NovelToon NovelToon
Roller Costlove

Roller Costlove

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:239.9k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Kata orang, hal yang paling berkesan dan takkan pernah bisa dilupakan adalah malam pertama. Tapi untuk seorang gadis bernama Jaekawa Ayu, malam pertama yang seharusnya bisa ia kenang seumur hidup justru menjadi hal yang paling ingin ia hapus dari ingatan.

Bagaimana tidak, ia melakukannya dengan lelaki yang belum pernah ia kenal sebelumnya.

Lama melupakan kejadian itu, takdir justru mempertemukan Jae dengan lelaki itu di satu tempat bernama Widya Mukti. Apakah Jae akan menagih janji itu atau justru berpura-pura tak mengenalnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28# Jaekawa punya gue

Hajatan di kampung memang tidak seperti di kota, justru lebih....

"Rame banget dari beberapa hari yang lalu. Gue liat ibu-ibu di RT 3 tuh pada bolak balik. Ada yang bawa besek, nganterin baskom. Pisang bareng tandan-tandannya."

Jae mengangguk melihat dua orang lelaki sedang memasang janur kuning di atas jalanan gang dengan sterofoam berinisialkan R dan A.

"Acara hajatan di kampung memang begini, yang hajatnya seorang dua orang, yang sibuknya satu kampung tetangga-tetangganya pada kirim." Ujar Jae mereka saling menyapa warga yang berlalu lalang juga.

"Ha. Bener...gue pernah ulas di mading kampus itu, adat pesta hajatan di kampung itu kadang cerminan pribadi keluarga itu loh, Jae..."

"Maksudnya?" Salsa menyeka bulir keringat yang mulai muncul.

"Teteh KKN! Sini mampir dulu teh..." tiba-tiba teriakan muncul dan Jae serta kawan-kawan tak bisa untuk tak bercengkrama sejenak.

Mampir, tanpa suguhan meski sederhana bak mencoreng nama baik keluarga. Jadi...

Andara masih menggenggam plastik berisi kacang bawang di tangannya, "betah banget gue lama-lama disini, investasi lah bikin rumah disini...pantes aja KKN 21 ngga bisa lepas."

Rani terkekeh, ia mendorong bahu Andara, "tamu kurang ajar. Keliatan banget orang Jakarta kampungannya, Ra..."

Andara hanya terkekeh saja, hingga akhirnya mereka sampai di SD.

Rani langsung tepar di atas karpet plastik di ruang depan, begitupun Bianca yang langsung masuk kamar setelah ke kamar mandi sejenak. Sementara Salsa dan Andara bahkan langsung duduk di gawang pintu.

"Jangan duduk di gawang pintu, katanya jodohnya ntar susah." Sesil berujar berkelakar melewati mereka.

"Yang jelas ngalangin jalan, Sil..."

Rani tertawa, "jodohku ditentukan gawang pintu."

"Makan sama apa kita siang ini?" dendang Andara.

"Makan anginnn!" jawab Bianca dari kamar sudah membuka kaos dan celananya sehingga hanya menyisakan dirinya dalam balutan dalam mmann saja.

Jae ia masuk ke dalam kamar mandi, sejak tadi kedua benda yang dibelikan Arlan masih terbungkus rapi dan masuk saku jas almamater miliknya, "biar lebih afdol besok pagi aja."

Ia mencuci muka dan kakinya dan tak lama...

Terlihat Nalula mendekati posko, "wah baru pada balik ya?" ia membawa kotak berisi puding alpukat.

"Eh, kak, masuk-masuk..." Salsa dan Andara segera angkat pan tat, menggesernya masuk ke dalam namun Lula menggeleng, "kebetulan hari ini, Mei sama aku bikin puding. Ini buat kalian..."

"Wah, asik nih! Makasih banget kak Lula..." ucap mereka, Salsa menerima kotak makan berisi puding itu.

Mendengar itu Bianca langsung buru-buru memakai kaosnya saja dan melongokan kepalanya dari gawang pintu kamar, "wahhh, makasih kak Lula!"

Lula notice dengan Bianca dan tertawa, "ya ampun, kamu pake celana dulu, kaliii..."

"Eh, kaki aku ngintip juga!" tawanya langsung masuk kembali. Dan Lula tertawa sampai saat kembali ke posko, kejadian itu benar-benar mengingatkannya pada kejadian lalu.

