NovelToon NovelToon
Dengki

Dengki

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Balas Dendam / Lari dari Pernikahan / Konglomerat berpura-pura miskin / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:27.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Siapa yang tidak menginginkan harta berlimpah. Segala keinginan dapat diraih dengan mudah. Tak heran banyak orang berfoya-foya dengan harta.

Berbeda dengan keluarga Cherika. Mereka menggunakan hartanya untuk menolong sesama dan keluarga.

Tapi tidak disangka, karena harta lah Cherika kehilangan harta keluarganya. Orang tuanya menghilang sejak mendapatkan kecelakaan. Hanya Cherika yang selamat.

Cherika kemudian tinggal bersama saudara ibunya. Dan tanpa sengaja, Cherika mendengar penyebab tentang kecelakaan orang tuanya.

Kabar apakah itu?

Ikuti jalan ceritanya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Persaingan

Pengunjung yang lagi asik makan pecel lele terganggu dengan sistem penerangan yang berkedip putus-putus. Ditambah lagi mereka terganggu dengan aroma busuk yang menghembus di tempat itu.

Cahaya lampu semakin meremang dan redup. Pelanggan mengeluh kepada karyawan pecel lele. Dan di saat mereka mendengar suara keras dari pemilik pecel lele, tiba-tiba saja di sudut warung dan di depan warung tenda pecel lele, ada penampakan pocong.

Sontak saja semua yang lagi makan di sana ketakutan. Mereka berhamburan keluar dari warung tenda dan histeris berteriak.

"SETAAAAAAAAAAAAN!"

Beberapa karyawan pecel lele juga ikutan berlari. Kini semua orang bisa melihat penampakan pocong-pocong itu termasuk pemilik warung tenda. Untung saja, pelanggan Budi dan Iwan tidak melihat. Mereka sama sekali tidak mendengar keributan.

"Bos, ada pocong," tunjuk karyawannya.

Pemilik pecel lele hanya diam dan memandangi Nayyara. Dia sangat kesal dan marah. Gara-gara Nayyara pelanggannya kabur. Dia sempat mengancam Nayyara.

"Apa yang kamu tabur, itu yang akan kamu tuai!" Nayyara dan Vian meninggalkan warung tenda. Nayyara dan Vian melambaikan tangannya kepada Budi dan Iwan.

Pemilik warung pecel lele masuk ke dalam warung tendanya yang berantakan. Dia mengumpat dan mengusir pocong yang ada di warungnya.

"Kembali kamu ke Tuanmu. Dan bilang padanya, saya ketahuan!"

Pocong-pocong itu pun perlahan-lahan menghilang.

Budi dan Iwan sangat berterima kasih dan bersyukur hari ini bertemu dengan Nayyara dan Vian. Karena mereka lah warung tenda mereka yang sepi kini mulai ramai kembali. Budi dan Iwan akan memanggil dua orang karyawannya yang dua bulan ini mereka istirahatkan untuk bekerja kembali.

...----------------...

Vian dan Nayyara menuju perjalanan pulang ke rumah. Mereka melewati sebuah toko karpet yang masih buka dan banyak pembeli. Nayyara yang penasaran mengajak Vian untuk mampir sebentar ke toko itu.

Mereka berdua masuk ke dalam toko karpet. Toko karpet itu lumayan luas dan lengkap. Nayyara teringat kembali toko karpet milik mamanya dulu.

Nayyara dan Vian berkeliling toko. Pelayanan toko itu sangat cepat. Karyawannya juga ramah, tapi Nayyara samar-samar mendengar di ruangan yang bertuliskan 'khusus karyawan' ada suara teriakan.

Nayyara sedikit menjauh dari Vian. Jiwa kepo Nayyara dalam mode tingkat tinggi. Nayyara mencuri dengar makian orang yang ada di dalam. Nayyara berpura-pura memilih sesuatu dan secara tidak sengaja Nayyara menyenggol lengan seseorang.

"Maaf, maaf," Nayyara mengusap lengan orang itu.

Nayyara dan orang itu saling bertatapan. Nayyara membelalak, ternyata dia adalah Susi. Saudara Tamara yang juga pelaku kecelakaan mobil orang tuanya. Susi hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Nayyara.

