gimana pertemuan bad boy sama bad gril apakah mereka akan melakukan hal hal aneh... ikuti kisah yang ada di sini... wkwkw
warning haha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Ares meninggalkan lona sendiri di dalam ruangannya, karena dia harus melakukan meeting dengan klien.
Huff...lona sudah berkali-kali menghela nafas nya, merasa bosan.
"Kalau gini ceritanya, lebih baik gue kerumah alluna aja".
lona menyandarkan punggungnya ke kursi besar ares, dia dari tadi memang berpindah-pindah tempat, untuk menghilangkan sedikit rasa bosannya.
CKLEK...
Ares masuk ruangannya.
"Lona kemana?" Ares mengernyitkan dahinya, karena tidak melihat lona diruangan nya, tapi tas gadis itu masih berada di mejanya.
"Lona" panggil ares.
Lona membalikkan kursi ares, yang memang dia hadapkan membelakangi pintu tadi, memperlihatkan dirinya dengan raut wajah bosannya.
Huff ....ares menghela nafas lega.
" Bikin kaget aja,gue kira lo kemana" ucapa ares mendekati lona.
nya "Gue bosan, banget" ucap lona menegaskan kata banget.
Ares tersenyum, mengangkat lona dan mendudukkan dirinya di kursinya, dengan lona yang dia taruh di pangkuannya.
" Bosan" ulang lona.
"Terus mau gimana? Gue masih harus disini" ucap ares.
"Ck,yaudah gue ke rumah alluna ya?" Izin lona penuh harap.
"No,lo disini aja" ucapa ares tegas.
Lona memanyunkan bibirnya kesal, dia itu merasa sangat.
bosan, sudah dua hari dia tidak hangaout, dan hanya terjebak dengan ares saja, dia ingin keluar bebas seperti dulu, ya walaupun penuh dengan omelan kedua orangtuanya.
"Nggak perlu kaya gitu bibirnya" ucap ares meraup bibir lona dengan tangannya.
" Ck,lo nyebelin" ucap lona menyilangkan tangannya di dada.
" Emm,nanti ada pasar malam, mau kesana?" Tanya ares.
"Mau" ucap lona semangat.
"Tapi kalau kerjaan gue selesai" ucap ares, dengan nada penuh arti.
"Yaudah selesain cepet dong" ucap lona.
"Ya, lo nggak liat tu berkas numpak " ucap ares menunjuk.
ke mejanya yang terdapat tumpukan berkas-berkas yang harus di periksa ares, dan harus ditandatangani segera.
Lona menaikkan satu alisnya, sebagai isyarat, terus apa urusannya sama gue, gitulah kurang lebih ungkapan isyarat lona.
"Ya lo bantuin dong" ucapa ares, menyandarkan punggungnya, membiarkan lona bebas di pangkuannya.
Lona memperbaiki duduknya, dia berpegangan pada lengan ares yang berada di kursi.
"Oke,gue bantu" ucap lona, dia tidak mau acara pasar malamnya gagal, hanya karena setumpuk berkas tidak berguna, eh berguna kan ngasilin duwit.
mau "Bagus" ucapa ares tersenyum senang, ini lah yang dia.
"Jadi gue harus apa?" Tanya lona.
"Lo cek berkas, gue tanda tangan" ucapa ares.
" Emang lo percaya sama gue?" Ucap lona menunjuk pada dirinya sendiri, sebenarnya ilmu perbisnisan lona tidak nol, dia sudah diajarkan perbisnisan dari remaja, hanya saja ini bukan perusahaan nya, kalau ada yang salah, ya repot, apalagi ares menyuruhnya untuk memeriksa.
"Percaya" ucapa ares ragu, dia menjadi sedikit ragu sekarang, mengingat segila apa calon istrinya ini.
"Kan ragu, kan lo" ucap lona menangkap keraguan ares.
"Yaudah, lo periksa berkas proyek kecil-kecil aja,bisa kan kalau gitu?" Tanya ares, dia nyakin lona pasti bisa jika hanya proyek kecil, lagi pula ares nyakin lona paham dengan dunia per bisnisan, pasti om carlos sudah memberikan lona bekal ilmu bisnis, mengingat lona juga anak tunggal sama dengannya.
"Oke" ucap lona ingin turun, tapi ditahan ares.
"Nggak mau gerak bentar?" Tanya ares.
"Emm, enggak" ucap lona.
"Kejam lo" ucap ares dramatis " emang nggak kerasa?" Tanya ares.
"Kerasa sih, udah naik" ucap lona, menaikkan jarinya ke atas "tapi emm biarin aja" ucap lona, mengidikkan bahunya.