"Kenapa?" tanya Zaltan membuat Nalula menggeleng, "ngga, mereka lucu aja kaya kloningan anak anak KKN 21 dulu..."

Vio menebak, meski asal nyatanya Lula langsung tertawa.

Malam ini, entahlah...Jae tak bisa tertidur nyenyak. Atau lebih tepatnya, sejak datang ke Widya Mukti, sejak kejadian yang melibatkan perasaan menyenangkan dengan Arlan ia tak pernah bisa tidur nyenyak lagi, bahkan...kini bisa dilihat di sekitar area matanya terdapat lingkaran hitam.

Dilihatnya Bianca yang membalut diri dengan selimut tebal dan penutup mata di pojok kanan, ada Sesil setelahnya yang tidur menyamping ke arah Bianca sementara Andara lebih membalut diri dengan jaket tebal, termasuk Hoodie yang ia tudungkan setelah itu ada dirinya, yang telah terjaga.

Ada Salsa yang sudah menendang selimutnya sampai ke bawah dan Rani dalam sleeping bag macam kepompong.

Kesempatan, Jae bergegas bangkit dengan perlahan tak mau sampai ada yang menyadari dirinya bangun sepagi ini, pukul setengah empat. Bahkan suara jangkrik saja masih nyaring terdengar menina bobokan para makhluk di bumi.

Ada wajah nervous, deg-degan dan entahlah... Jae memilih meneguk terlebih dahulu air putih, meski ujungnya ia hampir dibuat muntah.

Sshhh, hufft! Jae menghela dan membuang nafasnya kasar sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa dua benda yang mulai ia buka bungkusannya.

Sempat, Jae mencari tempat untuk menampung urinenya, dan akhirnya ia temukan tempat plastik.

Jantungnya sudah berdegup sangat kencang untuk itu. terlebih ada rasa ragu yang melingkupi Jae ketika akan mencelupkan kedua benda itu.

"Ya ampun, takut banget gue..." lirihnya.

Clup...

2 menit 3 menit, ia membasuh diri membiarkan ia bereaksi sambil Jae menggosok gigi. Cukup lama Jae memutuskan diam di kamar mandi, menumpukan kedua telapak tangannya di pinggiran bak dan menunduk tenggelam dalam berbagai pikiran terpahit.

Oke, ada Arlan...

Arlan mau tanggung jawab...

Namun tetap saja, ia tak bisa untuk tak kecewa jika hasilnya harus positif, bukan karena ia tak menerima tanggung jawab Arlan, namun....ia ingin tidak begini caranya. Kalau bisa ia meminta, ia ingin prosedur yang tertata dan terarah. Seperti menjalin pendekatan, merasakan kembali rasa hangat kebersamaan, dan mengembalikan kepercayaannya pada laki-laki.

Bagaimana pandangan keluarganya pada Arlan jika harus begini caranya. Curang rasanya jika Arlan harus menanggung sendiri dimana dalang kejahatannya adalah Sion. Lelaki itu baik, bertanggungjawab, dan...entahlah, mungkin ia merasa tak pantas?

Jae menyudahi lamunannya, lalu melihat dengan was-was ke arah wadah plastik dimana kedua alat itu menunjukan hasil yang sama.

Jae menutup mulut dan wajahnya, lalu meluruh. Rasa khawatirnya itu...rasa ketakutannya itu, selesai sampai disini.

Ia bahkan menangis sambil tertawa, membasuh itu sejenak dan memasukan kedua alat itu ke dalam saku celana training nya.

"Oke, dipilih-dipilihhh!" ujar Bianca membuka koper miliknya. Namun tidak dengan Rani dan Salsa.

Bukan karena masalah kemarin, hanya saja...Rani dan Salsa jelas memiliki postur berbeda dari Bianca yang satu tipe dengan Jae, Sesil dan Andara.

"Aslinya gue mesti pake pink?" tanya Andara menggidik. Salsa tertawa. Namun Rani, ia memilih keluar, "gue mau pinjem ke kak Livi aja, kalo gitu."

Sementara Salsa...

"Ya udah Salsa pake mukena aja."

Mereka tertawa, Andara membentangkan satu dress dengan brokat dan, "gue kaya apa kalo pake baju Bian?"

