Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Sementara Yesha dan Yudha yang masih bercumbu di atas ranjang mereka masih bergulat dan sangat menikmati terlebih Yudha. Ia memanfaatkan waktu sebaik mungkin,peluh kedua nya sudah menetes di seprai. Udara di sana semakin panas walau AC menyala.
Beberapa kali Yesha mengingatkan untuk Yudha tidak meminum asi milik Nindya,cairan berwarna putih itu sering keluar sendiri saat Yesha terangsang.
Cukup lama kedua nya melakukan pemanasan,Yudha mulai meraba memasuki kain segitiga berwarna biru menyala milik Yesha. Seketika Yesha menggigit bibir bawah,ia merasakan sesuatu masuk ke dalam.
"Yudha...".
"Aku disini". Jawab Yudha di telinga istrinya. Yesha menoleh pada Nindya yang masih terlelap tidur,tangan nya mulai mencengkram apapun di dekat nya saat jemari Yudha memasukan jari nya ke sana.
Merasakan sudah basah di bawah sana,Yudha menyusuri tubuh Yesha dari mencium bibir hingga sampai di depan liang kenikmatan,membuka nya lebar mencondongkan wajahnya di sana. Mata Yesha terpejam,ia sangat menikmati permainan suami nya.
Tak tahan dengan yang dilakukan nya sendiri,Yudha mulai melepas kain terakhir yang menempel di dirinya dan dengan cepat terlepas.
"Aku masuk!". Ijinnya pada Yesha,tanpa menunggu jawaban lagi,Yudha mengarahkan milik nya yang sudah keras dan menegang.
Padahal sudah meminta ijin dan tepat berada di depan milik Yesha,namun Yudha malah meraih tangan Yesha untuk menyentuh milik nya.
Detik kemudian ia melesakan milik nya hingga dalam,Yesha merasa melayang di udara,ia bahkan memegang kain hingga lepas dari pembatas,dari awal yang lembut hingga suami nya mempercepat permainan,tanpa sadar Yesha mengeluarkan suara,ia pun langsung menutup mulut nya sendiri,Yudha yang tahu itu hanya tersenyum.
"Kau bisa membangun kan Nindya sayang".
Ucap Yudha,Yesha pun melirik pada anak nya,dan benar Nindya bergerak terganggu. Kedua orang tua nya berisik dan membuat gaduh tengah malam. Tahu akan hal itu Yudha mencondongkan diri menutup bibir istrinya dengan bibirnya,kini suara kegiatan itu bertambah,tak hanya di bawah yang jika semakin cepat semakin nikmat,decapan kedua bibir mereka pun terdengar,saling bertukar saliva.
Tiba-tiba Yesha mendorong dada Yudha,mata nya membola merasakan sesuatu. Kegiatan dibawah pun berhenti sejenak dalam keadaan masih terbenam.
"Kenapa?". Tanya Yudha.
"Sejak kapan kamu merokok?". Tanya Yesha.
Yudha tak langsung menjawab,ia menatap dalam dulu istrinya.
"Jawab! Sejak kapan?". ulang Yesha.
Yudha ingat ia merokok sejak ditinggal oleh wanita yang berada di bawah nya kini. Yesha yang selalu melarang nya dulu.
"Kalau tidak ingin menjawab menyingkir dari atas ku!". Yesha berusaha mendorong Yudha namun yang terjadi Yudha justru memeluk dan memperdalam milik nya hingga tangan Yesha mencengkram lengan nya.
Terus mempercepat tempo gerakan hingga kedua nya sampai,jam di dinding menunjukkan pukul dua kurang sepuluh menit dini hari. Menarik selimut hingga ke atas dada Yesha bergulir memunggungi Yudha demi ingin mengusap lengan Nindya yang sedari tadi bergerak tapi tidak menangis.
Lain Yesha lain lagi dengan Yudha,lelaki itu menjadikan lengan kiri nya bantal,ia menatap langit-langit.
"Kalau kamu hamil lagi bagaimana?". Ucap Yudha tiba-tiba,ia menoleh menunggu tanggapan Yesha,tapi wanita itu hanya melirik seraya tersenyum miring.
"Kenapa aku bertanya seperti ini,bukan kah kita sudah menikah ya. Kenapa harus takut jika hamil lagi!".
Yudha terkekeh dengan ucapan nya sendiri,ia meraih pinggang Yesha namun ditepis kasar oleh sang empunya.
