Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"Emma! " Panggil seseorang membuat langkah kaki Emma terhenti.
Emma berbalik lalu menatap orang yang memanggil namanya, dan ternyata dia adalah Alkairo
"Mau kemana? " Tanya Alkairo berbasa basi
Sedikit kaku memang, karena selama ini Alkairo tidak pernah dekat dengan perempuan manapun, jangan kan untuk dekat, masuk sekolah saja ia jarang. Akan tetapi semenjak tekadnya ingin mendekati Emma membuat Alkairo berubah dan menjadi rajin pergi sekolah.
"Pergi " Ucap Emma singkat
"Pergi? Mau pergi kemana? Gue anter, " Ujar Alkairo
Emma menggeleng pertanda ia tidak setuju. "Gue bisa sendiri, "
"Nggak papa, lagian udah pulang sekolah juga. Jadi ayo gue anter, " Ucap Alkairo yang terlihat memaksa
Emma memutar matanya dengan malas, "nggak perlu! " Setelah berkata seperti itu Emma langsung melangkahan kakinya menuju parkiran dimana motor nya berada
Brum!
Brum!
Brum!
Aniq, Raden, archio dan samudra yang melihat kejadian itu sedari tadi tertawa pelan. Ini adalah hal langka yang terjadi, sayangnya mereka lupa untuk mem videokan kejadian yang sudah terjadi beberapa saat itu.
Hal yang langka terjadi, dimana seorang Alkairo ditolak mentah mentah oleh seorang wanita, jadi mereka sedikit menyesal
Alkairo menatap tajam semua temannya, seketika membuat mereka kembali mendatarkan wajahnya dengan kompak.
"Cabut! " Alkairo berjalan lebih dulu menuju motornya dan para teman teman nya pun menyusul
Di sela langkah kaki mereka Raden masih sempat ber celetuk "ditolak nggak tuh. Coba kalau cewe lain yang digituin sama bos, udah pasti gercep itu mah. " Kata Raden membuat para teman teman nya tertawa.
***
Di lain tempat Emma saat ini tengah menatap gedung yang begitu menjulang tinggi dengan nama E'A Grup diatas nya.
Dengan pakaian yang masih menggunakan seragam sekolah, Emma di hampiri oleh satpam yang menjaga gerbang.
"Permisi nona, ingin bertemu siapa? " Tanya satpam itu ramah
Emma terdiam dengan pikiran bingung. "Hmm, saya ingin bertemu kak Kanaya. Beliau yang menyuruh saya datang kemari. " Jawab Emma setelah terdiam beberapa saat
"Oh non Kanaya, mari masuk nona. " Kata satpam itu seraya mengangguk
Emma menancapkan gas motornya dengan pelan memasuki halaman parkir. Ia turun dan masuk kedalam.
"Permisi, ada yang bisa saya bantu? " Tanya resepsionis itu ramah
"Saya ingin bertemu dengan kak Kanaya, " Jawab Emma
"Oh silahkan lewat didepan sana, anda bisa menggunakan lift khusus untuk keruangan nya langsung. " Kata resepsionis itu menunjukkan salah satu lift disana.
Emma mengangguk mengerti dan melangkah kan kakinya "Terima kasih, "
Sepanjang perjalanan menuju lift banyak para karyawan yang berpapasan dengannya semua mengangguk dan tersenyum ramah pada Emma. Sedangkan Emma hanya tersenyum tipis menanggapi.
Ting!
Pintu lift terbuka Emma masuk menekan tombol menuju tempat Kanaya berada, ia hanya sendiri didalam lift itu "semua karyawan nya ramah, bahkan mereka tak segan untuk menyapa terlebih dahulu. Tapi apa mereka nggak kenal gue. " Tanya Emma pada dirinya sendiri
Bukankah perusahaan ini miliknya? Tapi kenapa tak satupun dari mereka yang mengenalinya? Batin Emma bertanya tanya
Ting!
Lift kembali berdenting Emma pun segera keluar dari sana,
Ceklek!
"Bisakah ketika masuk ketuk pintu terlebih dahulu, eh! Gue kira siapa tadi hehe, " Ucap Kanaya cengengesan
"Sok menjadi orang sibuk! Padahal kerjanya hanya rebahan dan main hp saja. " Sindir Emma membuat Kanaya tersenyum
"Ya elah! Baru juga bentar, lagian tadi itu gue beneran sibuk. Ya kali gue makan gaji buta. " Balas Kanaya bangkit dari rebahan nya.
