NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Menjadi Istri Sang Kapten

Reinkarnasi Menjadi Istri Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Raja Tentara/Dewa Perang / Dijodohkan Orang Tua / Pernikahan rahasia
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aira azahra

Wulan masih tidak percaya bahwa dia telah reinkarnasi ke dalam tubuh seorang perempuan yang cantik namun tidak bahagia. Dia adalah istri dari kapten yang tampan dan berkuasa, namun dingin dan tidak peduli dengan istrinya.

Wulan mempunyai janji dengan jiwa aslinya, yaitu mengubah takdir hidup sang kapten agar jatuh cinta dengan tubuh istrinya yang bermana Livia. Tapi bagaimana caranya? Kapten tersebut sangat dingin dan tidak peduli dengan istri.
.
Namun, semakin Wulan mencoba untuk mendekati sang kapten, semakin dia menyadari bahwa kapten tersebut memiliki luka yang dalam dan tidak mudah untuk diobati.

Wulan harus mencari cara untuk menyembuhkan luka tersebut agar sang kapten dapat membuka hatinya dan jatuh cinta dengan Livia.

Bagaimana kelanjutan cerita Wulan? Apakah dia berhasil mengubah takdir hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 29

Zyan merasa seperti ditampar oleh rasa malu saat berdiri di antara teman-temannya. Pikiran tentang perlombaan yang baru saja berlangsung menguasai benaknya. Tidak ada pemenang, tidak ada yang kalah, hanya kerumunan wajah tegang yang tak puas. Seharusnya ada kegembiraan, atau setidaknya semangat kompetitif. Tapi apa ini? Hanya perdebatan yang terasa tidak berujung. Kevin mencoba mencairkan suasana, menepuk pundak teman-teman dengan ringan.

"Tidak ada yang menang kali ini, Zyan. Namanya juga perlombaan, menang dan kalah itu hal biasa." Kevin menghela napas panjang, merasa tidak yakin dengan pembelaannya. Tapi sebelum ia sempat menjawab, Zira menyela dengan ketus.

"Kalian kenapa sih? Biasanya satu atau dua orang menang lomba. Tapi sekarang? Ini benar-benar memalukan." Perkataan Zira menusuk telinga, membuatnya semakin tak nyaman.

Tapi sebelum ada yang sempat merespon, Livia, seseorang yang belum lama bergabung dengan mereka, mencoba berbicara, suaranya lembut namun tegas. "Ayolah, jangan menyalahkan mereka semua. Dalam permainan pasti ada yang kalah. Jangan saling menyudutkan."

Kevin bisa melihat wajah Zira mengeras, matanya memancarkan amarah yang tidak lagi disembunyikan. Ia memandang ke arah Livia dengan tajam, seakan kata-kata yang baru saja Livia ucapkan menyalakan bara dalam dirinya. "Kamu diam saja! Kami sudah lama saling kenal di sini, sementara kamu baru bergabung dengan klub motor ini. Jadi jangan sok-sokan peduli, atau apa pun itu. Apa kamu pikir kami tidak membutuhkan uang?"

Hati Zira terasa terjepit, antara kesal terhadap Livia yang mungkin tidak mengerti kompleksitas kelompok mereka, dan rasa bersalah terhadap Livia yang semakin terbakar amarahnya.

Mereka tak bisa memutuskan harus berpihak kepada siapa. Jalan satu-satunya hanya diam, merasakan sejumput kebingungan dan rasa malu terus menggerogoti pikiran masing-masing. Tapi satu hal yang pasti, suasana ini jauh dari yang diharapkan.

"Kita bisa mendapatkan uang dengan cara lain," Mega membuka percakapan dengan nada penuh tekad. "Aku mungkin harus kurang aktif di klub motor untuk sementara waktu. Ada pekerjaan yang nyata dan aman yang harus aku prioritaskan."

"Iya, aku juga," sahut Lerry dengan tenang, meski raut wajahnya sedikit menunduk. "Kebetulan aku diterima kerja di perusahaan keluarga. Sudah waktunya aku lebih banyak memikirkan tanggung jawab itu."

