Ingin melihat Tim Nasional Indonesia bermain di panggung Piala Dunia? Simaklah! Jalu akan membawa kalian ke dunia yang tidak pernah kalian bayangkan sama sekali.
Di saat karirnya sebagai presenter sedang naik daun, Jalu harus menerima pil pahit yaitu pemecatan kerja tanpa alasan yang jelas dari pihak perusahaan, hal ini membuat Jalu sangat frustasi dan mengalami kemunduran dalam hidup.
Jalu memutuskan untuk menjadi seorang agen sepak bola dan perjalanan karirnya sebagai agen sepak bola akhirnya berjalan sangat baik tapi suatu ketika, semuanya mulai berubah dengan dimulainya penolakan perpanjangan kontrak agen - pemain dan pemutusan kontrak dari para pemainnya.
Pil pahit kedua Jalu telan kembali dan membuat hidupnya hampir hancur tapi pertolongan dari sang Ibu membuat karir Jalu sebagai agen sepak bola mulai bangkit kembali sampai Jalu di kenal sebagai seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c a i n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29.
"Amir, sebelumnya aku sudah menemui Victor dan merekomendasikan beberapa pemain muda yang juga berbakat seperti ketiga pemain sebelumnya."
"Victor mengatakan bahwa dia ingin sekali pemain muda yang ku rekomendasikan itu ada di skuadnya musim depan."
"Dengan hal ini, maka sepertinya kita memiliki bisnis lagi yang harus di diskusikan."
Jalu yang datang ke kantor Amir dan sebelumnya telah melakukan basa basi ringan itu akhirnya menyatakan tujuan dari kedatangannya ke kantor Amir hari ini.
Saat ini, penampilan Amir terlihat sangat berbeda dengan tempramen yang sudah berubah, ada keseriusan pada raut wajahnya dan juga tentu ekspresi kelelahan yang tidak bisa di sembunyikan.
Menurut penjelasan Amir sebelumnya, Amir sibuk melakukan tugasnya dan bahkan kadang kadang harus mengecek proyek yang sedang di buat oleh klub Putra Nusantara yaitu pembangunan stadion dan pusat pelatihan yang lengkap.
"Aku tidak keberatan mengenai kamu yang merekomendasikan pemain pemain muda berbakat untuk klub kami seperti sebelumnya, tapi metode kita sepertinya harus sedikit di ubah, bagaimana?"
"Apa yang akan kamu ubah?"
"Tambahkan sebuah klausul atau syarat untuk setiap pemain yang kamu rekomendasikan itu."
"Sebelumnya, kami menuliskan pada catatan kontrak bahwa pihak klub menyatakan keleluasaan untuk pemain saat ada minat dari klub luar negeri dan itu benar nyata bahwa kami mendukung perkembangan pemain muda untuk berkarir di luar negeri tapi setidaknya, aku ingin kamu memberikan sesuatu untuk klub kami juga yaitu dengan menambahkan syarat persentase keuntungan dari penjualan berikutnya."
"Kamu harus membantu kami untuk menambahkan syarat itu saat kami bernegosiasi dengan pihak klub luar negeri yang tertarik pada pemain kita."
"Bagaimana?"
"Baiklah sepakat, setidaknya aku juga harus memberikan sesuatu untukmu bukan?"
Jalu merespon dengan senyuman tipis dan Jalu tahu bahwa Amir sepertinya telah belajar banyak mengenai operasi kontrak yang ada di industri sepak bola.
Mengenai hal ini, Jalu tidak keberatan sama sekali dan mungkin ini juga akan menjadi keuntungan untuk sebuah klub asal Indonesia untuk mempertahankan kerja sama jangka panjang dengan klub dari luar negeri tersebut.
"Kalo begitu, jelaskan mengenai pemain yang kamu rekomendasikan pada Victor sebelumnya itu supaya aku bisa menilai berapa besaran gaji yang harus kami berikan untuk pemain dan bentuk kontraknya."
"Oke, sambil aku menjelaskan mengenai pemain muda yang ku rekomendasikan pada Victor, sebaiknya kamu juga melihat penampilannya di vidio yang telah ku buat."
Flashdisk hitam yang sebelumnya di gunakan oleh Victor untuk melihat vidio dari penampilan para pemain kembali di berikan pada Amir untuk menonton vidionya juga.
Amir menonton beberapa cuplikan vidio dari penampilan 3 pemain yang Jalu rekomendasikan dan Jalu sendiri menemaninya sambil menjelaskan kelebihan para pemain itu.
Melihat penampilan para pemain di vidio dan di tambahkan dengan penjelasan Jalu, Amir sesekali melirik Jalu karena Amir jelas tak menyangka sekali bahwa Jalu bisa menemukan pemain muda berbakat seperti mereka.
