NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Amrita Blanco

Nikah Paksa Amrita Blanco

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:53.6k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Amrita Blanco merupakan gadis bangsawan dari tanah perkebunan Lunah milik keluarganya yang sedang bermasalah sebab ayahnya Blanco Frederick akan menjualnya kepada orang lain.

Blanco berniat menjual aset perkebunan Lunah kepada seorang pengusaha estate karena dia sedang mengalami masalah ekonomi yang sulit sehingga dia akan menjual tanah perkebunannya.

Hanya saja pengusaha itu lebih tertarik pada Amrita Blanco dan menginginkan adanya pernikahan dengan syarat dia akan membantu tanah perkebunan Lunah dan membelinya jika pernikahannya berjalan tiga bulan dengan Amrita Blanco.

Blanco terpaksa menyetujuinya dan memenuhi permintaan sang pengusaha kaya raya itu dengan menikahkan Amrita Blanco dan pengusaha itu.

Namun pengusaha estate itu terkenal dingin dan berhati kejam bahkan dia sangat misterius. Mampukah Amrita Blanco menjalani pernikahan paksa ini dengan pengusaha itu dan menyelamatkan tanah perkebunannya dari kebangkrutan.

Mari simak kisah ceritanya di setiap babnya, ya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Pemikiran Serius

Baron Axel masih tak menerima cerita akan kolapsnya tanah perkebunan Luhan yang merupakan tanah warisan dari keluarga besarnya yang diserahkan pada paman Blanco Ferderick yang tak lain adalah ayah kandung dari Amrita Blanco, sepupu perempuannya dari ibu kandung Amrita bernama Elizabeth Baldwin Rosemary.

Kabar pernikahan Amrita dengan Denzzel Lambert turut menyentakkan Baron Axel karena dia tidak menyangka dibalik kisah pernikahan sepupu perempuannya itu ada alasan tertentu yang berkenaan dengan tanah perkebunan Luhan.

Baron Axel berjalan mondar-mandir di ruangan tengah bungalow, pikirannya cemas akan masa depan tanah perkebunan Luhan yang telah lama ada selama lima abad lamanya dari tangan turun temurun keluarga bangsawan Baldwin Rosemary.

Haruskah dia mengambil alih tanah perkebunan Luhan dari tangan Amrita Blanco dan mengelolanya karena besarnya rasa tanggung jawabnya terhadap harta warisan keluarganya namun dia harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk tujuannya ini.

Mengambil alih tanggung jawab tanah perkebunan Luhan berarti dia harus mendapatkan harga mati untuk niatnya ini lantaran tanah ini telah diwariskan pada paman Blanco Frederick sebagai Adipati di Luhan setelah dia menikahi Elizabeth Baldwin Rosemary yang merupakan ibu kandung dari Amrita Blanco secara garis biologis.

Uang untuk menebus tanah perkebunan Luhan yang merupakan aset warisan akan dikeluarkan dalam jumlah yang besar sebab tanah ini sangat berharga bagi keluarga bangsawan Baldwin Rosemary.

Baron Axel menghela nafas panjang berkali-kali dengan pikiran tak tenang jika memikirkan masalah terkait tanah perkebunan Luhan yang akan berpindah tangan pada seorang pengusaha estate yang memiliki kepribadian aneh seperti Denzzel Lambert.

Melihat kegelisahan saudara sepupunya itu, Amrita teralihkan perhatiannya.

"Apa kau takut jika tanah perkebunan Luhan berpindah tangan dan dimiliki oleh Denzzel Lambert ?" tanya Amrita seraya menoleh ke arah Baron Axel yang berjalan di depannya.

Baron Axel menghentikan langkah kakinya lalu memutar badannya hingga menghadap ke arah Amrita dan Poppy Baldwin, adik kembarnya.

Tampak Baron menaikkan ujung dagunya ke atas sembari menatap tajam.

"Tanah perkebunan Luhan merupakan aset berharga bagi keluarga bangsawan Baldwin Rosemary dan telah diserahkan kepemilikan tanahnya pada bibi Elizabeth sebagai ahli warisnya, tidak hanya menjadi sebuah aset penting namun suatu kebanggaan bagi kami", ucapnya panjang lebar.

