NovelToon NovelToon
Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Iblis / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Perperangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

“Yang hidup akan ditumbuk menjadi pil, yang mati akan dipaksa bangkit oleh alkimia. Bila dunia ingin langit bersih kembali, maka kitab itu harus dikubur lebih dalam dari jiwa manusia…”

Di dunia tempat para kultivator mencari kekuatan abadi, seorang budak menemukan warisan terlarang — Kitab Alkimia Surgawi.
Dengan tubuh yang lemah tanpa aliran Qi dan jiwa yang hancur, ia menapaki jalan darah dan api untuk menantang surga.

Dari budak hina menuju tahta seorang Dewa Alkemis sekaligus Maharaja abadi, kisahnya bukanlah tentang keadilan… melainkan tentang harga dari kekuatan sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Penglihatan Jiwa Maharaja

Cahaya hitam dan emas meledak dari kitab itu, membungkus tubuh dan jiwanya dalam pusaran energi tak berbentuk. Lantai batu, gua kuno, dan dunia nyata yang ia kenal segalanya lenyap. Li Yao kini melayang di ruang hampa. Hanya kehampaan dan cahaya yang terus berputar di sekelilingnya.

Lalu perlahan dari dalam pusaran itu, munculah bayangan. Namun bayangan itu bukan sekedar bayangan. Itu adalah sebuah kenangan dan sejarah berdarah.

Langit merah terbuka seperti luka besar di cakrawala. Awan-awan gelap berputar perlahan, dan di tengah langit yang terkoyak itu berdirilah satu sosok berjubah kelam. Kabut perak mengalir dari tubuhnya, menari seperti asap hidup yang menyelimuti setiap gerakannya.

Wajahnya tidak terlihat, hanya sepasang mata yang menyala tajam, seperti menembus ruang dan jiwa siapa pun yang melihatnya. Di belakang sosok itu, sembilan pilar raksasa melayang mengelilinginya, masing-masing memancarkan aura kekuatan kuno yang seolah mampu membelah langit.

Dia adalah Maharaja Pengurai Jiwa.

Makhluk satu-satunya yang tidak di akui langit dan bumi, sebagai penguasa tertinggi dalam jalan alkimia yang berbeda.

“Aku bukan manusia. Aku juga bukan dewa. Aku adalah hukum yang memurnikan hidup dan membubarkan jiwa.”

Suaranya bergema ke segala penjuru dimensi, mengguncang alam semesta yang tersisa. Setiap kata yang diucapkannya seperti mantra kuno yang mengandung kekuatan yang bisa menulis ulang takdir, atau menghapus keberadaan.

Di hadapan Li Yao, terbentang sebuah medan perang yang menakjubkan dan juga mengerikan. Puluhan ribu pasukan bersenjata berdiri tegap, siap untuk bertempur. Namun sosok itu tak pernah mengangkat pedang. Karena emang Ia tidak memerlukan senjata.

Yang digunakannya hanyalah sebuah pil kecil berwarna jingga terang.

"Kabut Jingga yang Menghancurkan Meridian."

Saat pil itu pecah di udara, kabut jingga melesat cepat menyelimuti medan perang. Dalam hitungan detik, ribuan prajurit terdiam, lalu tertawa, kemudian menangis, sebelum tubuh mereka mulai membatu dari dalam.

Satu per satu meridian mereka mengeras, saluran energi membeku dan jiwa mereka bergetar seperti senar seruling yang dipatahkan secara paksa.

"Air Mata Iblis dari Seribu Kepala."

Dalam penglihatan berikutnya, Maharaja duduk angkuh di atas altar yang dibangun dari tulang naga, menyuling darah dari sepuluh ribu roh menjadi cairan perak murni. Setetes saja cukup untuk menghapus satu kota dari peta dunia. Cairan itu berdenyut seperti makhluk hidup dan saat ia menjatuhkannya ke dalam sebuah sumur, seluruh kota mulai menyanyi, menari, lalu membeku. Dan akhirnya mati.