"Ternyata, ini toko Tante Susi."

Nayyara dengan cepat menghampiri karyawan yang baru saja dimarahi Susi. Nayyara minta maaf karena tanpa sengaja dia mendengar karyawan itu dimaki dan dipecat oleh wanita yang ada di dalam ruangan itu.

"Apa dia pemilik toko ini?" tanya Nayyara.

"Iya Kak, dia Bu Susi atasan kami," jawab Rahmi.

"Kenapa kamu dipecat?"

"Hmmm, Bos marah, karena pengunjung yang datang kebanyakan cuman lihat-lihat. Mereka gak beli. Dan dalam sebulan ini penjualan lagi sepi. Bos mengaggap kami tidak becus bekerja. Karena itu lah saya sebagai pimpinan teman-teman dipecat."

"Besok, datang ke kantor AZ. Temui saya," Nayyara mengeluarkan kartu namanya dan menulis sesuatu di secarik kertas kemudian memberikannya kepada karyawan itu.

Nayyara keluar dari toko karpet. Vian sudah lama menunggunya di luar. Mereka masuk ke dalam mobil. Setelah cukup jauh meninggalkan toko karpet, Nayyara memberitahu Vian, pemilik toko itu adalah Susi. Nayyara tadi melihatnya sedang memecat seorang karyawan.

"Ternyata kehidupan Tante Susi jauh lebih baik. Mungkin semua ini tidak lepas dari campur tangan Dhika," kata Vian.

Vian mengantarkan Nayyara sampai ke rumah. Nayyara masuk ke dalam rumah. Di ruang keluarga Dokter Erlandi dan Satria masih asik bermain PS. Nayyara pergi ke dapur mengambil mangkuk dan mengeluarkan bakso yang tadi dibungkus Budi untuknya. Nayyara membawanya ke ruang keluarga.

"Kak, Om Zidan mana?" Nayyara menaruh dua mangkuk bakso di meja.

"Papa sudah tidur. Wiiiih, baksoooooo," Satria mencicipi bakso yang disuguhkan Nayyara.

Nayyara cerita pemilik bakso itu adalah Budi dan Iwan mantan karyawan toko karpet Tamara. Nayyara cerita apa yang terjadi di warung bakso mereka. Nayyara juga cerita tadi dia ke toko karpet besar yang ada di jalan S. Parman. Ternyata pemilik toko besar itu adalah Susi.

"Apa dia mengenalimu?" tanya Dokter Erlandi.

"Kayaknya gak deh."

"Kakak pastiin, gak akan ada yang ngenalin kamu. Luka kamu hilang tidak berbekas. Kakak dan Kakek mencari Dokter terbaik yang pernah ada," Dokter Erlandi menepuk sayang Nayyara.

"Terima kasih banyak Kak. Kalian rela meninggalkan rumah sakit di kota Safir hanya untuk ikut bersamaku di sini," Nayyara meneteskan air mata haru.

"Cheri, kamu adalah adik kesayangan kami. Kami akan selalu menjagamu," Dokter Erlandi memeluk Nayyara.

"Cheri, kami akan selalu mendukungmu," Satria juga ikut memeluk.

Nayyara merasa bahagia. Nayyara tidak henti-hentinya bersyukur memiliki keluarga seperti mereka. Itu lah namanya keluarga. Mereka akan selalu ada di saat terpurukmu. Mereka tidak akan meninggalkanmu. Mereka akan selalu ada di sisimu.

...----------------...

Keesokan harinya, seorang satpam mengantarkan tamu ke ruangan Nayyara. Orang itu adalah mantan karyawan Susi yang tadi malam dipecat. Nayyara menyambut kedatangannya.

"Eh, Anda adalah kepala administrasinya?"

"Iya, kenalkan nama saya Nayyara," Nayyara mengulurkan tangannya.

"Saya Dini," dengan malu-malu dia membalas uluran tangan Nayyara.

Nayyara ingin membuka toko karpet. Nayyara memerlukan tenaga kerja Dini. Nayyara menunjukkan beberapa karpet yang akan dia jual kepada Dini. Nayyara minta tolong kepada Dini untuk mencek apakah harga karpet yang akan dia jual di atas harga pasaran.

