Putih abu-abu alias SMA disebut-sebut sebagai masa yang paling indah. Wajar saja, SMA adalah tiga tahun terakhir merasakan duduk di bangku sekolah.
Masa-masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Adapula yang mengatakan masa-masa pencarian jati diri.
Bahkan mungkin di sinilah tempat kita pertama kali mengenal cinta. Masa SMA memang penuh lika-liku remaja, dari cerita cinta, persahabatan, kekonyolan, hingga kenakalan.
Waktu terus berjalan, setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Banyak cerita-cerita yang akan terus terkenang.
Banyak momen-momen keindahan yang telah tercipta di sekolah kesayangan, tentang kebersamaan, persahabatan bahkan tentang percintaan.
Semua tertuang menjadi satu cerita yang begitu indah. Inilah kisah CINTA SMA seorang siswi SMA bernama Sinta Cahaya bersama sahabatnya dan kisah cintanya.
Yuk simak ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febti Sela Santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurangan Mira
" Dit, kamu uda belajar ?" tanya Sinta.
" Sudah, Cantik." jawab Dito.
Dari jauh terlihat para siswa berkumpul di mading untuk melihat nama-nama yang lulus simulasi kemarin. Dengan tergesa-gesa, Sinta langsung turun dari motor menuju Mading.
Sinta melihat ada nama Dito di urutan paling atas. Lalu matanya turun melihat apakah ada nama Sinta Cahaya.
" Alhamdulillah, namaku ada di urutan sepuluh" ucap Sinta gembira.
" Wah, aku harus belajar nih sama master matematika." goda Sinta kepada Dito
Lalu Dito pun tersenyum sumringah.
" Bagi anak-anak yang masuk kualifikasi lomba silahkan masuk ke aula sekarang" panggil pak guru dari microphone
Kemudian Sinta dan Dito berjalan bersama memasuki aula. Sinta duduk di belakang Dito , karena Mira dan Maya tidak lolos kualifikasi. Bel pun berbunyi tanda para siswa mulai mengerjakan soal.
" Bismillahirrahmanirrahim.." doa Sinta dalam hati
***
" Sepuluh menit lagi waktu akan habis, yang sudah selesai silakan dikoreksi lagi. " kata pak Ali yang berbicara di depan aula.
" Tet, tet, tet.."
Bel berbunyi tanda ujian berakhir. Semua jawaban dikumpulkan sesuai nomor absen.
Sinta keluar bersama Dito disusul siswa lainnya. Seluruh siswa dipulangkan lebih awal karena hari ini jadwal untuk siswa mengikuti lomba matematika.
***
Seketika Mira memasuki ruang guru dan menghampiri pak Ali. Pak Ali adalah adik kandung dari mamanya Mira.
" Om, boleh ku bantu merapikan jawaban" sapa Mira yang menawarkan bantuan merapikan soal.
" Memang kamu lagi gak sibuk Mir ?" tanya pak Ali yang masih berkutat dengan lembaran-lembaran kertas ujian.
" Enggak Om " sahut Mira seraya senyum licik.
" Jangan panggil Om kalo disekolah, panggil pak dong Mir. Kan ga enak kedengarannya sama guru yang lain. " protes pak Ali.
Mira punya rencana licik untuk Sinta. Saat pak Ali lengah , Mira pun mengambil lembar jawaban Sinta . Dia tidak rela jika Sinta lolos dalam lomba matematika.
Lalu kertas jawaban Sinta dilipat dan diselipkan di kantong saku bajunya. Kemudian Mira berpura-pura minta ijin untuk buang air kecil.
" Om, eh Pak aku mau ke toilet sebentar ya." tutur Mira.
" Ya udah sana." balas pak Ali tanpa curiga sedikit pun dengan keponakannya.
Mira pun tertawa lepas dalam hati karena puas. Dia tidak rela Sinta harus pergi dengan Dito ke Bandung untuk mengikuti kompetisi matematika tingkat nasional.
" Kalau aku tak lolos, kamu pun juga tidak Sin. Ini akibat kamu sudah merebut Dito dari aku. Akan aku buat kamu menderita." geram Mira.
***
" Dit, kamu ---" ucap Sinta ragu dan menghentikan pembicaraannya.
" Aku, kenapa Sin ?" tanya Dito penasaran.
" Kamu kok pinter gak ngomong- ngomong !. Ha..ha..ha" canda Sinta sambil tertawa.
" Pintar itu gak harus di omongin tau " balas Dito.
" Kalo besok aku lolos kualifikasi, tolong ajarin aku ya untuk kompetisi di Bandung." pinta Sinta merayu.
" Gak perlu kamu meminta, aku akan tetap ajarin kamu" ucap Dito.
Lalu mereka bergegas pulang.
Sesampainya di rumah Sinta langsung turun dari motor dan Dito bergegas untuk pulang.
" Assalamua'laikum" ucap Sinta memberi salam.
" Wa'laikum salam, Kak Sinta ada paket nih. " teriak Pasha dari ruang tamu.
" Paket, kayaknya kakak gak pernah mesen barang lewat toko online." sahut Sinta.
" Mana aku tahu?" timpal Pasha.
Lalu Sinta mengambil paket yang berada di meja tamu. Dibawa paket yang ukurannya lumayan besar langsung dibawa ke kamarnya. Lalu Sinta melihat nama si pengirim paket.
" Dari Dito Pratama" ucap Sinta.
" Wah, isinya apa ya? Kotaknya besar sekali." tutur Sinta.
Di buka perlahan dengan menggunakan pisau kater. Dan ada surat di dalam nya yang berisi:
" Teruntuk pujaan hati, peluk ya kalau kamu merindukan ku. By Dito ( cucu ganteng)"
Sinta pun terlihat nampak bahagia mendapatkan pemberian dari Dito.
-
-
Dukung terus karya author dengan cara like, vote, dan berikan komentar
mari saling mendukung,
singgah di karya ku juga ya kak
"Transfer Student"
Di sini ramai bgt ya❤️❤️