NovelToon NovelToon
Kakak Iparku Ayah Anakku

Kakak Iparku Ayah Anakku

Status: tamat
Genre:Patahhati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:10.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Amallia

Anara Putri, gadis delapan belas tahun yang harus mengandung benih lelaki yang merupakan Kakak iparnya, atas kecelakaan di sebuah hotel tanpa kesengajaan. Padahal saat itu Anara baru saja lulus sekolah menengah kejuruan.

Bagi sang ayah, Anara hanyalah anak pembawa sial. Oleh sebab itu, dia begitu di benci oleh keluarganya sendiri. Bahkan, Anara harus menutup rapat identitas ayah dari bayi yang di kandungnya karena tidak mau menyakiti hati sang Kakak.

Lantas, akankah Anara mendapat kebahagiaannya? Bagaimana dengan Anara ketika semua rahasia itu terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amallia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part.29

Anara sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Saat ini dia dan Aldi sudah ada di perjalanan.

Cukup lama mengemudi, kini mobil yang di kendarai Aldi sudah sampai di depan rumahnya. Aldi turun dari mobil, lalu membuka pintu belakang. Dia menggendong Anara hingga masuk ke dalam rumah. Sedangkan Bi Inem yang membawa anaknya.

"Kak Aldi," Anara memanggil Aldi yang sedang meletakan tas berisi baju bayi.

Aldi menatap Anara yang sedang berbaring di atas tempat tidur.

"Kenapa?"

"Terima kasih, yah."

"Untuk?"

"Untuk semua waktunya, karena Kak Aldi mau menjaga aku di rumah sakit."

"Itu sudah tugasku kok untuk menjaga kamu." ucap Aldi. "Oh iya, kamu mau kasih nama siapa untuk anak kita?" tanya Aldi.

"Aku belum memikirkannya," Anara memang belum menyiapkan nama untuk anaknya.

"Bagaimana jika aku yang kasih nama."

"Boleh, tapi siapa namanya?"

"Adelia Anastasya ," ucap Aldi.

"Wah bagus juga, Nara setuju," ucap Anara.

Anara merasa bahagia karena Aldi begitu perhatian dengannya. Ya, walaupun sebenarnya dia sedikit sedih. Karena Ayah dan Kakaknya tidak datang ke rumah sakit untuk melihat kelahiran Baby Adel.

Setelah selesai mengobrol dengan Anara, kini Aldi keluar dari kamar itu. Dia akan beristirahat sebentar karena merasa sangat lelah.

Anara menatap anaknya yang sedang tidur di sampingnya. Memang anaknya terlihat mirip dengannya. Hanya saja matanya yang persis seperti Andika.

Terlihat Bi Inem masuk ke dalam kamar itu.

"Non, ini Bibi bawakan makan untuk Non Anara," Bi Inem menaruh piring berisi nasi dan sayur bening ke atas meja.

"Terima kasih, Bi. Maaf merepotkan," ucap Anara.

"Tidak kok, Non." jawabnya.

Bi Inem kembali keluar dari kamar itu.

Anara memilih untuk makan sebelum anaknya terbangun.

°°°

Setiap hari Aldi membantu Anara mengurus Baby Adel. Aldi sangat baik, dia memperlakukan Baby Adel seperti anaknya sendiri.

Aldi menghampiri Anara yang sedang duduk sendirian. Kebetulan dia baru saja menidurkan Baby Adel.

"Nara, aku mau bicara," ucap Aldi lalu dia duduk di depan Anara.

"Bicara apa, Kak?"

"Aku mau membahas pernikahan kita. Sebaiknya pernikahan itu di lakukan secepatnya. Kita bisa ijab qabul dulu saja. Untuk resepsi pernikahan, nunggu sampai usia Adel satu tahun," kata Aldi.

"Memangnya tidak apa-apa kalau jaraknya jauh sekali?"

"Tidak apa-apa, dari pada kita tinggal satu atap tanpa ikatan yang pasti."

Sebenarnya sebelum Anara melahirkan, Aldi selalu tinggal di Apartemen miliknya. Namun setelah Anara melahirkan, dia merasa tidak tega. Dia berniat membantu Anara mengurus Baby Adel. Jadi terpaksa harus tinggal satu atap.

"Baiklah, tapi nanti Nara mau bicara dulu sama Papah. Lagian Papah yang nantinya akan menikahkan Nara."

"Kamu tidak usah pergi ke rumah itu, sayang. Biar nanti Mas yang undang Pak Indra dan Vanesa untuk makan malam disini. Nanti Mas bilangnya undangan makan malam untuk merayakan kelahiran Baby Adel." kata Aldi.

"Baiklah, Nara setuju dengan rencana Kak Aldi."

Aldi menatap Anara sambil membayangkan sesuatu. Dia sudah tidak sabar untuk menikahi Anara. Karena semenjak melahirkan, Anara terlihat lebih menarik. Apalagi badannya yang cukup berisi di bagian tertentu.

Anara melihat Aldi yang sedang senyum-senyum sendiri.

"Kak Aldi kenapa?" tanya Anara yang kini sedang menatap Aldi.

"Tidak kenapa-napa, memangnya apa yang kamu lihat?"

"Kak Aldi sepertinya sedang bahagia," kata Anara.

"Iya dong, aku sudah tidak sabar nih untuk menikahimu," kata Aldi.

"Ih," Anara mencubit pinggang Aldi.

"Kok kamu nakal sih?"

"Kak Aldi pasti lagi membayangkan hal-hal aneh."

"Tidak kok, Mas hanya membayangkan ketika kamu ada di bawah kungkunganku."

"Tuh kan, Kak Aldi me*sum ih," Anara kembali mencubit pinggang Aldi.

