Laki-laki yang seharusnya menjadi calon mempelai untuk kakaknya, justru dialah yang menggantikan kakaknya untuk menikah.
Keduanya bukan sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi terpaksa harus mengucapkan janji pernikahan demi mengabulkan permintaan orang yang mereka sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Warsiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
panik
Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu oleh keduapasanagan yang saling mencintai.
Haidar tengah bersiap untuk mempersunting calon istrinya yaitu vika.
Sementera dilain sisi vika tengah bersiap juga. MUA ternama dikota itu tengah merias vika dengan cantiknya.
"cantik sekali kakakku ini"kata celin yang berada di depan pintu memasuki ruang makeup vika namun respon vika diluar dugaan,vika hanya menundukan wajahnya dengan wajah lesu.
"kakak....kenapa kakak terlihat sedih...bukannya ini adalah hari yang kakak tungu tunggu?"tanya celin yang memerhatikan wajah vika dari pantulan cermin yang dia lihat.
Celin pun mendekati kursi dimana vika tengah duduk untuk dirias.
"ada apa denganmu kak?"tanya celin lagi yang kini tengah berada di hadaapn vika.
"tidak apa apa....aku hanya merasa sedikit gugup"jawab bika meyakinkan keraguan celin.
"apa kakak sedang sakit...kenapa wajah kaka terliah pucat"kata celin yang memerhatikan raut wajah vika yang memucat tidak seperti biasanya, seraya memegang tangan vika dan tangan satunya menempelkan didahi vika.
"kakak demam"kata vika lagi.
"mmm...tidak apa apa cel...ini hanya karna aku terlalu gugup"jawab vika lagi.
"sebentar celin ambilkan obat penurun demam"kata celin beranjak pergi namun tiba tiba tanggannya digenggam oleh vika.
"tunggu...cell apa boleh kakak meminta tolong sama kamu untuk melakukan sesuatu untuk kakak?"tanya vika dengan menatap celin.
"sejak kapan kakak harus bicara seformal ini kepadaku... apapun yang kakak minta pasti bakal celin lakuin buat kakak"kata celin menggenggam tangan vika dengan yakinnya.
"janji"tanya vika lagi.
"janji"jawab celin dengan yakin.
"tolong bantu kakak menjaga kak haidar"kata vika dengan menatap secara intens kedua bola mata celin.
"hahaaahahaa.....ada ada aja kakak ini...baik baik aku bantu kakak menjaganya...agar tidak akan ada wanita lain yang mendekati kak haidar"jawab celin asal ceplos dengan tertawa santai menanggapi permintaan vika itu karna celin memeang tidak mengerti arah dan maksud pembicaraan vika yang sebenarnya. Yang celin pahami hanya vika meminta bantuan celin menjaga haidar dari wanita wanita diluar sana yang berusaha mendekati haidar dan celin mengiyakan untuk membantu mengawasinya.
"celin...kakkak serius"kata vika lagi yang mulai terlihat semakin pucat karna saat ini kringat telah mengalir deras didahinya,suaranya juga melemah,bahkan matanya sudah mulai sayu,tangan yang semula sedikit panas sekarang terasa dingin akibat keringat yang berlebihan.
"kakak...kakak kenapa...kakak pucat sekali...biar kupanggilkan dokter"kata celin yang panik melihat keadaan vika.
Belum sempat celin beranjak dari tempatnya untuk mengambil handphone dan menelvon dokter vika sudah terlebih dulu ambruk dihadapannya.
"brukkk"suara orang terjatuh.
"kakakk....kakakk...bangun....apa yang terjadi dengan kakak....toloong"suara celin melengking diikuti suara tangisann.
"kakak bangun kakk...jangan menakutiku"kata celin lagi.
Segerombolan orang yang merupakan sanak saudara yang tengah berkumpul pun datang menghampiri mereka.
"apa yang terjadi sayang"tanya mama celin panik
"mahh..celin juga tidak tau....tadi kakak sedikit demam...wajahnya pucat saat aku mau memanggil dokter tiba tiba kakak pingsan"jawab celin dengan isakan tangis mengkhawatirkan keadaan vika.
"sudah sudah sekarang lebih baik kita bawa vika ke rumah sakit dulu"kata papah celin mengangkat tubuh vika yang tak lain adalah adiknya.
"tapi bagaimana dengan pernikahan vika hari ini mas..."kata salah satu kerabat lagi.
"pernikahan masih bisa ditunda yang terpenting kesehatan vika terlebih dahulu"jawab papah celin.
Salah satu kerabat mereka berusaha menghubungi calon mempelai perianya.
Saat ini Vika tengah dibawa menuju rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit vika langsung mendapatkan pertolongan medis.
Vika masih belum sadarkan diri.
Beberapa selang mulai terpasang ditubuh vika.
Dari selang infus sampai selang bantuan pernafasanpun telah terpasang sempurna.
Rangkain tes pun segera dilakukan guna mengidentifikasi penyakit apa yang diderita vika.
Semua begitu panik melihat kondisi vika yang tiba tiba sangat memprihatinkan itu.