"Kenapa,aku hanya ingin memeluk mu dari belakang".
"Tidak.Dasar perokok,sejak kapan kau merokok?". Kesal Yesha.Ternyata pertanyaan tadi dan belum terjawab membuat diri nya kesal hingga kini,wajar saja memunggungi.
"Hahhaaa... Kamu marah hmm?.. Maaf,itu hanya selingan,aku mencari nya jika pikiran ku sedang kacau,hanya dia yang membuat ku sedikit tenang". Jelas Yudha.
Mendengar itu Yesha membenarkan selimut Nindya dan mengusap pipi nya lembut,gadis mungil itu terlelap kembali dan jauh lebih tenang di banding tadi saat di tinggal kedua orang tua nya mencetak adik.
"Ohh,berarti rokok jauh lebih penting,rokok itu jauh lebih di anggap keberadaan nya di banding kita,dibanding aku. Lalu apa guna nya kamu menikahi ku?". Yesha menoleh menatap Yudha.
"... atau hanya ingin mengakui Nindya,apa hanya nafsu?". Imbuh Yesha.
Yudha tak kan mengira jika istrinya se kesal ini perihal merokok. Yudha akui dulu ia enggan menyentuh bungkusan kotak itu,hanya satu atau tidak sama sekali selama satu bulan,terlebih lagi selama berada di sisi Yesha.
Kebiasaan itu semakin terjadi dan sering ia lakukan saat mereka berdua berpisah,kandas nya rencana demi rencana yang mereka buat membuat Yudha mengalihkannya dengan sebatang atau bisa saja menghabiskan nya dalam sehari.
"Itu lain,kalian tetap prioritas ku".
"Bohong! Kau sendiri yang bilang pelarian mu apa tadi?". Yesha sangat kesal hingga mata nya melihat seolah tidak suka.
Yudha bangun dan duduk di ranjang,ia mendekati Yesha.
"Maksud ku bukan itu,aku bingung pusing memikirkan bagaimana kalian aku bawa kembali berkumpul dengan yang lain tanpa meninggalkan pekerjaan ku. Aku tidak ingin disini terus".
"Ya kenapa harus lari nya ke rokok,kamu tahu aku paling tidak suka lelaki perokok. Harus nya kamu berusaha bagaimana cara nya untuk tidak tercium oleh ku Yudha". Suara nya lirih tapi penuh penekanan. Wanita itu takut bayi nya terbangun.
"Sudah,aku sudah menggosok gigi dan berkumur dengan cairan di bawah tadi,aku tahu jika kamu tidak suka!" jelas Yudha,ia mencoba mendekati Yesha dan meraih pergelangan tangan nya meski di tepis kencang.
"Kan! Kamu dari awal sudah mencoba tidak jujur dengan ku,kamu akan menghilangkan jejak dan tak bercerita!". Ucap Yesha.
"Astaga!" Yudha menghela nafas,ia bingung harus bagaimana lagi. Jujur salah tidak jujur pun salah di mata Yesha.
"Aku harus bagaimana sih Yesha, bercerita salah diam juga salah. Aku tahu kamu paling sensitif dengan rokok dan minuman keras. Oke,aku minta maaf. A-ku min-ta ma-af Yesha sayaaaang". Ucap Yudha membujuk.
"Tidak sungguh meminta maaf nya!" gumam Yesha,ia pun mengibaskan selimut tebal dan hanya berbalut selimut tipis akan beranjak dari ranjang.
"Mau kemana?". Tanya Yudha.
"Tidur di bawah!" jawab Yesha kasar,Yudha pun langsung bangun dan menghampiri nya.
"Naik Yesha,aku akan membawa Nindya naik juga".
Yesha hanya menggeleng,ia memakai pakaian nya satu persatu dan saat selesai Yudha yang kesabaran nya setipis tissue masuk ke dalam air,Yudha pun segera berjongkok dan membopong istrinya ke atas lagi.
Tak sengaja kaki Yesha menyenggol ayunan Nindya dan hampir saja terbalik,suara tangisan pun terdengar seketika,bayi itu bangun bercampur kaget.
.
.
.
To be continue
🌺 Jangan lupa like, komen,dan hadiahnya yaa 😘
suami ngomong ngga didenger
suami ngambek malah kabur"an
bukan nya nyadar trus minta maaf