Selain itu, Amir merasa bahwa keputusan yang di buatnya saat itu yaitu saat meminta bantuan pada Jalu sangat benar sekali.
Lihatlah sekarang, Jalu sudah merekomendasikan klub seorang pelatih hebat yang memiliki kepekaan dan kejelian terhadap kemampuan pemain, membawa hasil yang sangat positif untuk perkembangan klub, kemudian ketiga pemain muda yang seperti monster dan sekarang tambahan baru lagi yaitu 3 pemain muda yang mungkin juga akan menjadi monster seperti 3 pemain muda sebelumnya.
.....
"Karena kontrak belum di buat, mari kita bahas secara lisan dan diskusikan dulu mengenai berapa besaran gaji yang kamu rasa layak untuk mereka terima."
"Amir, ketiga pemain yang ku rekomendasikan itu sebelumnya sudah menerima tawaran kontrak baru dari klub nya masing masing dan itu adalah klub Liga 1 Indonesia."
"Dengan hal ini mari kita buat penawaran dengan besaran gaji yang sepaket saja untuk ketiganya yaitu dengan gaji €9.000/bulan."
"Jalu, sepertinya kamu berniat merampokku."
"Sejauh yang aku pahami dan lihat melalui vidio barusan, penampilan dan kualitas mereka bertiga masih di bawah dari Noah, Milo dan Prabu."
"Sekarang gaji ketiga pemain Noah dkk itu masih sekitar €3.000 dan kamu meminta pemain yang kualitas nya di bawah mereka dengan gaji yang lebih tinggi, apakah kamu bercanda?"
Melihat temannya yang sedikit emosi, Jalu hanya tersenyum tipis.
"Amir, mereka bertiga (Noah, Milo dan Prabu) itu sebelumnya belum pernah menunjukkan kualitasnya di atas lapangan dan karena adanya beberapa situasi juga, aku akhirnya dengan tenang dan santai menerima gaji yang kamu berikan itu."
"Musim depan berbeda, Noah dkk sudah membuktikan kualitasnya dan sesuai dengan apa yang tercantum dalam kontrak, mereka itu harus mendiskusikan kontrak baru untuk penyesuaian gaji nya dan tentu gajinya lebih tinggi dari pemain yang ada di vidio barusan mengingat kualitasnya dan juga dimana klub berkompetisi yaitu Liga 1 Indonesia."
"Apakah karena kamu sudah sangat optimis bahwa klub akan promosi jadi kamu meminta besaran gaji seperti itu?"
Amir sepertinya tersadarkan oleh perkataan Jalu dan segera bertanya pada Jalu mengenai keoptimisan Jalu terhadap promosi klub Putra Nusantara ke Liga 1 Indonesia.
"Benar, karena aku optimis bahwa klub ini akan promosi jadinya aku memberikan perkiraan bahwa gaji yang layak mereka terima itu segitu."
"Kurangi! Aku tetap tidak bisa memberikan gaji sebesar itu untuk pemain yang belum menunjukkan kualitas sebenarnya dan aku pun melihatnya hanya dari vidio saja."
"Lalu menurutmu berapa yang layak untuk mereka terima mengingat bahwa klub akan bermain di Liga 1 Indonesia?"
"€6.000/bulan."
"Kalo gitu lebih baik aku terima saja tawaran kontrak baru dari klub mereka."
Mendengar ini, Amir segera menatap Jalu dengan sedikit tajam untuk melihat apakah Jalu benar mengatakan sesuai fakta atau hanya berbohong dan sedang melakukan trik saja.
Melihat bahwa Jalu sangat serius dan tidak ada senyuman lagi seperti sebelumnya, Amir segera mengetukkan jari jemarinya di atas laptop yang sudah tertutup.
"Bagaimana dengan €7.000?"
"Itu masih sama seperti yang mereka tawarkan, Mir. Begini saja, €8.500 bagaimana?"
"Jujur saja padaku! Berapa gaji yang mereka tawarkan untuk ketiga pemain itu?"
"Baiklah, sebelumnya mereka menawarkan gaji sebesar €7.000 tapi aku memintanya untuk menaikkan gaji menjadi €7.500 dan karena mereka lama berpikirnya, aku berkomunikasi lah dengan Victor tapi tidak tahu apakah mereka mengetahui pergerakanku, mereka tiba tiba menghubungi ku dan langsung menyetujui untuk memberikan gaji sebesar €7.500, saat ini aku sedang menunda mereka dan jika kamu tidak memberikan gaji yang lebih besar dari mereka, maka lebih baik aku menerima tawaran mereka apalagi mengingat mereka adalah klub yang lebih besar."
Jalu berkata dan menceritakan seluk beluknya dengan tentunya ada beberapa trik dan kebohongan yang Jalu lakukan untuk melancarkan situasi yang ada saat ini.