Baron Axel menatap lurus kepada Amrita dengan ekspresi wajah yang teramat serius.

"Tempat ini telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami sebagai keturunan Baldwin Rosemary, leluhur tanah Luhan yang tersohor akan kemakmurannya bahkan kami menyebut tanah perkebunan Luhan sebagai simbol kebesaran keluarga kami, Amrita", ucapnya.

"Aku tahu itu, Axel...", sahut Amrita menunduk sedih.

Ada kekecewaan yang tergambar jelas dari raut wajah Baron Axel setelah mendengar kebangkrutan dari tanah perkebunan Luhan akibat ulah ceroboh Blanco Frederick yang serakah.

Baron Axel terdiam sejenak lalu menarik nafas dalam-dalam.

"Aku tidak mempersoalkan hal ini namun aku menyesali bahwa tanah kebanggaan kami akan hilang dari bagian keluarga Baldwin", ucapnya yang kali ini terlihat murung.

"Maafkan kami karena tidak mampu menjaga tanah perkebunan Luhan tetap bersama kami, Axel", sambung Amrita yang masih tertunduk sedih.

"Kau benar, kita tidak bisa lagi menjaga tanah perkebunan Luhan tetap bersama kita namun setidaknya kita masih bisa melihatnya meski bukan lagi menjadi milik keluarga besar Baldwin", kata Axel.

"Tolong maafkan atas kekuranganku sebagai penjaga tempat ini, Axel", sahut Amrita.

"Tidak, itu tidak benar, Amrita", sanggah Axel seraya menggeleng cepat.

"Tapi pada kenyataannya memang semua ini salah kami karena tidak bisa menjaga tanah perkebunan Luhan sehingga kami harus kehilangan tempat berharga ini", kata Amrita.

"Kami tidak menyalahkanmu atas masalah yang terjadi pada tanah perkebunan Luhan, Amrita", sanggah Poppy Baldwin.

Poppy mencoba menenangkan hati Amrita, sepupunya itu supaya dia tidak terlalu memikirkan tentang tanah perkebunan Luhan yang bermasalah akibat ulah Blanco Frederick, ayah dari Amrita.

"Tenangkan dirimu, Amrita", kata Poppy.

"Bagaimana aku bisa merasa tenang karena permasalahan ini, bahkan aku tidak tahu harus berbuat apalagi untuk menyelesaikannya, Poppy", sahut Amrita dengan kedua mata berkaca-kaca sedih.

Amrita semakin menuduk sedih dengan kedua tangan mendekap erat ke depan dadanya.

Penyesalan tampak jelas dari diri Amrita saat ini lantaran nasib tanah perkebunan Luhan yang berada diujung tanduk dan akan menjadi milik Denzzel Lambert.

"Aku telah memberikan diriku pada Denzzel agar dia bersedia membantu persoalan kami tentang tanah perkebunan Luhan dan rela menikah dengannya demi mempertahankan tanah ini tetap beroperasi terus", sahut Amrita.

"Kenapa kau memberikan dirimu pada dia ?" tanya Poppy tercengang.

"Karena hanya itulah satu-satunya tawaran agar dia mau membantu kami untuk mempertahankan tanah perkebunan Luhan tetap ada dengan menjualnya pada Denzzel", sahut Amrita.

"Tapi kalian menikah, tak semestinya kau lakukan itu jika terpaksa, bukankah kau bisa memberitahukan hal ini pada kami", kata Poppy.

"Benar, Amrita... Mengapa kamu tidak memberitahukan hal buruk ini pada kami berdua supaya kita bisa mencari cara untuk memecahkan masalah ini, Amrita... ?" tanya Axel menyela pembicaraan antara Amrita dan Poppy.

Amrita terdiam sesaat lalu melanjutkan ucapannya.

