Yan Ruyin, nama yang membuat semua orang di Kediaman Shen jijik. Wanita genit, pengkhianat, peracun… bahkan tidur dengan kakak ipar suaminya sendiri.
Sekarang, tubuh itu ditempati Yue Lan, analis data abad 21 yang tiba-tiba terbangun di dunia kuno ini, dan langsung dituduh melakukan kejahatan yang tak ia lakukan. Tidak ada yang percaya, bahkan suaminya sendiri, Shen Liang, lebih memilih menatap tembok daripada menatap wajahnya.
Tapi Yue Lan bukanlah Yan Ruyin, dan dia tidak akan diam.
Dengan akal modern dan keberanian yang dimilikinya, Yue Lan bertekad membersihkan nama Yan Ruyin, memperbaiki reputasinya, dan mengungkap siapa pelaku peracun sebenarnya.
Di tengah intrik keluarga, pengkhianatan, dan dendam yang membara.
Bisakah Yue Lan membalikkan nasibnya sebelum Kediaman Shen menghancurkannya selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arjunasatria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Kereta kuda memasuki gerbang kediaman Shen saat langit sudah mulai gelap. Lentera-lentera di sepanjang jalan menyala, menciptakan bayangan-bayangan panjang di dinding paviliun.
Shen Liang membantu Yue Lan turun dari kereta dengan gerakan yang lebih lembut dari biasanya. Tangan mereka masih saling menggenggam, sesuatu yang tidak luput dari pandangan beberapa pelayan yang lewat.
"Tuan Muda, Nyonya," sapa salah satu pelayan dengan hormat, namun matanya melirik ke tangan mereka yang bertautan dengan ekspresi terkejut.
Yue Lan merasakan perubahan atmosfer segera setelah mereka memasuki kediaman. Para pelayan yang biasanya mengabaikan atau menatapnya dengan jijik, kini menatap dengan campuran kebingungan dan rasa ingin tahu.
Mereka melihat perubahan, batin Yue Lan. Tapi apakah itu hal baik atau buruk?
"Ayo," kata Shen Liang pelan, masih menggenggam tangannya. "Kita kembali ke paviliun."
Mereka berjalan melewati jalan setapak menuju paviliun belakang tempat mereka tinggal. Namun di tengah perjalanan, Xiaohe tiba-tiba muncul dengan wajah cemas.
"Nyonya! Tuan Muda!" panggilnya sambil berlari kecil, napasnya terengah-engah.
"Xiaohe? Ada apa?" tanya Yue Lan.
Xiaohe melirik ke kiri kanan dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang mendengar. "Nyonya Shen... beliau mengetahui Tuan Muda dan Nyonya pergi bersama hari ini."
Shen Liang mengerutkan dahi. "Dan?"
"Beliau sangat marah," bisik Xiaohe. "Beliau bilang... tidak pantas seorang wanita dengan reputasi seperti Nyonya ikut campur urusan bisnis keluarga. Beliau sudah mengumpulkan beberapa pelayan untuk... menyebarkan berita."
Yue Lan merasakan dadanya sesak. Tentu saja. Madam Shen tidak akan tinggal diam.
"Berita apa?" tanya Shen Liang dengan nada dingin.
Xiaohe menunduk. "Bahwa... Nyonya pasti melakukan sesuatu yang tidak pantas untuk membuat Tuan Muda membawa beliau. Bahwa... Nyonya kembali ke kebiasaan lama."
"Cukup!" bentak Shen Liang. Amarahnya yang biasanya terkontrol mulai meluap. "Itu fitnah!"
"Shen Liang," Yue Lan memegang lengannya dengan lembut. "Tenang."
Shen Liang menatapnya dengan mata yang penuh kemarahan bukan pada Yue Lan, tapi pada situasi ini.
"Mereka tidak akan pernah berhenti, Yan Ruyin. Apapun yang kau lakukan, mereka akan terus menghakimimu."
"Aku tahu," jawab Yue Lan dengan tenang. "Tapi marah tidak akan mengubah apapun. Kita harus lebih cerdas dari mereka."
Shen Liang menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Kau benar." Ia menatap Xiaohe. "Kembali ke paviliun dan jangan dengarkan gosip apapun. Laporkan padaku jika ada yang mencoba menyebarkan rumor."
"Baik, Tuan Muda," Xiaohe membungkuk dan berlari kembali ke paviliun.
RUANGAN NYONYA SHEN
Sementara itu, di paviliun utama, Nyonya Shen duduk dengan wajah penuh kemarahan. Di hadapannya, Shen Wei berdiri dengan ekspresi tidak kalah kesal.
