NovelToon NovelToon
Kukira Rumah Ternyata Neraka

Kukira Rumah Ternyata Neraka

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:219.1k
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Yunus

Suami terbangsat adalah suami yang berusaha menjadi pahlawan untuk perempuan lain namun menjadi penjahat untuk istrinya sendiri. Berusaha menjadi teman terbaik untuk perempuan lain, dan menjadi musuh untuk istrinya sendiri.


Selama dua tahun menikah, Amora Juliansany tidak pernah mendapatkan perhatian sedikitpun dari sang suami yang selalu bersikap dingin. Menjadi pengganti mempelai wanita yang merupakan adiknya sendiri, membuat hidup Amora berada dalam kekangan pernikahan.

Apalagi setelah adiknya yang telah ia gantikan sadar dari komanya. Kedekatan sang suami dan adiknya hari demi hari membuat Amora tersiksa. Mertuanya juga ingin agar Amora mengembalikan suaminya pada adiknya, dan menegaskan jika dia hanya seorang pengganti.

Setelah tekanan demi tekanan yang Amora alami, wanita itu mulai tak sanggup. Tubuhnya mulai sakit-sakitan karena tekanan batin yang bertubi-tubi. Amora menyerah dan memilih pergi meninggalkan kesakitan yang tiada akhir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal rasa itu

Amora tersenyum kearah laki-laki yang menjadi tunangannya, Varel sangat peduli padanya, manalah mungkin Varel membiarkan dirinya kelelahan.

Amora ingat pertama kali membuka mata setelah menjalani operasi untuk pertama kalinya.

Laki-laki tampan dengan tampilan sedikit berantakan menjadi objek pertama yang dilihat perempuan itu. Raut khawatirnya begitu jelas, kantung mata dapat dilihat walau samar. Tanpa bertanya pada seorangpun perempuan itu dapat menyimpulkan jika dirinya adalah orang yang spesial bagi Varel.

Suara dalam sedikit bergetar keluar dari bibir lelaki itu.

"Amora...ya Tuhan.... syukurlah!" Binar matanya tampak jernih, senyum tipis timbul seiring waktu, tampak asing juga akrab secara bersamaan.

"Itu namaku?" tanya wanita itu dengan tatapan polos. Alih-alih menjawab, mendengar tanya dari bibir Amora raut wajah Varel berubah seketika. Laki-laki itu tampak terperanjat, tanpa banyak membuang waktu Varel gegas memanggil dokter yang menangani Amora.

Walau pada akhirnya Amora tahu dia kehilangan hampir seluruh ingatannya, entah mengapa perasaannya tak merasakan kegelisahan, terlebih ada sosok Varel yang selalu menemaninya.

Hingga pada suatu sore, Amora berani menanyakan status hubungan mereka.

"Apa kita pasangan suami istri?" tanyanya yang menghentikan jemari Varel mengupas kulit jeruk. Lelaki itu mendongak, akan tetapi tidak langsung menjawab.

"Apa kamu berpikir begitu?" Amora mengerutkan dahinya, merasa Varel curang, pertanyaan dibalas pertanyaan juga.

"Aku bertanya padamu," protesnya.

Kini giliran Varel yang melipat keningnya. "Kamu merasa dekat denganku?" tanyanya masih berlanjut, Amora mengangguk jujur.

Laki-laki itu berdehem, sedikit menyamankan duduknya. "Kita belum sampai ke tahap pernikahan, Amora. Sejujurnya aku baru melakukan pendekatan denganmu."

Raut terkejut tidak bisa Amora sembunyikan. Bahkan disini bukan tanah kelahirannya, disisinya hanya ada lelaki itu, segala kebutuhan dan biaya semua ditanggung Varel. Tetapi ternyata hubungan mereka berdua hanya sebatas teman?

"Jadi kita hanya sekedar berteman?"

Varel melihat ketidak nyamanan Amora setelah tahu hubungan mereka yang sebenarnya. Laki-laki itu mendekat.