Kevin yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara sambil menghembuskan napas berat. "Aku pun harus mengambil jarak, teman-teman. Aku sudah banyak mengecewakan kalian di sini. Lagipula ... belakangan ini, aku sibuk membantu usaha orang tuaku."

Mendengar hal itu, Zira langsung terkesiap. Matanya membulat, hampir tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja keluar dari mulut mereka. "Astaga! Kalian kenapa sih?" Nada suaranya terdengar sedikit getir, mencerminkan kekecewaannya. "Memang, kita sempat kecewa satu sama lain, tapi itu bukan alasan untuk menghindari klub motor. Kita kan sudah sepakat, kita harus berjuang bersama-sama."

Zyan, yang sedari tadi hanya memperhatikan, akhirnya menyela. Matanya menatap tajam ke arah Mega, Lerry, dan Kevin secara bergantian. "Maksudnya apa? Kalian serius mau keluar dari klub motor? Coba jelasin." Keheningan sempat menyelimuti mereka, hingga salah satu di antara mereka akhirnya menghela napas panjang dan mengutarakan apa yang sulit untuk diucapkan.

"Sepertinya ... iya. Aku mau keluar dari klub ini." Suaranya terdengar berat, seperti membawa beban yang sulit ia lepaskan. "Aku merasa tidak berguna di klub ini. Selain itu, aku merasa usia tidak lagi memihak kita. Sudah waktunya aku menata masa depan. Kita butuh pekerjaan nyata, sesuatu yang bisa menjamin hidup."

Mendengar hal itu, Zira dan Zyan terdiam. Mereka saling bertukar pandang, bingung, marah, sekaligus sedih. Tapi di dalam hati mereka, masing-masing mulai mempertanyakan arti dari klub motor ini. Apakah hanya kebersamaan, atau ada hal yang lebih dari sekadar itu? `

"Kita bisa berkumpul seperti biasa di waktu senggang, saat tidak sibuk," kata Livia dengan suara tenang namun penuh makna, mencoba memancing refleksi dari mereka. "Klub motor ini tidak akan bubar kalau kita saling memahami satu sama lain. Masing-masing dari kita punya pekerjaan, punya kebutuhan yang harus dipenuhi. Sedangkan balap liar itu, hasilnya tidak seberapa, apalagi setelah dibagi-bagi. Bukankah lebih baik kita jadikan ini sebagai kesenangan semata, bukan prioritas utama? Kita semua sudah bertambah tua, seharusnya bisa lebih memikirkan mana yang baik dan mana yang tidak."

Zira merasa dadanya mulai memanas mendengar kata-kata Livia. Hatinya seolah penuh kebanggaan yang sok moralistik—seolah Livia lebih bijaksana daripada mereka semua. Sorot matanya terarah pada Zyan, yang hanya diam tanpa banyak komentar.

Zyan tahu betul ada sesuatu di balik keheningannya; mungkin utang yang membuatnya merasa sungkan pada Livia. Tapi baginya, sika tidak membantu sama sekali—diam bukan berarti netral, justru semakin menguatkan posisi Livia.

Saat Livia melanjutkan, nada bicaranya seolah penuh taktik. "Kalau begitu ... bagaimana kalau kita makan bersama di restoran? Tenang saja, aku yang traktir kalian semua. Ayo, jangan sedih lagi." Kata-katanya terdengar hangat, tetapi Zira tahu apa yang sedang ia lakukan. Ia sengaja mengulur tali simpati dari satu orang ke orang lainnya, seolah ingin memenangkan hati mereka semua, terutama yang mulai lemah dan terpengaruh.

Zira mendesah pelan, kemarahan dan kebenciannya pada Livia bergejolak, meski berusaha ditahan. Ada sesuatu yang membuatku muak—cara dia berbicara, cara Livia menciptakan opini di antara mereka, dan cara bermain dengan statusnya. "Apakah ini hanya permainan baginya untuk membuat semua orang tunduk padanya? Hatinya membara, tetapi di saat yang sama sadar bahwa setiap langkahnya selalu diiringi senyuman, dan itu membuat posisi semakin sulit.