"Ramuan Kelahiran Terbalik."

Sebuah pil yang jika tertelan akan membalik proses kelahiran dari dalam tubuh. Organ-organ mulai tumbuh mundur dan aliran darah mengalir berlawanan arah. Kesadaran kembali ke fase bayi. Dan akhirnya, tubuh mencair dalam tangisan awal, tangisan yang tak seharusnya pernah terdengar lagi.

Dunia bergetar di bawah bayangannya.

Para tetua sekte menjulukinya Sang Penyair Kematian, bukan karena kekuatannya saja tetapi karena setiap musuhnya selalu mati dengan senyum di wajah dalam kegilaan, dalam nyanyian dan puisi yang tak bisa dimengerti siapa pun.

"Aku tidak membunuh hanya untuk membunuh."

"Aku hanya memperlihatkan pada dunia betapa rapuhnya jiwa yang mereka puja."

Dalam penglihatan yang menyelimuti kesadaran Li Yao, sepotong kebenaran yang terlupakan perlahan terkuak. Bukan sekedar potongan sejarah, melainkan dosa kuno yang selama ini berusaha disembunyikan oleh dunia.

Zaman itu adalah akhir dari segalanya.

Langit terbelah dan benua Tianxu retak, membukakan celah menuju dimensi roh. Hukum-hukum alam mulai kehilangan maknanya. Batas antara hidup dan mati, antara roh dan raga, mengabur lenyap perlahan seperti kabut di pagi hari.

Dan semua kehancuran itu berpusat pada satu sosok.

'Maharaja Pengurai Jiwa.'

Ia bukan sekedar alkemis. Bukan pula sekedar penguasa teknik pil. Ia adalah iblis berjubah manusia, penyair kematian yang memperlakukan jiwa makhluk hidup tak lebih dari bahan eksperimennya.

Dengan darah sepuluh ribu roh, ia menyuling kabut yang menghancurkan kehendak hidup siapa pun yang menghirupnya.

Ia menciptakan pil yang memaksa waktu di dalam tubuh berjalan mundur, memutar kehidupan hingga manusia kembali ke bentuk janin.

Namun yang paling mengerikan dari semuanya adalah kemampuannya untuk menghidupkan dirinya kembali di dalam tubuh siapa pun. Tak satu pun kekuatan di dunia yang bisa benar-benar mengalahkannya.

Sekuat apa pun serangan, secepat apa pun teknik, Maharaja selalu kembali, Hidup, Bangkit dan membalas.

Sampai akhirnya, sekte-sekte besar di seluruh Benua Tianxu seperti Puncak Langit Suci, Lembah Iblis Emas hingga Kuil Laut Dalam melakukan Perjanjian Darah. Para sekte yang saling  bermusuhan kini bahu membahu bukan lagi untuk memperebutkan kekuasaan, melainkan bersatu untuk menghancurkan Maharaja Pengurai Jiwa.

Perang besar pun dimulai selama tiga generasi lamanya. Kota-kota yang sangat megah hancur dan berganti menjadi danau beracun yang menyebarkan kabut kematian. Hutan-hutan di benua Tianxu terbakar menjadi gurun yang seperti tanah mati yang tak pernah lagi ditumbuhi kehidupan. Bahkan warna langit memudar menjadi kelabu tua yang menyelimuti dunia ini selama berabad-abad.

Namun di tengah kehancuran itu, Maharaja tetap tak tergoyahkan. Sampai pada akhirnya datanglah sebuah penghianatan dari sosok yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

Penghianatan itu datang dari muridnya, orang yang sudah di anggap sebagai anaknya sendiri. Ia diam-diam mencuri inti Kitab Alkimia Surgawi, saat Maharaja tengah bermeditasi di Sumur Jiwa Dunia.