Kini keduanya masih bercanda tawa. Aldi merasa senang karena bisa tertawa lepas bersama Anara.

°°°

Sesuai janjinya, Aldi datang ke rumah Pak Indra untuk mengundangnya makan malam di rumahnya. Pak Indra sudah setuju untuk datang. Apalagi itu kesempatan dia untuk bertemu dengan cucunya.

"Jadi Papah mau pergi ke rumah Kak Aldi," ucap Vanesa yang baru datang. Kebetulan tadi dia mendengar perkataan Aldi dan Ayahnya.

"Iya, Nak. Lagian kita juga belum ketemu dengan anaknya Nara," ucap Pak Indra.

"Papah kok sekarang perduli sama dia?"

"Bukan begitu, Nak. Nanti kalau orang-orang tahu jika Ayah tidak menengok cucu sendiri, itu bisa jadi gosip yang tidak benar."

"Baiklah, nanti Nesa ajak Mas Andika untuk ikut juga." ucap Vanesa.

Aku penasaran, kira-kira seperti apa anaknya Nara," batin Vanesa.

Setelah selesai berbicara, Aldi langsung pulang.

Vanesa masih duduk bersama Ayahnya.

"Nes, dimana suami kamu?" tanya Pak Indra.

"Biasa, Pah. Sekarang Mas Andika lebih sering pulang telat dari kantor. Aku juga tidak tahu kenapa akhir-akhir ini Mas Andika tidak mau ku sentuh. Bahkan saat aku ajak untuk berhubungan, dia tidak mau," jelas Vanesa.

"Biar nanti Papah yang bicara sama suamimu," ucap Pak Indra.

"Iya, Pah. Ya sudah Nesa mau ke kamar dulu," Vanesa beranjak dari duduknya lalu dia pergi ke kamar.

Bisa-bisanya Andika memperlakukan Vanesa seperti itu," batin Pak Indra.

Tak lama, terlihat Andika yang baru pulang kerja. Dia menghampiri Pak Indra yang masih duduk di ruang keluarga.

"Kamu baru pulang?" tanya Pak Indra.

"Iya, Pah. Di kantor sedang banyak kerjaan," ucap Andika.

"Tapi kamu jangan menghindar seperti ini dari istrimu. Jika dia punya salah, bicaralah baik-baik. Apa kamu tidak mau berhubungan dengan Nesa karena dia tidak akan pernah bisa hamil?"

Kebetulan Vanesa akan ke dapur untuk mengambil air minum. Dia tidak sengaja mendengar semua perkataan Ayahnya.

"Apa maksud Papah?"

Pak Indra terkejut saat melihat Vanesa yang sedang berjalan ke arahya.

"Pah, Nesa dengar semuanya loh. Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dari Nesa?" Vanesa menatap Ayah dan suaminya secara bergantian.

Kini Vanesa mendudukan dirinya di sebelah suaminya.

"Mas, coba jelaskan semuanya," Vanesa menarik-narik lengan suaminya.

Andika menoleh lalu menatap istrinya.

"Saat kecelakaan itu, terjadi benturan yang sangat keras di perutmu. Sehingga dengan terpaksa rahimmu harus di angkat," jelas Andika.

"Jadi aku...." Vanesa menutup mulutnya raoat-rapat. Air matanya menetes begitu saja. Lalu dia berlari menuju ke kamarnya.

"Pah, Dika mau menenangkan Vanesa dulu," ucap Andika, lalu dia beranjak dari duduknya.

Andika melihat istrinya yang sedang duduk di atas ranjang sambil menutupi wajahnya.

"Sayang, kamu jangan sedih yah. Mas akan tetap ada di sampingmu kok." ucap Andika.

"Jadi ini alasan kenapa Mas Andika tidak pernah mau menyentuhku, karena aku tidak bisa memberi keturunan."

"Bukan seperti itu, sayang."

Vanesa mengalihkan arah pandangnya.

Andika memikirkan cara agar istrinya tidak sedih lagi.

Andika mendekatkan wajahnya di leher istrinya. Lalu dia mulai bermain-main disana.

Pintar juga Mas Andika merayuku. Baiklah, akan ku buktikan kelihaianku walaupun aku tidak bisa hamil," batin Vanesa, lalu dia membalas perlakuan suaminya.

°°°°

1
Bu Anyi
murahan banget kesan nya gimana sih
Dewi Yuliani
Luar biasa
Romlah Imut
Kecewa
Romlah Imut
Buruk
Atik Bunga
kok kuara bukannya nela ya
Atik Bunga
kayaknya yg ngidam alan deh bukan kiara
Atik Bunga
karmanya andika menimpa anaknya adelia
Atik Bunga
itu pasti kelakuan vanesa
Atik Bunga
mudah2an adiknya adel dan eva otewe nih
Atik Bunga
nara kali bu sinta buka nesa
Atik Bunga
rian bisa2 jadi saingannya andika
awas andika punya saingan 😂😂😂😂😂
Atik Bunga
bu sinta pasti salah paham nih
Atik Bunga
kenapa dih orang sdh sehat kok dibikin meninggal kan kasihan anaranya kok orang nggk ada bahagia2nya
Atik Bunga
apakah aldi pergi utk slamanya meninggalkan anara dan anak2 😭😭😭
Atik Bunga
tetap saja vanesa tidak sadar vahwa selama ini perbuatannya salah
Atik Bunga
aku percaya yg nabrak pasti vanesa
Atik Bunga
gantian den dulu ya adzani anan andika aldi sekarang yg adzani anak aldi andika
Atik Bunga
aku nggk mau kalau sampai aldi meninggal kasian sama anaranya lo
Atik Bunga
kok andika dan sela bukannya sama vanesa ya
Atik Bunga
aku lebih mendukung anara sama aldi saja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!