Enough berkisah tentang kisah asmara seorang wanita bernama Dia Tarisma Jingga dengan seorang lelaki yang belum lama dikenalnya, Btara Langit Xabiru
Keduanya saling mencintai dan kemudian memutuskan membangun kehidupan keluarga kecil yang harmonis dan bahagia.
Namun sayangnya semua itu hanya menjadi angan saja, hal ini terjadi lantaran trauma masa lalu dan sikap Tara yang abusive, yang pada akhirnya menjadi prahara dalam rumah tangga mereka.
Akankah Tari dan Tara mampu mempertahankan rumah tangga mereka? Kisah selengkapanya hanya ada di novel Enough.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Bunda masuk lalu buru-buru menutup pintu, ia menguncinya dari belakang. Aku tak akan pernah lupa seperti apa rupa bunda pada malam itu. Darah mengalir dari bibir dan hidungnya, pipinya merah lebam, matanya membengkak dan sejumput rambut yang tergeletak di bahunya.
Bunda memandang ke arah Ranu yang sudah berada di luar jendela dan aku yang baru saja akan lompat keluar.
Sedikit pun aku tak merasa takut saat bunda memergokiku di dalam kamar bersama seorang pria, aku sama sekali tidak peduli tentang hal itu. Aku hanya mencemaskan bunda. Aku menghampiri dan meraih tangannya, menuntunnya ke tempat tidurku, aku menyapu rambut yang terjambak dari bahunya, dan mengelap keningnya.
"Ranu akan meminta bantuan tetangga dan menelepon polisi."
Mata bunda mebelalak dan ia langsung menggeleng. "Jangan!" cegahnya. Bunda menoleh ke Ranu. "Tidak boleh. Jangan!!"
Ranu yang sudah bersiap pergi, memandangku.
"Ayahmu mabuk, Tari," ucap bunda. "Kalau kau memanggil tetangga dan menghubungi polisi, situasinya akan ruyam, percayalah. Biarkan saja sekarang ayahmu tidur, bunda yakin besok semuanya akan baik-baik saja."
Aku menggeleng. "Tapi tadi ayah memperk*sa bunda!"
Bunda menunduk dan meringis, kemudian ia menggeleng. "Tidak seperti itu Tari, kami sudah menikah. Kau masih terlalu muda untuk mengerti, jadi tolong mengertilah, jangan hubungi polisi." pinta bunda kembali kepadaku dan juga Ranu.
Setelah itu bunda mulai menangis memegangi kepala dengan kedua tangannya, aku memeluknya dan ikut menangis. Aku belum pernah melihat bunda sesedih ini atau setakut ini.
Hatiku benar-benar hancur, saat bunda menangis dalam pelukanku, aku memandangi sekeliling, dan Ranu sudah pulang. Aku membantu bunda membersihkan bibir, hidung dan mata bunda, tapi bunda sama sekali tak membahas tentang Ranu.
💡 Note:
Meski sudah terikat dalam sebuah pernikahan yang sah, pasangan suami istri tetap memiliki adab dalam berhungan, terlebih sudah ada undang-undang yang mengaturnya Pasal 53 Undang-Undang 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga yang mengatur bahwa tindak pidana kekerasan seksual berupa pemaksaan hubungan *****al yang dilakukan terhadap istri atau suami merupakan delik aduan.
Jika mengingat ayahnya, hati Tari seakan di penuhi oleh kebencian, meski kini ayahnya telah tiada. Bagi Tari kepergian ayahnya merupakan angin kebebasan untuk bundanya, ia membuka halaman selanjutnya.
Dear diary,
Aku sudah siap membahas tentang Eropa. Malam ini seperti biasanya Ranu menginap di kamarku, ia mengatakan bahwa dirinya berubah pikiran dan tak jadi pergi. Dia tidak ingin meninggalkanku sendirian di rumah ini, ia sangat mengkhawatirkan aku.
Aku berusaha untuk menyakinkan dia bahwa aku akan baik-baik saja dan membujuknya untuk tetap pergi.
"Aku janji padamu, setelah aku berhasil menyelesaikan pendidikanku dan mendapatkan pekerjaan. Aku akan kembali lagi padamu." ucap Ranu sembari menatapku dalam-dalam.
Aku mengangguk dan tersenyum padanya. Aku tak ingin terlihat bersedih jadi aku memintanya untuk menceritakan tentang Eropa, karena sebetulnya aku sama sekali belum pernah menginjakan kakiku di benua biru itu.
