Irfandy saputra adalah seoarang CEO tampan, yang baik hati dan juga peramah, tapi itu semua berubah saat tunangan nya natasya kecelakaan di hari pernikahan mereka.
di saat saat nafas terakhir natasya malah melamar adinda sahabat baik nya untuk menggantikan diri nya menikahi irfan..
akankah irfan bisa menerima adinda di kehidupan nya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jhuwee dealova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29.
Kesesokan pagi nya, Irfan dan Dinda bangun dan beraktifitas seperti biasa nya. Setelah selesai mandi dan berpakaian lengkap. Irfan pun keluar dari kamar mencari istri nya.
''Dinnn..... Dinda...'' panggil Irfan, tak ada jawaban dari Dinda maka Irfan mencari nya, rupanya Dinda ada di dapur sedang membantu Bik Sum menyiapkan sarapan nya.
''Rupa nya kamu di sini !''
''Kenapa Mas....?''
''Aku mencari mu, rupanya di sini''
''Ohh ada apa Mas? apa ada yang harus Dinda bantu ?''
''Tidak ada, tapi untuk apa kamu memasak kan udah ada Bik Sum''
''Dinda bosen Mas gak ngapa-ngapain di rumah''
''Tapi, kaki kamu kan masih sakit sayang.''
''Udah baikan kok Mas'' jawab Dinda gugup
''**M**as Irfan udah sering banget manggil aku sayang,tapi apa dia tidak sadar dengan panggilan nya, atau jangan-jangan Mas Irfan udah cinta ya sama aku tapi dia gak pernah ngungkapi apa-apa!'' batin Dinda bengong sendiri. Bahkan Irfan menyentik-nyentik kan jari di depan wajah nya dia pun tak tahu.
''Hei... Ngelamunin apaan ?'' tegur Irfan akhir nya.
''Ehh anu... Gak ada Mas, gak ada apa-apa kok, duduk Mas. Kita sarapan.''
''Hhmm'' jawab Irfan seraya menduduki kursi yang di tarik oleh Dinda.
''Mas, Dinda mau ke rumah Mama nanti siang ya''
''Ngapain ?''
''Mau nanyak soal konsep weding siapa tau Mama udah nyiapin konsep nya.''
''Yaudah nanti Mas suruh jemput sama sopir di sana ya''
''Dinda naik taksi aja Mas''
''Tidak ada bantahan, dan pulang nya tunggu Mas jemput.''
''Hmmm,'' Dinda mengercutkan bibir nya.
''Jangan buat mulut kek gitu depan orang''
''Kenapa Mas, lucu ya, aneh ya, atau jelek ya Mas ?''
''Bukan, tapi imut dan manis sekali. Mas tidak Mau orang lain liat, biar Mas aja yang liat gitu'' Irfan mencubit gemas pipi nya Dinda.
''Hhmmm'' Dinda senyam senyum sendiri mendapat perlakuan manis dari suami nya.
''Mas berangkat ya, ingat nanti tunggu Mas jemput''
''Iya Mas'' Dinda bangun dari duduk nya ingin mengantarkan Suami nya sampai ke pintu.
''Udah duduk di sini aja gak usah nganterin'' Irfan mengacak rambut Dinda, lalu Dinda mengangkat tangan ingin menyalim suami nya seketika Irfan bengong karna tak mengerti maksud dari istri nya. Sampai akhir nya Dinda mengambil tangan Irfan dan mencium nya.
''Kalau Suami pergi kerja tu gini'' ucap Dinda memecah kecanggungan.
Irfan hanya tersenyum dan mengecup kening istri nya lalu berjalan keluar dari Apartemen dengan sedikit bingung entah pun karena terlalu bahagia atas perlakuan istri nya barusan. Sampai di dalam mobil pun Irfan hanya memandang tangan nya dengan senyam senyum Sendiri, bahkan Kelvin yang lihat pun jadi meringding merasa aneh dengan Tuan nya.
''Tuan Muda'' panggil Kelvin
''Hhmm''
''Tuan tidak apa apa ?''
''Memang nya aku kenapa Vin''
''Tidak ada, cuma saya perhatikan hari ini Tuan sedikit aneh.''
''Kau tau Vin, Dinda mencium tangan ku saat aku akan keluar dari Apartemen tadi'' Cerita Irfan begitu antusias.
''Benarkah Tuan.Sepertinya hubungan Tuan dan Nona sudah banyak kemajuan nya.''
''Iya Vin, Aku rasa Dinda sudah bisa menerima hubungan ini.''
''Apa Tuan Muda sudah mengungkapkan persaan pada Nona''
''Belum Vin, aku bingung harus memulai nya dari mana.''
''Jangan terlalu lama menggantung kan perasaan Tuan, karena wanita ini butuh kepastian dan ungkapan cinta. Tuan.''
