Jingga, Anak dari seorang konglomerat. Meninggalkan keluarganya demi menikah
dengan pria yang di cintainya.
Bukannya mendapatkan kebahagiaan setelah menikah, ia justru hidup dalam penderitaan.
Akankah Jingga kembali ke kehidupannya yang dulu atau bertahan dengan pria yang menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Gantara
Dengan penyamaran sempurna yang dilakukan oleh Aditya, tak ada yang curiga dengan apa yang dilakukannya, ia berhasil keluar dari gedung di tempat dilaksanakannya acara pernikahan tersebut.
Aditya dengan cepat menaikkan box tersebut yang berisi Jingga, menaikkannya ke dalam bagasi mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan akad nikahnya.
Setelah dirasa aman, ia pun mengganti mobilnya dengan miliknya sendiri, karena tadi ia sengaja memakai mobil milik salah satu temannya.
"Ayo, Bu. Kita harus cepat pergi dari sini," ucap Aditya kemudian ia pun mengeluarkan Jingga dari kotak tersebut. Saat ini Jingga masih dalam kondisi tak sadar, mereka pun menuju ke luar kota, mencari tempat sejauh mungkin agar bisa membawa Jingga dan Nabila jauh dari keluarganya, sebelumnya Aditya sudah melakukan beberapa penggelapan uang di perusahaannya, membuat ia memiliki beberapa pegangan dalam pelariannya ini, Aditya sudah menyusun semuanya dengan sangat sempurna.
Sementara itu di tempat akan digelarnya acara pernikahan, semua para tamu undangan sudah berdatangan, bahkan penghulu sudah meminta untuk memanggil Jingga
Ibu yang tadinya sedang ke kamar mandi terkejut saat masuk kembali ke kamar pengantin, sudah tak ada Jingga di sana, "Apakah Jingga sudah ada yang menjemput?"
Mita Kemudian ikut bergabung bersama dengan yang lainnya di luar di tempat dilaksanakannya acara tersebut. Namun, ia heran saat melihat Gantara masih duduk sendiri di tempat dilaksanakannya ijab kabul, ia pun menghampiri suaminya.
"Mas, di mana Jingga?" tanyanya membuat sang suami mengernyitkan keningnya mendengar pertanyaan sang istri.
"Apa maksudmu? Bukankah Jingga sejak tadi ada bersamamu? Sekarang cepat panggil dia, acara ijab kabulnya akan segera dimulai," ucap Gunawan. Namun, Mita menggeleng .
"Lalu Jingga ke mana? Dia tak ada di kamarnya, aku tadi hanya meninggalkannya sebentar untuk ke kamar mandi dan saat kembali Jingga sudah tak ada," jawab Mita membuat keduanya pun semakin panik. Gantara yang mendengar hal itu langsung mencari keberadaan Aditya, Nabila dan juga Ambar dan ia tak melihatnya di tempat mereka tadi berada.
"Cepat cari mereka, aku yakin Aditya pasti membawa Jingga pergi," ucap Gunawan memberi perintah kepada beberapa orang-orangnya, setelah mencari semua gedung ternyata mereka tak menemukannya dan satu-satunya cara yang paling efektif untuk mengetahui keberadaan mereka yaitu memeriksa CCTV.
Dari CCTV terlihat jelas jika seseorang keluar dari kamar tersebut dengan mendorong sebuah kotak, setelah diteliti ternyata orang itu bukanlah bagian dari wo yang mereka gunakan. Mereka mencurigai jika di dalam kotak itu ada Jingga.
Pencarian pun segera dilakukan, Gunawan juga ikut bertindak dan melaporkan kepada polisi atas kejadian tersebut.
Mita sudah menangis tersedu-sedu karena kejadian tersebut, ia sangat menyesal karena telah meninggalkan putrinya itu seorang diri. Mengapa ia membiarkan Ambar menghadiri acara tersebut, padahal jelas-jelas selama pernikahan anaknya Ambar melakukan hal-hal yang jahat pada putrinya, tadinya mereka berpikir ibu dan anak itu sudah berubah sehingga mereka membiarkan keduanya ikut hadir dalam acara tersebut.
Gantara sangat cemas dan khawatir akan kondisi Jingga, dengan cepat ia menyebar orang-orangnya untuk mencari calon istrinya itu. Ini untuk kedua kalinya ia merasa terhianati karena tak jadi menikahi sosok wanita yang sangat dicintai, jika yang pertama dia merelakan Jingga karena memang itu pilihan Jingga, tapi tidak dengan kali ini, ia tak akan membiarkan pernikahannya kembali gagal. Apapun akan dia lakukan untuk mencari Jingga. Ia akan membuat pelajaran jika sampai benar Aditya yang membawa kabur Jingga.