"Aku pun sebenarnya baru satu kali ke sana, bersama ibuku untuk mengunjungi paman." ucapnya.
Ranu bercerita jika pamannya tinggal di sebuah kondominium, di London. "Ada rooftop yang indah untuk melihat pemandangan kota dan juga kolam renang besar di dalam gedung tersebut, hampir setiap hari selama di sana aku berenang di kolam renang tersebut." ucapnya.
Aku jadi membayangkan bagaimana rasanya tinggal kondominium mewah yang di lengkapi dengan rooftop yang indah serta kolam renang di dalamnya..
Ranu juga bercerita tentang makanan di sana, dan hampir semua menu ia bisa membuatnya. Aku tahu jika Ranu suka memasak tapi aku sama sekali tidak tak menyangka sebesar itu kecintaannya pada dunia tersebut, ia mengatakan bahwa sebetulnya ia bisa memasak beberapa makanan dari berbagai macam negara. "Aku harap suatu saat, bisa setiap hari memasak untukmu. Aku jamin kau pasti tidak akan bosan," ucapnya.
Aku tertawa, "Aku pemakan segalanya." ucapku. Sebetulnya lebih tepatnya, apa pun yang di buatnya sudah pasti aku sangat menyukainya.
Dan yang terakhir ia menceritkan tentang pemandangan indah di London, tepatnya Buckingham Palace yang merupakan kediaman resmi Ratu Inggris yang sebagian kawasannya bisa dijadikan sebagai destinasi wisata. "Tapi di London tidak ada gadis secantik kamu."
Ucapannya sungguh membuat hatiku melayang ke angkasa, Ranu menciumku dengan manis sekali. "Suatu saat aku ingin mengajakmu ke sana."
Kami berciuman lagi, dan melakukan hal yang lainnya yang tak perlu aku tulis di sini.
Pagi harinya, aku mengucapkan selamat tinggal pada Ranu, dia memeluk dan menciumku begitu lama....
Tari membalik halaman selanjutnya, tapi lantas ia malah menutup buku itu rapat-rapat. Hanya ada satu tulisan lagi, tapi ia tak tahu apakah ia benar-benar ingin membacanya sekarang atau tidak akan pernah membacanya.
Tari menyimpan buku harian tersebut di dalam lemari, ia merasa babak hidupnya bersama Ranu telah usai, Ranu tak perlu menepati semua janji-janjinya karena dia telah memiliki kekasih dan Tari pun kini merasa sudah bahagia.
Aku bahagia sekarang.
Tari meraih handphonenya untuk mengchargernya, ia melihat ada dua pesan dari Tara dan satu pesan dari bundanya yang belum ia baca.
Tara:
Hei, aku punya sebuah kejujuran yang ingin aku ungkapkan. Bersiaplah dalam hitungan 3... 2...
Tara:
Tadinya aku khawatir untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita, karena hal tersebut akan menambah beban dan tanggung jawabku. Karena itulah aku selalu menghindarinya. Kesibukanku sudah cukup banyak, dan melihat orang tuaku yang nampak tertekan akibat pernikahan, di tambah dengan banyaknya kegagalan dalam pernikahan teman-temanku, membuatku sama sekali tak ingin terlibat dalam hubungan pernikahan.
Tapi setelah malam ini aku sadar, apa yang terjadi di antara kita tidak seperti tanggung jawab. Justru rasanya seperti sebuah hadiah.
Malam ini, sebelum tidur aku akan memikirkan cara untuk mendapatkan hadiah tersebut.
Tari tersenyum membaca pesan yang di kirim oleh Tara, kemudian ia membuka pesan yang di kirim oleh bundanya.
Bunda:
Kau dan Tara sama-sama seorang pembisnis, walaupun di bidang yang berbeda, tapi bunda rasa kalian berdua akan cocok dan saling melengkapi.
👏👏👏👍
banyak pesan moral yg didapat dari cerita ini.. asli keren kak.. bisa buat baper akut n nangis Bombay.. untuk kak Irma sukses terus sehat dan selalu di tunggu karya selanjutnya..
banyak pesan dan ilmu yang terkandung
Semangat Kak author,
Terima kasih untuk cerita yg luar biasa ini,
💪👍
jadi ayah tari juga hilang kendali saat mabuk 😪
mungkin juga bunda marah bunda kesel,,, tapi bunda juga mudah memaafkan ayah 😐😐😐
apa yg di alami bunda terjadi sama tari sekarang 😭