"Ck, dasar" decik ares.
"Lagian baperan banget konti lo" ucap lona.
"Heh,jangan sebut punya gue kaya gitu" ucap ares konti-konti apaan, jelek banget" gerutu ares.
"Terus gue harus nyebut gimana dong, langsung Kon-"ares membekap mulut lona sebelum gadis itu menyelesaikan ucapannya.
"Lo boleh nyebut punya gue secara langsung kalau kita udah nikah, dan punya gue udah bisa ngerasain punya lo"ucap ares.
"Emm".
"Lo sebut gimana gitu sekarang, terserah, tapi jangan konti" ucapa ares, entah mengapa dia tidak menyukai sebutan itu.
"Ck,ya terserah gue dong, mau nyebut gimana" ucap lona.
"Ya nggak bisa, itu kan punya gue" ucap ares.
"Oo gitu" ucap lona menyipitkan matanya.
"Udah deh ett, diem mending kerja" ucap ares menghentikan pembahasan miliknya, bisa-bisa tambah meronta miliknya entar.
"Ett? Ett siapa?" Tanya lona.
"Lo ett" tunjuk ares.
" Gue?" Tunjuk lona pada dirinya sendiri.
"Nama lo kan BELLONA MARLEY BARRETT" ucap ares, menegaskan nama lona.
"Terus?" Tanya lona belum mengerti.
"BARRETT, ett" ucap ares, memberikan pemahaman kepada otak mungil lona.
" Anjing,jangan gitu dong panggilannya" ucap lona protes.
" Itu nama panggilan sayang" ucapa ares.
" Yang lain dong masa ett" ucap lona masih tidak terima.
nama panggilan dari ares, walaupun masih berasal dari namanya sendiri.
"Udah ett paling bagus" ucap ares.
" Ihhhh nggak mau aress" ucap lona merengek.
"Lo mau bantah gue, nggak jadi ke pasar malam lo nanti" ucap ares memberikan ancaman, yang langsung membuat lona terdiam.
Hufff ....lona menarik nafas sangat panjang, sampai panyudaranya mengudara.
Ares terasa ingin melahap panyudara lona, tapi dia menahannya, bahkan dia sudah menjilat bibirnya.
Plak...lona menampar pipi ares, dan sepertinya sangat keras.
"Cok, sakit bego" ucap ares mengusap pipinya .
" Mata lo liat apa ha" ucap lona galak.
"Kan cuma liat, belum gue remes" ucap ares gamblang.
" Lo kalau liat begini aja sange, apalagi liat cewek-cewek yang lebih gede dari punya gue" ucap lona memegang punyanya sendiri "jangan-jangan lo sering kaya gini ke cewek lain ya" tuding lona.
"Enak aja enggak ya, gue gini juga cuma sama lo" ucap ares, menolak tuduhan lona, untuk merasa terangsang sama cewek aja dia susah,cuma sama lona libidonya selalu naik.
"Yang kemarin?" ucap lona menatap ares selidik.
Ctak...lona ares menyentil dahi lona.
"Aw..." Lona mengusap dahi cantiknya.
" Itu pertama kali" ucap ares.
"Wait, kita sama-sama masih pemula?" Tanya lona menaikkan satu alisnya.
" lya" ucap ares mengangguk.
"Anjir,pro banget" ucap lona memberikan pujian, entah pada dirinya sendiri atau ares.
"Lo atau gue?" Tanya ares.
"Kita dong sayang, lo nggak inget kemarin gue juga bisa bikin lo teriak-teriak keenakan" ucap lona mengalungkan tangannya ke leher ares.
Ares mencibikkan bibirnya " ya iya sih, tapi lo masih perlu belajar lagi" ucapa ares.
"Ajarin dong" ucap lona, menggoda ares.
"Nanti malamnya gue ajarin, mau sekalian dengan gaya nya, buat pelepasan keperawanan dan kepejakaan" ucap ares, juga ikut menggoda.
" Emm tahan dulu ya soal gaya, soalnya gue nggak nyakin lo tahan" ucap lona, berbisik di akhir katanya.
"Tinggal masukin kalau nggak tahan " ucap ares tersenyum nakal.
"Babi lo" ucap lona.
"Udahlah, ni kerjain" ucap ares, memberikan beberapa tumpuk berkas untuk lona.
"Hm" lona menerima berkas itu, dia turun dari pangkuan ares, beralih duduk di sofa saja, pada akhirnya mereka bekerja sama mengerjakan berkas-berkas itu, lebih tepatnya lona terpaksa kalau tidak mau acara pasar malamnya Gatot.