"Amora aku tidak ingin berbohong padamu." kata laki-laki itu lembut, tangannya meraih tangan Amora yang kini meremas selimut. "Dengar, aku disini atas persetujuan mu, apa yang terjadi diantara kita memang tidak ada yang spesial, tapi semuanya atas sepengetahuan mu sebelumnya. Dalam artian, aku membawamu kesini itu atas persetujuan dirimu sendiri."

Amora bisa melihat tak ada kebohongan dari tatapan mata Varel, rasa tidak nyaman yang tadi sempat datang, perlahan pergi. Amora percaya dengan perkataan lelaki itu.

"Aku akan sangat merasa bersalah ketika terus merepotkan seorang teman " keluh wanita itu kini merasakan rasa bersalah pada lawan bicaranya. "Ternyata hubungan kita hanya sekedar pertemanan." lirihnya yang membuat Varel kaget.

"Mora tidak ada yang salah dengan pertemanan." sanggah Varel, tidak ingin Amora berpikir terlalu keras dan berakibat tidak baik untuk perkembangan kesehatannya.

"Tapi, aku..."

"Sekarang aku tanya padamu, apa kamu mau mengubah hubungan kita? Jika iya! Lantas hubungan seperti apa yang kamu inginkan, Mora?"

Wanita itu mengulum bibir bawahnya, merasa tidak tahu harus berkata apa, Amora sendiri tidak tahu apakah Varel sudah memiliki kekasih atau belum.

"Aku single, kamu jangan khawatir dengan statusku," Amora mengangkat kepalanya, dia tidak menyangka Varel bisa membaca isi kepalanya.

"Menikah? Apa kamu mau menikah denganku?" tanya laki-laki itu dengan cepat.

Amora terbelalak, tapi matanya tak berpaling sedikitpun dari wajah Varel yang serius.

"Varel apa kamu tidak menyesal bertanya begitu? Aku ini wanita sakit-sakitan. Maafkan aku jika aku terlalu serakah, aku hanya ingin tahu hubungan kita sebenarnya." Amora tidak bisa membendung air matanya. Sadar dia telah melakukan kesalahan.

"Hai .." Varel menarik lembut tangan wanita itu, menghapus air mata di pipi Amora, laki-laki itu merasa lucu dengan tingkah Amora, dia yang bertanya dia juga yang merasa bersalah.

"Dengar, kamu bukan wanita sakit-sakitan. Kamu tahu kita berada disini karena ingin berjuang untuk sembuh, kamu kehilangan sebagian ingatanmu bukan berarti kehilangan segalanya, Mora."

"Tapi, Varel...aku.."

"Jika aku tawarkan pernikahan apa kamu mau?" lanjutnya serius.

Mata Amora mengerjab. "Kamu tidak keberatan menikahi ku?"

"Tentu tidak!" jawab Varel lugas di sore itu.

Rasa nyaman datang karena terbiasa, itu yang keduanya rasakan.

Varel menceritakan keinginannya pada Mia, wanita itu awalnya menentang. Mia takut salah satu diantara mereka akan terluka jika memaksakan untuk bersama.

Namun, Varel meyakinkan, mereka berdua akan baik-baik saja.

Setelah operasi kedua dilakukan, keadaan Amora sempat memburuk. Setelah sadar dari biusnya, Amora sendiri yang ingin menunda pernikahan mereka, lagi-lagi Varel menuruti keinginan Amora, sampai pada saat Varel kembali ke Indonesia dan datang dengan sepasang cincin yang digunakan sebagai simbol hubungan mereka yang saling terikat.

Pertunangan sederhana yang hanya disaksikan oleh beberapa dokter dan perawat di rumah sakit. Namun, tak mengurangi moment sakral didalamnya.

Keduanya tampak sangat serasi, tidak ada yang tahu masa lalu keduanya, bahkan Amora tidak tahu langkah yang diambilnya beresiko.

Amora mencetak ingatan baru sebelum kembali ke Indonesia yang ternyata adalah tanah kelahirannya.