Dini memeriksa katalog yang diberikan Nayyara. Dini bilang, jika dibandingkan dengan harga dari toko Susi, harga yang ditawarkan Nayyara jauh lebih murah.

Nayyara kemudian menawarkan pekerjaan kepada Dini. Nayyara akan memberikan gaji, makan siang, bonus kepada Dini. Nayyara juga masih memerlukan beberapa karyawan untuk tokonya. Nayyara meminta bantuan Dini untuk mencarikan karyawan untuknya.

"Bagaimana? Apakah gaji yang saya tawarkan tidak cocok?"

"Gajinya lebih besar dari tempat saya sebelumnya. Maaf Bu, apakah Anda percaya sama saya? Kita baru kenal. Dan Anda juga tahu saya baru saja dipecat. Apakah Anda tidak curiga kepada saya karena dipecat di pekerjaan saya sebelumnya?" tanya Dini.

Nayyara tersenyum. Tentu saja Nayyara tahu siapa Dini, bagaimana Dini, karena khodam Nayyara sebelumnya sudah bertemu dengan 'penjaga Dini'. Dari 'penjaga Dini' lah Nayyara tahu Dini adalah orang yang jujur dan pekerja keras.

"Saya percaya kamu," jawab Nayyara.

"Kalo boleh saya tahu, di mana tokonya Bu?"

"Saya baru saja membeli toko di jalan Katamso. Toko yang dulunya menjual pakaian."

"Apa? Toko itu kan ...."

"Berhantu?"

"I .. itu yang saya dengar," Dini menundukkan kepalanya takut menyinggung Nayyara.

"Itulah persaingan bisnis. Bisnis itu keras dan kejam. Kebanyakan orang iri melihat keberhasilan orang lain. Mereka rela melakukan apa saja demi menyingkirkan orang lain dan memperkaya diri mereka sendiri."

"Maaf, saya tidak mengerti," kata Dini.

"Toko itu sebelumnya dikirimi media santet oleh orang yang iri. Tujuannya agar toko itu sepi dan bangkrut. Tapi, tenang saja. Toko itu 100 persen aman. Makanya saya memilih kamu untuk menjadi kepala penjualan di sana."

"Hmmmm, tapi Bu. Toko Ibu sangat dekat dengan toko Bu Susi, apa Ibu tidak takut bersaing?" tanya Dini gugup.

"Saya beri kamu tantangan. Buktikan kepada Susi kamu bisa menjalankan toko. Kalo perlu buat semua pelanggan Susi datang kepadamu. Buktikan kalo kamu mampu. Bagaimana?"

Dini diam sejenak. Jujur dari dalam hati tidak ada niat untuk membalas Susi. Tapi Susi terlanjur menyebar fitnah kepada teman-temannya yang bekerja di sana. Susi bilang, Dini sengaja membuat pelanggan Susi lari dengan menaikkan harga karpet dan keuntungannya Dini ambil sendiri. Dan yang lebih menyakitkan, teman-temannya percaya.

"Baik Bu, saya bersedia. Saya juga akan mencari beberapa karyawan untuk menemani saya bekerja di toko. Terima kasih atas kepercayaannya," ucap Dini.

Nayyara tersenyum. Akhirnya Nayyara akan menguji kesabaran Susi melalui Dini. Nayyara akan membuat Susi bersaing bisnis dengan mantan karyawannya sendiri.

Tante Susi, kita lihat, siapa yang akan tetap bertahan, Nayyara tertawa dalam hati.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Al!f
Sungguh kejam
Mauk
😭
Mauk
Laudya blm move on
Al!f
😱😱😱😱😱😱
Fang
Tunangan gadungan 🤣
Al!f
🤣🤣🤣🤣
Al!f
Pasti Nyai lagi
Fang
Anak haram ?
Al!f
ngaku² tunangan , pdhl bukan
Al!f
cemburu
Fang
😍
Fang
Kasian Abang bakso
Al!f
Laudya terhindar dari bencana 🤭
Al!f
😭😭😭😭😭😭
Mauk
Dhika kumat
Mauk
Kalo ada CCTV dlm toilet bahaya
Mauk
Balas dendam di mulai
Mauk
Waaaaaw🤭
Tuti
Dijinakkin pake black magic 🤭
Baby
Syukur in
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!