"Cocok Dara...cuma Lo nya aja yang ngga biasa."

Jae memilih satu-satunya dress putih dengan lapisan tile lembut, "ngga ada item ya?" tanya Jae digelengi Bianca, "apaan item, kaya kumbang aja. Gue ngga suka item. Nih, Jae...Lo cocok pake ini..." tuduhnya membentangkan dress pink selutut dan Jae menggeleng, "ogah!"

"Nah itu cocok Jae, putih." ujar Sesil.

"Lo bawa bawa baju beginian banyak buat apa sih, Bi...ya ampun?!" Andara bersuara, sementara Salsa sudah mengobrak-abrik koper miliknya mencari padu padan yang cocok saja.

"Ya biar gue punya pilihan lah, takutnya bosen atau lagi pengen pake baju yang mana..."

Jae dan Andara saling menatap, "cuma biar ngga bosen, Jae...Lo denger kan? Ngabisin space mobil logistik cuma biar ngga bosen."

Mereka tertawa. Rani sudah kembali dengan dress berwarna navy milik Syua.

Sementara Jae...ia bertahan dengan dress putih Bianca, "udah ini aja lah. Dari semua baju yang vibesnya kaya susu strawberry ini, cuma ini warna netral."

Para gadis ini mulai bersolek dan saling membantu, bahkan...entah sejak kapan, Bianca menawarkan bantuannya untuk Rani mengaplikasikan make up.

"Mata Lo ke atas dulu Ani," pintanya membuat Rani merotasi bola matanya ke atas.

Begitupun dengan Sesil yang membantu Jae, "perih bentar...hahaha!" mereka tertawa.

Bianca, gadis pink ini memang bintangnya jika sudah berkaitan dengan make up dan outfit manis seolah hanya itulah yang bisa membuatnya melupakan semua masalahnya.

"Gue ngga biasa..."

"Coba deh coba Jae...biar cantik!" Jae dipaksa memakai kontak lensa berwarna honey, "biar ngga padam, warna baju Lo putih, sepatu Lo juga...astaga..."

"Nih pake wedges punya gue!" pinta Bianca yang langsung digidiki Jae, "engga ah!"

Mereka keluar, dan Rani sudah bersiap memanaskan mesin mobil.

"Serius kita udah dandan cantik begini mesti mepet-mepetan di mobil Rani? Kepencet-pencet kaya oleh-oleh mudik?" tanya Bianca.

"Terus mau Lo gimana? gue ngga mau jalan, ya...cape tau, sampe di rumah teh Anjeli..."

Sementara mereka masih berdebat tentang bagaimana cara mereka pergi, Jae masih sibuk mematut diri di depan ponsel padamnya, sungguh ia merasa sedikit risih dengan baju Bianca, ia memang sering memakai dress sebelumnya hanya saja.

Baju yang benar-benar tertutup itu hanya sebatas dada sampai paha, sementara tulang selangka dan bagian sampai ke lutut hanya tertutup bagian kain tilenya. Ia bahkan berulang kali membawa rambut yang sudah dicatok bergelombang itu menutupi bagian pundak. Ia juga sedikit risih dengan softlens yang kini sudah melapisi kedua bola matanya.

"Jae bareng gue." Mendadak tangannya di raih Arlan yang tak disadari sudah ada di depan Jae, membuat Jae mendongak pada lelaki berkemeja batik itu, begitupun dengan para gadis yang kini melihat itu.

"Oh, okeee....hihihi!" mereka tertawa cekikikan gemas melihat Jae mendadak senyap dan mematung, "Jae kita duluan ya! Ntar ditunggu di parkiran tempat acara!"

"Kunci pintu neng kordes!" teriak Salsa.

"Kirain udah pergi sama yang lain, bukannya Co-op 21 datang ke acara ijabnya ya?"

Arlan menggeleng, "engga semua. Shaka Vio datang telat, soalnya Yara suka cranky dibawa ke acara begitu lama-lama." Jawabnya menatap Jae yang begitu cantik siang ini.

Jae mengangguk tersenyum, "kebetulan." Jae mengeluarkan sesuatu dari dompetnya, "aku cari waktu yang pas buat nunjukin ini ke Abang."