"Btw tumben nggak pakai topeng? " Tanya Kanaya menatap heran kearah Emma
Alis Emma berkerut "maksudnya? " Tanya nya tak paham
Kanaya menepuk jidatnya ia lupa jika Emma saat ini tengah mengalami amnesia jadi wajar saja jika Emma tak mengerti apa yang ia maksudkan.
"Ah, aku lupa jika kau saat ini tengah amnesia, biasanya kau selalu menggunakan topeng ketika datang kemari. Jadi melihatmu datang tanpa topeng membuatku sedikit lupa. " Ucap Kanaya membuat Emma mengerti sekarang
"Biasanya aku selalu menggunakan topeng? Agar apa? " Ucap Emma memastikan
Kanaya pun menjelaskan nya dengan malas. "Biar nggak ada yang tahu gimana muka asli kau lah Emma! Astaga! Kau sendiri yang mengatakan hal itu padaku waktu itu, kau tak ingin ada seorang pun yang tahu wajah aslimu. Itu sebabnya ketika kau datang ke kantor kau selalu menggunakan topeng. " Jawabnya
Emma mengangguk. 'Pantas saja para karyawan disini tak ada yang mengenalinya. Terkecuali ketika ia memakai topeng barulah. 'Batin Emma paham
"Lain kali aku akan menggunakan topeng ku. " Kata Emma membuat Kanaya mendelik..
"Tidak lain kali Emma, tapi sekarang. Apa kau lupa kita harus bertemu client hari ini? " Tanya Kanaya
"Oh apakah bertemu client juga menggunakan topeng? " Balas Emma dan Kanaya mengangguk
"Ya, setiap kali kita bertemu client, kau selalu menggunakan topeng mu itu. Dan sekarang cepatlah ganti baju sekolah kau itu dengan pakaian yang lebih formal. Aku sudah menyiapkan semuanya, cepatlah kita tidak punya banyak waktu. " Ucap Kanaya mendorong tubuh kecil Emma ke kamar yang sudah tersedia diruangan tersebut.
Emma hanya menurut saja dengan tingkah laku Kanaya. Entah kenapa Emma merasa nyaman berada di dekat Kanaya, padahal ia (Hanna) adalah tipekal orang yang susah untuk bergaul, akan tetapi bersama Kanaya yang baru pertama kali bertemu ia sudah merasakan begitu nyaman. Mungkin ini itu semua karena tubuh yang ia tempati saat ini.
***
Caffe In
"Ck! Kenapa lama sekali, matteo? " Decak Alrescha mulai malas.
Sudah hampir satu jam ia menunggu dicaffe itu akan tetapi orang yang ditunggu tunggu justru tak kunjung datang. Jika bukan karena ini tander yang besar mana sudi seorang CEO ternama seperti nya rela menunggu selama ini.
Matteo yang berada disamping Alrescha hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Bukan mereka yang salah tuan! Tapi anda sendiri yang salah, sudah jelas kita temu janji sore, tapi anda justru datang di siang hari seperti ini. " Kata Matteo yang membuat Alrescha menatap nya tajam
"Maaf tuan, " Kata Matteo menunduk
Alrescha hanya menatap nya sekilas lalu fokus pada ponselnya. Apa yang dikatakan oleh Matteo memang benar mengingat kemarin tidak jadi bertemu dan digantikan dengan hari ini.
Seharusnya mereka bertemu sore hari, tapi ntah kenapa Alrescha justru mendesak Matteo agar segera pergi secepatnya. Dan akhirnya sekarang apa? Mereka sudah lama menunggu di sana dengan jenuh itu semua karena Alrescha yang tidak sabaran.
Beberapa menit kemudian
Emma sudah tiba di salah satu caffe bersama Kanaya, dengan segera mereka disambut dan diarahkan keruangan VVIP yang telah dipesan terlebih dahulu oleh Matteo.
"Maaf sudah menunggu lama, tadi sedikit ada kendala dijalan. " Sapa Kanaya membuat kedua pria yang sedari tadi menunduk
Keduanya mendongak ketika indra pendengaran mereka menangkap suara wanita.
Deg!