*********

Livia menatap mereka semua menikmati makanan yang dipesan sesuka hati, inilah yang diinginkannya. Di mana klub motor bubar nanti, bahkan mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Disitulah melihat Zyan gagal membangun klub motornya.

Zyan mengikuti mereka makan di restoran ini, sebab tidak bisa makan enak karena uang tidak ada. Tidak peduli dengan kekasihnya itu, dengan raut wajah masam.

Selesai makan bersama-sama, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Namun, Zyan dan Zira mampir ke taman bunga. Jelas membicarakan klub motor diambang bubar, di mana anggotanya sibuk dengan pekerjaan.

"Kamu kenapa diam mendengar ucapan Livia, Zyan? Wanita itu, menginginkan klub motor kita tidak aktif." Zira menatap wajah kekasihnya.

Zyan menghembuskan napas beratnya, "Ak-aku mau berbicara bagaimana lagi? Apa yang dikatakan Livia memang benar, di tambah aku punya utang senilai lima juta dengannya. Jadi aku mengambil jalan yang aman."

Zira cemberut mendengarnya. "Sekarang Livia seperti ketua di klub kita, mendingan kamu tidak perlu bayar uang pinjamanmu kepadanya. Lagian tidak bukti sama sekali, iyakan?"

Zyan menggeleng kepalanya. "Salah, aku sudah mendatangani surat perjanjian itu. Tapi kenapa Kevin baik-baik saja? Seharusnya menjadi kacau, di mana usaha orang tuanya difitnah preman itu."

"Jangan-jangan kamu dibodohi para preman itu, Zyan? Takutnya mereka tidak melaksankan tugasmu, tapi mengambil bayarannya. Mereka sudah menipumu!" Zira menatap wajah kekasihnya, pasti ada sesuatu yang tidak beres.

"Ayo, kita ke tempat para preman itu. Awas saja, kalau mereka berbohong denganku ini. Tidak segan-segan melaporkan mereka," kata Zyan menggeretakan giginya.

Zyan dan Zira meninggalkan taman. Mereka segera mencari para preman itu, meminta penjelasan mereka semua.

1
Yuliana Tunru
mmg lebih baik.hidupntenang ya dara bekerja dan menghidupi siri sendiri nikmati keserakahan dan kejahatan mu rekha toh kau cuma benalu skrg sok baik padahal pusing..kalah z trs kevin biar zyan tak bisa lg byk tingkah
Yuliana Tunru
bagus livia biar zayn kapok nipu2 orang lg jgn dikasih celah ya
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Dewi Sri
Typonya sangat bertebaran
Mawar Hitam: makasih komen kak, jadi aku perbaiki
total 1 replies
Dewi Sri
Pantas saja jarang yg koment atau suka novel ini, nama nama pemeran nya sering gonta ganti dan salah dlm penulisan.... perbaiki lagi thor
Dewi Sri
ceritanya lumayan bagus tp sepi komentar...tetap semangat ya othor, sy baru nemu cerita ini
Yuliana Tunru
swmua jd aneh saat kubia berubah mertua x jg ikut takut klo livia danbalex cerai pdhl alex cuek bgt eh malah MP ..up lg lah thorr penasaran
Yuliana Tunru
ayo alex jika mmg livia cintamu pertahankan krn samoe bab ini blm jelaa apakahvalex dan mm x mmg benar2 menganggap livia istri dan menatu yg berharga
Mawar Hitam: pengen tabok yakan kak
total 1 replies
Yuliana Tunru
good livia basmi semua penghianant dan orang2 yg penuh.dusta kyat demi hidupmu hg mama mu
Mawar Hitam: sabarr kak 🤣
total 1 replies
Yuliana Tunru
smoga livia yg baru lbh tangguh tak.mudah di tindas tak bodoh lupakan obsesi suami yg tak pernah mengagapmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!