"Tadaaa! Negatif hahahah!"tawa bahagianya tak bisa lagi dibendung, rasa lega Jae itu jelas terlihat seperti terbebas dari beban yang membelenggu, "seenggaknya sekarang bisa tenang banget buat KKN." Jae mengurut dadanya.

Arlan turut senang, memang...tak ia pungkiri, godaan dan setiap ucapannya pada Jae hanya gertakan saja, ia tidak setega itu berharap Jae hamil saat ini.

"Tapi itu ngga ngerubah apapun buatku ..remember?Kita sudah pernah melakukan..."

Jae mengangguk cepat, "aku tau. Seenggaknya, kalaupun Abang mau dekati aku...kita bisa normal-normal aja. Ngga harus jalur instan begitu."

Arlan mengangguk, "boleh jujur?"

Jae menoleh, keduanya sudah berjalan menjauh ke arah Co-op 21, sebab Arlan akan membawanya memakai mobil bersama Shaka dan Vio.

"Apa?"

"Gob lok dan an jing sih kedengerannya, tapi setelah apa yang kita lakuin waktu itu tuh, kaya rasanya----Jaekawa itu punya gue, iya punya gue...gitu, gue udah ngerasain nih cewek, nikmat banget an jing."

Jae tertawa, menggebuk punggung Arlan lebih dari sekali. Jae pernah merasa diinginkan oleh Sion, tapi sebatas ingin tubuhnya saja...namun dengan Arlan, tak tau...rasanya beda jauh, Jae seperti merasa benar-benar diinginkan dengan usaha Arlan yang begitu penuh dengan perjuangan dan kejujuran.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

1
Tysa Nuarista
GK usah jae biar mereka tau yg indah" nya aja
Wandi Fajar Ekoprasetyo
Bianca klo ngomong suka bener deh...... hehehehe
Tysa Nuarista
🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣
dhani mnz
kayaknya tipikal cewe kuat gt ngak sih, ngak mau diikat sama komitmen di awal. Maunya diperhatiin, dimanjain n di buat nyaman tanpa ada status. Dan di saat lengah langsung diiket pake pernikahan. 🤭
dhani mnz
Dan akhirnya bang Rhoma & Ani keluar juga dung di novel ini.. 😄
Bunda Idza
jangan sampai kau buka Jae, setelah ditutup oleh yang Maha Tahu (begitu si.... yang pernah q denger) tapi....Yach walau disebelah alias circle si Abang 2 udah menjadi rahasia umum, gegara om nya desek Yara yang kelewat jujur dan berharap dukungan
Salim S
alhamdulillah teteh sehat kan?suami anak sehat semua kan teh...ya allah setelah sekian purnama bolak balik akhirnya...teh itu maksudnya jae sama bang arlan kali ya bukan arlan sama bang arlan...ah s bianca bisa aja ngeles nya bisnis, bisnis hati ya bian...ciee sekarang udah deg deg an nih hati jae....jantung aman jae...siap siap menerima segala gombalan s jomblo akut jae 😊😊😊😊teteh makasih loh walaupun up di jam jam mata mau merem tapi ok lah selalu di tunggu...
𝔪𝔯𝔰.𝔢𝔩
bang rhoma ampe dibawa - bawa 🤣🤣
Santi Seminar
akhirnya ,setelah seharian buka tutup NT
𝔪𝔯𝔰.𝔢𝔩
😆😆😆
ieda1195
🤣🤣🤣 ngena banget inii sihhh, suami idamann
ieda1195
🤣🤣🤣 kampret benar album, dikira belok apa
ieda1195
🤣🤣 ngerti raurus juga bang
Ria
apakah dirimu sibuk di dunia nyata teh sin???? 🙏🙏🙏
Mulyani Asti
akhirnya yang di tunggu in dari kemaren malem🤣🤣🤣makasih teh Sinta
duh gemes sama Bianca aku tuh
waktu di KKN 21 aku gemes sama senja sekarang ada bianca😍😍😍
Zayyin Arini Riza
Jae... simpan sendiri aja... biar kamu, Arlan dan anggota KKN 21 serta Sesil aja yang tahu... gak usah cerita awal pertemuan mu dengan Arlan.
Iccha Risa
kek nya Teh Sin lagii padet merayap... makasih punya tteh, jaga kesehatan dan sehat selalu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!