Alrescha termangu melihat perempuan yang menggunakan topeng itu, sedetik kemudian ia tersenyum tipis. Sedangkan Emma juga melakukan hal sama, ternyata client yang dimaksud oleh Kanaya adalah Alrescha dan Matteo
Alrescha bangkit dari duduknya lalu mengangguk. "Tidak masalah, kami disini juga baru tiba. " Jawab Alrescha tapi dengan mata yang tertuju oleh Emma
"Tuan, "
"Aww! " Ringis Matteo ketika kakinya diinjak oleh Alrescha
"Silahkan duduk. " Alrescha mempersilahkan kedua wanita itu untuk duduk. Tak ada salaman pada umumnya ketika baru pertama kali bertemu, itu karena Kanaya paham jika Alrescha memiliki penyakit yang entah apa namanya Kanaya juga bingung, jadi ia memaklumi hal tersebut
"Terima kasih tuan, lalu bagaimana selanjutnya. " Tanya Kanaya sopan
"Matteo jelaskan. " Pintar Alrescha kepada Matteo
"Baik tuan, " Matteo membuka tab miliknya lalu menujukan gambar kepada kedua wanita cantik itu
"Ini adalah gambar yang saya ambil beberapa hari yang lalu, disini semuanya lancar hanya saja karena sempat terjadi penundaan pada waktu itu membuat beberapa bahan menjadi lapuk dan berkarat. Jadi maksud saya, ini semua harus diganti dengan yang baru dan membuat beberapa barang yang sudah tidak layak pakai. Karena terjadi penundaan itu berada dari pihak E'A grup, maka kalian lah yang harus mengganti kerugian yang sudah terjadi. Kami tidak memaksa jika kalian bersedia maka kerja sama ini akan kita lanjut kan, tapi apabila kalian tidak bersedia kerja sama ini akan kami batalkan saja. "Jelas Matteo panjang lebar kepada kedua wanita itu
" Bisa saya melihat berapa yang harus tim saya ganti? "Tanya Emma membuka suara
Matteo dengan senang hati menunjukkan nya, Emma dengan teliti memeriksa nya dan langsung paham dengan masalah yang terjadi. " Baiklah, nominal itu tidak lah besar, karena ini kesalahan dari tim saya, maka saya akan bersedia menggantikan kerugian nya, dan memasukkan barang baru tanpa perlu dibayar lagi. "Kata Emma membuat Kanaya menoleh padanya
" Tapi bos, kenapa harus memasukkan barang baru lagi terlebih tidak dibayar sama sekali? Bukankah mengganti kerugian yang ada itu sudah cukup? "Kata Kanaya terlihat tidak setuju
" Kak, aku tahu apa yang kau takutkan. Tapi aku juga paham apa yang akan aku lakukan, aku tidak mungkin mengatakan hal itu jika tidak berpikir dahulu kedepan nya bagaimana. Kau tak perlu cemas, "kata Emma membuat Kanaya diam
Alrescha yang sedari tadi diam menyimak pun tersenyum dengan kebijakan Emma. Sungguh wanita yang pintar dan cerdas pikir Alrescha.
" Baiklah jika begitu keputusan nya, berarti tidak perlu ada yang dibahas lagi. Bagaimana kalau kita berbicara santai sembari menikmati makan dan minuman yang sudah disajikan? "Kata Alrescha membuka suara
Mereka semua pun menurut dan memakan hidangan yang memang sudah tersaji disana, mereka gabung di satu meja yang sama dan berbincang santai dengan Alrescha yang hanya menimpali sesekali sambil terus menatap Emma.
Alrescha tahu betul jika wanita itu adalah Emma, karena terlihat dengan jelas bola mata yang begitu Alrescha kenali. Meskipun Emma menggunakan topeng tapi Alrescha tetap mengenali wajahnya.
Alrescha sungguh dibuat terkejut ternyata orang yang mempunyai E'A grup adalah Emma sendiri. Ini adalah kali pertama ia bertemu dengan Emma yang sebagai pemilik E'A grup. Orang lain mungkin tidak mengenali siapa sosok wanita dibalik topeng itu, tapi Alrescha justru dengan mudah mengenali nya
Selama ini ia hanya menyerahkan tugasnya kepada Matteo dan ia hanya Terima beres saja. Emma yang memang memiliki kepekaan yang tajam memandang Alrescha yang juga menatap nya sembari tersenyum tipis. Tak ada yang menyadari jika Alrescha tengah tersenyum karena senyum itu begitu tipis, tapi Emma sadar karena ia memiliki mata yang tajam
Emma menaikan sebelah alisnya seolah berkata 'kenapa menatap ku? '
Dan Alrescha pun ikut menaikan alisnya seolah menjawab 'aku tahu jika itu adalah kau, '
Seolah paham Emma menatap Alrescha datar, dan lanjut memakan makanan miliknya kembali