.

Ayuna menatap semua wajah di meja itu, lalu berkata pelan, “Inilah rumah. Bukan tembok, bukan atap, tapi orang-orang yang duduk di sini.”

Arjuna menggenggam tangan istrinya, menambahkan, “Dan rumah ini akan selalu terbuka, untuk selamanya.”

---

Ketika malam semakin larut dan tawa mulai mereda, mereka duduk dalam keheningan yang nyaman. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma bunga di taman. Di langit, bintang-bintang tampak seperti mata kecil yang ikut tersenyum.

Ayuna menyandarkan kepalanya di bahu Arjuna. Dalam hatinya, ia tahu perjalanan keluarga mereka penuh dengan tantangan, kehilangan, dan perpisahan. Tapi setiap langkah, setiap air mata, dan setiap tawa membentuk cerita yang tak tergantikan.

Dan meski waktu akan terus membawa mereka ke arah yang berbeda, satu hal akan selalu sama: rumah itu, dengan semua cinta dan kenangan, akan selalu menunggu untuk mereka pulang.

Tamat.

---

"Kadang, kebahagiaan tidak selalu datang dari perjalanan yang panjang. Bahkan dalam kisah singkat, kita bisa menemukan makna yang dalam, bahwa cinta, keluarga, dan kebersamaan adalah rumah sejati bagi hati."

---

Terima kasih sebesar-besarnya kepada pembaca setia yang telah mengikuti kisah ini hingga akhir.

Saya menyadari cerita ini tergolong singkat, namun setiap kata kami rangkai dengan sepenuh hati untuk menghadirkan rasa hangat di benak Anda.

Mohon maaf jika alur cerita terasa terlalu cepat atau detailnya belum begitu lengkap.

Semoga kisah sederhana ini tetap bisa memberikan senyum, inspirasi, dan rasa haru di hati Anda.

Salam hangat,

Author 🌷

1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
bagus ceritanya 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
happy ending 👏😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Sekar mulai pisah sama keluarga nya
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
jd punya baby lg
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Sekar dan Nauval the best 👍👍👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
namanya suka gunta ganti
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Sekar bakal punya adik
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
lucunya Sekar
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ternyata oh ternyata
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
siapa cewek yg mau ngerusak kabahagiannya Ayuna
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
sweet nya 😍😍
Dewiendahsetiowati
terima kasih untuk ceritanya dan ditunggu karya selanjutnya thor
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
bknnya Ayuna lg hamil besar ya kok blm lahir" sih 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
akhirnya Anton kena karma jg
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
semuanya terbongkar sampe akar"nya 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Anton gak th diri bnget pengen hidup enak tp pake harta orang 😤😤
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Revan pasti nyesel dah jahat sama Ayuna kl th Ayuna itu sultan 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
masa Maria gak th wajah Amelia istrinya Johan sih 😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ternyata Ayuna sultan ☺️☺️
Supryatin 123
terima kasih Thor sudah menyuguhkan karya yg sangat menarik meskipun singkat n padat.next cerita selanjutnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!