''Kenapa aku jadi gugup ya mendengar kan saran dari mu''
''Karena Tuan Muda sudah jatuh cinta pada Nona'' jawab Kelvin tepat sasaran.
''Ya kamu benar seperti nya aku harus segera ungkap kan perasaan ini agar hubungan pernikahan kami semakin membaik.''
Saat sedang di kantor Irfan sedikit kurang fokus dengan pekerjaan nya karena memikirkan perkataan Kelvin di jalan tadi. Sampai saat jam makan siang tiba, Irfan keluar dari kantor tanpa mengajak Kelvin lalu mengemudikan mobil nya sendiri untuk menjemput Dinda di apartemen.
''Turun lah. Mas di bawah'' ucap Irfan saat Dinda mengangkat panggilan telfon dari nya.
''Kok Mas yang jemput ? kata nya supir..!''
''Turun saja Mas tunggu nie''
Tanpa menjawab lagi Dinda langsung saja turun ke bawah menuju mobil suami nya dengan kaki yang masih sedikit pincang.
''Mas'' panggil Dinda saat masuk ke dalamobil
''Hemm''
''Mas mau ikut ke tempat Mama juga ya ?'' Tanya Dinda
''Kita nanti saja ke tempt Mama, sekarang kita ke tempat lain dulu''
''Kemana Mas ?'' tanya Dinda penasaran
''Ikut aja nanti juga kamu akan tau''.
Dinda hanya diam saja tak menjawab lagi, sampai Irfan berhenti di salah satu toko bunga membeli dua karang bunga mawar yang sangat besar dan juga bunga tabur.
''Kita mau kemana ?'' tanya Dinda saat melihat suami nya menaruh bunga di jok belakang.
Irfan hanya tersenyum saja tak menjawab, Dinda pun akhir nya hanya diam saja seperti nya dia sudah tau kemana arah tujuan mereka karna Dinda pernah berkunjung ke tempat ini juga.
''Ayuk turun'' Ajak Irfan saat mereka sudah sampai.
''Sini Dinda bantu Mas'' Dinda mengambil salah satu karangan bunga yang di bawa Irfan karena kekusahan membawa dua karang sekaligus.
''kamu masih belum bisa melupakan Natasya mas'' batin Dinda karena berfikir Irfan membawakan Natasya begitu banyak bunga.
Sesaat kemudian mereka sampai di depan pusara nya Natasya, orang yang pernah bersemanyam di hati Irfan dan juga perempuan yang telah mempersatukan Dinda dan Irfan.
''Sya... Mas datang, apa kabar mu di sana. Lihat lah Mas datang dengan wanita pilihan mu untuk menjadi Istri Mas, apa kah kamu bahagia melihat kami bersatu ?'' Tak di sadari Irfan menitikan air mata nya saat mengucapkan kata-kata. Seolah-olah sedang berbicara dengan mantan tunangan nya dulu. Sedangkan Dinda hanya diam saja mendengarkan suami nya yg sedang meluapkan isi hati nya pada pusara sahabat nya.
''Mas berterimakasih sekali padamu karna mempertemukan Mas dengan Adinda, sahabat mu orang yang sangat baik dan juga sabar, Mas bersyukur memiliki Istri seperti nya,Mas bahagia dengan pilihan yang menjadi pengganti diri mu.'' Irfan menggenggam erat tangan Dinda.
''Hari ini di depan pusara mu Mas ingin melamar sahabat baik mu, dan Mas ingin kamu yang menjadi saksi nya.''
Lalu Irfan berpaling menatap Dinda, Dinda jadi gugup mendengar ucapan suami nya barusan.
''Adinda hari ini di depan pusara sahabat baik mu aku ingin melamar mu menjadi istri ku yang sesungguh nya dan menjadi ibu dari anak-anak ku kelak, apakah kamu bersedia ??'' Irfan mentap dengan ucapan nya.
Dinda tak menjawab apapun hanya mengangguk dan meneteskan air mata terharu nya. Lalu menghambur ke dalam pelukan sang suami.
''Jawab sayang'' desak Irfan karna Dinda tak kunjung menjawab.
''Iya Mas... Dinda mau, trimakasih Mas udah mau jadiin Dinda sebagai istri Mas''
''Mas yang harus berterimakasih sayang karena selama ini kamu sudah sabar dengan sikap Mas'' Irfan membelai sayang kepala istri nya.
Setelah acara ungkap mengungkap kan perasaan di depan kuburan.Akhirnya mereka berpamitan pada Natasya dan pergi dari pemakaman tersebut dengan Dinda membawa satu karangan bunga yang di tujukan untuk nya oleh sang suami, mereka melaju menuju kediaman Tuan Mario.
tbc....