"Aku tidak bisa berpikir jernih saat itu bahkan aku tidak tahu-menahu soal tanah perkebunan Luhan yang bermasalah karena ayah dan Pamela telah mengajakku bersama mereka untuk pergi ke ibukota, mencari pengusaha estate itu disana tanpa mengatakan apa-apa", sahut Amrita.

"Ya, Tuhanku...", ucap Poppy menghela nafas panjang.

"Pamela baru memberitahukan persoalan yang ayah hadapi setelah perjalanan sampai di ibukota, sebelumnya ayah maupun Pamela tidak memberitahukan tentang masalah dana yang hilang padaku", kata Amrita.

Amrita menatap gelisah ke arah dua sepupu kembarnya, Baron Axel dan Poppy Baldwin secara bergantian.

"Aku tidak tahu apa-apa mengenai persoalan tanah perkebunan Luhan", ucapnya dengan sorot mata panik.

"Tidak, Amrita..., kami tidak menyalahkanmu, sungguh...", sahut Poppy seraya memeluk tubuh Amrita, sepupu perempuannya itu.

"Benar, Amrita, kedatangan kami kesini karena kami merindukanmu dan kami berdua ingin melihat kabarmu disini, kebetulan saja, kami mendengar bahwa kau akan berkunjung ke tanah perkebunan Luhan", kata Baron Axel.

"Mandor Tobin yang memberitahukan kabar kedatanganmu pada kami, sewaktu kami tanpa sengaja bertemu dia di pasar tradisional", sambung Poppy seraya melepaskan pelukannya.

"Demi Tuhan..., betapa bodohnya aku...", sahut Amrita lalu menangkupkan kedua tangannya ke arah wajahnya kemudian menangis terisak-isak.

"Amrita...", ucap Poppy prihatin akan nasib buruk yang menimpa sepupu perempuannya itu.

"Jangan salahkan dirimu, dan jangan menangisi hal-hal tak baik untukmu, Amrita", kata Axel lalu menghampiri sepupu perempuannya itu.

"Kami akan selalu ada bersamamu, dan senantiasa membantumu, Amrita", kata Poppy yang menaruh rasa iba terhadap Amrita.

"Ya, Amrita, kami berdua berjanji akan selalu ada untukmu, jika kau butuh bantuan kami, kamu bisa segera mencari aku atau Poppy", sambung Baron Axel.

Amrita masih saja menangis terisak-isak lantaran luapan kesedihan yang dia rasakan dalam hatinya bahkan dia sangat malu pada dua sepupu kembarnya itu karena dia tidak bisa mengatasi masalah tanah perkebunan Luhan yang terancam bangkrut dan justru mengatasi persoalan dengan masalah rumit karena dia menikahi Denzzel Lambert, seorang pengusaha estate sukses yang agak aneh serta misterius.

Krieeetttt...

Terdengar langkah kaki dari arah depan bungalow memasuki ruangan dalam.

"Kenapa kamu menangis, Amrita ?" tanya suara Denzzel Lambert.

1
Reny Rizky Aryati, SE.
Aku berharap kelak kami bahagia.../Kiss/
Anonymous
up....
Anonymous
🍜
Anonymous
cerita misteri nih sama dengan protagonis prianya...
Bianca Nadia
next
Bianca Nadia
luar biasa
Reny Rizky Aryati, SE.
🧑‍🌾🧑‍🌾🧑‍🌾🧑‍🌾
Reny Rizky Aryati, SE.
/Casual//Casual//Casual//Casual/
Anonymous
/Good//Good//Good//Good/
Anonymous
/Ok/
Anonymous
🧑‍🤝‍🧑
Anonymous
/Doge//Doge//Doge/
Anonymous
/Gift//Gift//Gift/
Anonymous
/Pray//Pray//Pray/
Anonymous
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Anonymous
/Coffee//Coffee//Coffee//Watermalon/
Anonymous
👩‍❤️‍💋‍👨
Anonymous
🧑‍⚕️🏨
Anonymous
/Rose//Rose//Rose/
Anonymous
🏞️🌳🌳🌳🍒🍎🍓🍊🍑🥝🍋🥭🍇🫐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!