"Bagaimana bisa Shen Liang membiarkan wanita itu ikut?!" gerutu Shen Wei. "Dia wanita tidak bermoral yang...."
"Justru itu masalahnya," potong Nyonya Shen dengan suara tajam. "Yan Ruyin mulai mendapat perhatian Shen Liang. Dan jika mereka berdua bersatu... itu akan mempersulit rencana kita."
Shen Wei mengepalkan tinjunya. "Aku sudah mengorbankan banyak hal untuk menjauhkan Shen Liang dari posisi pewaris. Dan sekarang...."
"Diamlah dan dengarkan aku," Nyonya Shen menatap putranya dengan tajam. "Kita harus bertindak cepat sebelum Ayahmu mendengar hasil pertemuan dengan keluarga Lin. Jika Shen Liang berhasil... maka posisimu akan terancam."
"Lalu apa yang harus kulakukan, Ibu?"
Madam Shen tersenyum tipis, senyum yang penuh perhitungan. "Besok pagi, kita akan mengadakan pertemuan keluarga. Aku akan mempertanyakan kelayakan Yan Ruyin ikut dalam urusan bisnis. Dan jika Shen Liang membela wanita itu..." Ia berhenti, menatap putranya dengan penuh makna. "Maka semua orang akan melihat bahwa dia sudah kehilangan akal sehat karena wanita yang tidak layak."
Shen Wei tersenyum puas. "Brilian, Ibu."
Nyonya Shen berdiri dari tempat duduknya, berjalan menuju jendela paviliun. Matanya menatap ke arah paviliun belakang, tempat Shen Liang dan Yan Ruyin tinggal dengan tatapan penuh kebencian.
"Tapi itu saja tidak cukup," gumamnya pelan.
Shen Wei mengerutkan dahi. "Apa maksud Ibu?"
Nyonya Shen berbalik, wajahnya berubah menjadi lebih dingin. "Pertemuan keluarga hanya akan membuat Yan Ruyin kehilangan muka. Tapi untuk benar-benar menghancurkan mereka..." Ia berhenti sejenak, senyumnya melebar. "Kita perlu sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang tidak bisa dibantah."
"Seperti apa?" tanya Shen Wei, mulai penasaran.
Nyonya Shen berjalan mendekati meja kerjanya dan membuka laci tersembunyi. Ia mengeluarkan sebuah amplop merah dengan segel emas yang indah, segel keluarga Lin.
Shen Wei terkejut. "Itu... surat dari keluarga Lin?"
"Bukan hanya surat biasa," jawab Nyonya Shen sambil tersenyum licik. "Ini adalah surat yang seharusnya dikirim kepada ayahmu besok pagi... tentang hasil pertemuan Shen Liang dengan keluarga Lin."
"Bagaimana Ibu bisa mendapatkannya?!" Shen Wei melangkah maju, matanya membulat.
"Aku punya orang di dalam keluarga Lin," jawab Nyonya Shen tenang. "Utusan yang seharusnya membawa surat ini... tertunda. Dan surat ini..."
Ia mengangkat amplop itu tinggi-tinggi. "...akan aku ganti dengan yang lain."
Shen Wei mulai mengerti. "Ibu mau memalsukan surat?"
"Bukan memalsukan," koreksi Nyonya Shen. "Hanya... memodifikasi isinya sedikit. Keluarga Lin menulis pujian untuk Shen Liang dan Yan Ruyin, bukan? Bayangkan jika yang sampai ke tangan ayahmu adalah surat yang menyatakan bahwa... Yan Ruyin bertingkah tidak pantas di hadapan Tuan Lin dan putranya. Bahwa dia membuat keluarga Lin merasa tidak nyaman dan mempertimbangkan untuk membatalkan kerja sama."
Shen Wei terdiam, lalu perlahan mulai tersenyum. "Itu... brilian, Ibu."
"Dengan surat ini, tidak peduli apa yang dikatakan Shen Liang besok, ayahmu tidak akan mempercayainya," lanjut Nyonya Shen dengan mata bersinar penuh ambisi. "Dan Yan Ruyin... akan dianggap sebagai beban yang memalukan keluarga Shen."
Shen Wei tertawa pelan. "Lalu apa yang akan Ibu lakukan dengan surat aslinya?"
Nyonya Shen menatap amplop di tangannya, lalu melemparkannya ke dalam perapian. Api menjilat kertas itu dengan cepat, mengubahnya menjadi abu dalam hitungan detik.
"Surat asli?" Nyonya Shen tersenyum dingin. "Tidak pernah ada."
semangat thor jangan lupa ngopi☕️