Begitu datang, Amora langsung disarankan untuk kerumah sakit, walaupun dia sudah merasa baik-baik saja, tetapi wanita itu tak ingin membuat tunangannya khawatir. Amora tak ingin menjadi beban untuk Varel.

Siapa sangka, dihari pertama dia menginjakkan kakinya kembali di Indonesia, takdir mempertemukan Amora dengan seseorang dari masa lalu yang dilupakannya.

"Mau langsung pulang atau jalan-jalan dulu?" pertanyaan Varel menarik Amora kembali dari ingatan beberapa bulan yang lalu.

Amora meletakkan cup es cream yang sudah kosong, kemudian membawa jari telunjuknya mengetuk bibir seolah menunjukkan jika dirinya tengah berpikir.

"Apa aku boleh melihat pantai?"

Varel berdiri seraya tersenyum tipis, tangannya terulur untuk Amora. "Apapun untukmu." Amora langsung menyambut tangan tunangannya dengan semangat, senyum perempuan itu mengembang sempurna, tidak ada yang bisa memberinya banyak kebahagiaan selain laki-laki yang kini Menggenggam tangannya.

Amora menolehkan kepalanya, pamit dengan Mia, wanita itu tampak gugup tanpa Amora tahu sebabnya. Tetapi, Mia terlihat tersenyum setelahnya dan berjanji akan segera menghubungi mereka nanti.

"Oke, kalian hati-hati!" pesanannya sebelum melepas kepergian Amora dan Varel dengan tatapan gelisah.

Mia masih mengantar Amora dan Varel dengan pandangannya, semakin menjauh pasangan itu, semakin surut senyumnya.

"Ternyata kembali bukan keputusan yang tepat untuk kalian." gumam Mia dengan pandangan menyorot pada dua manusia yang kini telah hilang dari pandangan.

1
Maryati
apakah Sunny mantannya Varrel Yach🤔🤔
Murni Hj'Nasir
kedian amira😣😣😣😣😣💔
Liana CyNx Lutfi
alhmdulillah varel gk knpa2 ...megan merasakan juga karyanya sunny wanita yg pling megan cintai ... cukup sunny wktunya km masuk penjara jngn smpai menyakiti amora
Felycia R. Fernandez
Sunny otw RSJ...
Felycia R. Fernandez
aaaah gtu aja gak tanggap....
😔
Fatmah Abujahja
moga sunny cepat sadar
Liana CyNx Lutfi
Ikut bahagia dngn syakila dan varel, sunny sungguh durhaka gk kasian ke bpknya tak kirain mau berubah mlah smakin menjadi2....kpn sunny mendptkan balasan
Felycia R. Fernandez
kenapa gak metong aja sih Mak lampir ini...
kecelakaan atau apa kek...
😠😠😠😠
Sri
Sunny terlalu di manja sih ya sallam lha, salah kedua ortunya
Siti Siti Saadah
Astagfirullah Anak Macam ini kamu?
Sri
enak bae ngomong buk
mulut mau diulek sambel apa
Sri
duh kenapa gak stroke, kan seru biar mulutnya si Sunny gak fitnah mulu kerjaannya
Sri
sunny cocok sama megan
sama-sama kemaruk
Sri
kenapa karakter Amora lemah amat & lebay
Sri
bisa ya ada perempuan sebodoh Amora
"bertahan"
Sri
nah ini letaknya
apa yang mau dikenang coba??
Sri
idiot karakter Amora
Felycia R. Fernandez
enak aja ngomong...
gak bergetar itu bibir nya waktu ngomong buk...
Liana CyNx Lutfi
Melinda dan megan tidak ingin syakila bahagia dsar mantan sableng dikiranya syakila bodoh kyk dulu,sunny kpn km tobatnya perasaan kok smakin hari semakin jadi..jodohkanlah sunny dan megan thor krn mereka itu cocok sama2 11 12
Yeni Astriani
untuk apa Shakila bicara sama megan lagi yg ada nanti bisa merusak rumah tangga Shakila dan verel dasar mantan mertua tidak punya otak serta mantan suami tidak tau diri.
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!