Tanpa inti itu, kekuatan Maharaja perlahan melemah. Kesempatan pun datang bagi sekte sekte besar dan yang lainnya, Ia kemudian dikepung oleh para tetua sekte, penguasa alam, dan para klan klan besar.

Dan untuk pertama kalinya ia merasakan kekalahan yang tak pernah ia rasakan berabad abad. Tubuhnya dihancurkan, rohnya dikutuk bahkan jiwanya disegel dengan kekuatan tertinggi dari Lima Altar Penjaga Semesta.

Namun, kitab yang menjadi kekuatannya itu tidak ikut musnah.

Kitab itu dengan ukiran lambang sebuah tengkorak naga dan bayangan roh-roh yang tertawa bahkan tidak bisa dibakar maupun dihancurkan.

Isinya bukan sekedar teknik alkimia biasa.

Di dalamnya terkandung rahasia untuk membalikkan hukum alam antara hidup dan mati.

Cara menyerap jiwa makhluk hidup dan menggunakannya sebagai bahan dasar pil. Cara menggabungkan serpihan-serpihan roh menjadi wujud kehidupan baru. Bahkan… cara membangkitkan diri sendiri dengan menjadikan tubuh orang lain sebagai wadah untuk kelahiran kembali.

Kitab itu terlalu berbahaya untuk dibiarkan berada di tangan siapa pun. Dan akhirnya kitab itu disembunyikan. Disegel oleh sembilan rantai yang mewakili hukum-hukum tertinggi dunia ini, waktu, ruang, kehidupan, kematian, roh, darah, kehendak, hukum langit, dan hukum jiwa. Lalu kitab itu dikubur di tempat terdalam dunia dan dicatat dalam sejarah sebagai sesuatu yang telah hilang untuk selama-lamanya.

Seiring waktu berjalan, nama Maharaja Pengurai Jiwa memudar menjadi sekedar cerita gelap. Sebuah dongeng yang digunakan orang tua untuk menakut-nakuti anak-anak mereka saat malam tiba. Namun tak ada yang tahu kitab itu belum mati dan hari ini telah memilih tuan barunya.

Seketika, pusaran cahaya itu mereda dan menghilang. Li Yao yang menyaksikan itu semua dari awal sampai akhir seluruh tubuhnya gemetar, dan keringat dingin membasahi wajahnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dan akhirnya seluruh tubuhnya tidak bisa menopang lagi dan langsung terjatuh terduduk.

Di hadapannya, Kitab Hitam itu kini terbuka. Halaman pertamanya paling atas memperlihatkan tulisan emas yang memancarkan cahaya lembut namun misterius.

“Warisan ini bukan untuk mereka yang takut akan kebenaran.”

“Jika memilih jalan ini… maka tak ada jalan untuk kembali.”

Li Yao menatapnya dalam diam, dia kemudian mencoba bangkit dari duduknya walaupun tubuhnya masih gemetar, tangannya mencoba  menggenggam kitab itu dengan erat.

“Apakah… aku benar-benar ditakdirkan untuk ini…?”

"Aku tidak menyangka bahwa dunia ini pernah mengalami masa yang sangat mengerikan."

Bayangan-bayangan mengerikan yang pernah ia lihat sebelumnya kembali tergambar di benaknya, pemilik kitab sebelumnya, kehancuran, jiwa-jiwa yang dihisap tanpa belas kasih.

Kakinya lemas untuk yang kedua kalinya. Ia kembali jatuh berlutut.

“Kitab ini begitu sangat mengerikan, apa aku harus...”

Namun tiba-tiba liontin di lehernya bergetar lembut, getaran itu hangat dan menjalar ke seluruh tubuhnya seperti sebuah pelukan.

"Kitab Alkimia Surgawi telah memilih dan itu adalah takdirmu." Suara itu bergema di pikirannya sekali lagi.

1
Green Boy
mantap thor
Eko Lana
alur cerita yang bagus dan menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!