Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #28
"melakukan? Melakukan apa?" jawab Aksa tampa menatap mama nya.
"Kamu pikir mama bodoh? Mama melihat mu menarik Valeria ke dalam kamar ini? Kau juga bilang kalau dia tidak ada di dalam saat Alvin mencari nya, setelah itu Valeria keluar dengan wajah ketakutan, Aksa mama tau kau sama sekali tidak pernah berhubung dengan wanita, tetapi jika kau tiba-tiba menyukai seseorang jangan seperti ini," ucap sang mama yang rasanya ingin sekali menjewer kuping Aksa.
Sayang nya anak itu sudah bukan anak sepuluh tahun lagi, sudah begitu dewasa untuk di jewer kuping nya.
Aksa yang tidak tau kalau sang mama sudah mengawasi gerak-gerik nya merasa sangat malu dan serba salah.
"Aku tidak melakukan apapun padanya, hanya bercanda," kata Aksa membela diri.
"Sejak kapan kau suka bercanda dengan seorang gadis? Mama sangat mengenal mu, jadi tolong jangan berbohong," ungkap sang mama memaksa.
"Aku benar-benar tidak mengusik nya," jawab Aksa kekeh.
"Mama peringatkan sama kamu ya Aksa, jika kau benar-benar menyukai Valeria, jangan sampai kau membuat nya hamil sebelum menikah, mama tidak mau itu terjadi, karena dia adalah anak orang terhormat, cam kan itu," kata sang mama yang kemudian berlalu pergi dari hadapan sang putra semata wayang.
Seketika Aksa membeku seperti berdiri di tengah-tengah gunung es setelah mendengar ucapan mama nya barusan.
"Tenang ma, aku tidak mungkin melakukan itu," batin Aksa sambil menatap punggung sang mama yang semakin lama semakin menjauh.
Aksa sendiri sama sekali tidak pernah mengerti dengan dirinya sendiri dan perasaan yang ada di dalam dirinya, entah kenapa sejak pertama kali bertemu Valeria ia seperti laki-laki yang terlahir kembali. Laki-laki yang awalnya tidak tertarik dengan wanita-wanita manapun kini malah memiliki ketertarikan luar biasa kepada adik sahabatnya sendiri, rasa itu berawal dari malam di mana Valeria memeluk nya, mengira dirinya adalah Alvin.
Tak hanya itu, wajah cantik dan teduh milik Valeria membuat perasaan bergejolak di hati Aksa, mendengar kehidupan Valeria yang sebelumnya sangat suram bersama Zelan dirinya juga seolah-olah memiliki kewajiban untuk membahagiakan wanita tersebut.
Sementara itu ...
"Kak, boleh kah aku bertanya?" lirih Valeria sambil melirik sang kakak yang saat ini sedang mengemudi mobil dengan kecepatan sedang.
"Ada apa?" jawab Alvin.
"Emmm, kak Aksa itu, sebenarnya, seperti apa kepribadian yang dia miliki?" ungkap Valeria dengan sedikit berhati-hati.
"Kenapa kau tiba-tiba mempertanyakan soal Aksa? Apa dia melakukan sesuatu yang membuat mu merasa tidak senang?" tanya Alvin mulai curiga.
"Tidak, bukan seperti itu, aku hanya berfikir dia agak berbeda dari kak Bara dan kak Miko," jelas Valeria.
"Ohh, jadi begitu, Aksa itu sebenarnya adalah orang yang sulit di tebak, punya sikap dingin, tidak suka bercanda dan orang yang lumayan irit bicara, berbeda dengan Miko dan Bara, mereka orang yang suka bicara apalagi bercanda," jelas Alvin kepada sang adik.
"Kenapa penjelasan kak Alvin sama sekali tidak seperti yang aku rasakan? Dia memang terlihat dingin di hadapan teman-temannya, tapi dia seolah-olah orang yang berbeda saat tadi," batin Valeria sambil kembali membayangkan kejadian tadi di hotel.
"Kenapa kau diam saja? Apakah kau punya pendapat untuk Aksa? Sebenarnya dia itu anak yang sulit di atur, dia akan melakukan apa yang dia inginkan tanpa mendengar omongan orang lain," kata Alvin melanjutkan obrolan.
"Aku tidak punya pendapat, tapi terima kasih sudah menjelaskan nya padaku," ucap Valeria sambil tersenyum tipis.
Alvin mengangguk singkat dan kembali fokus menyetir. Dia tidak tau kenapa sang adik tiba-tiba selalu memperhatikan Aksa dan bertanya tentang Aksa, namun tetap saja Alvin bukan lah sosok kakak yang terlalu posesif, apalagi Aksa itu adalah sahabat baik nya.
Sementara itu di sisi lain ...
Aksa kini berdiri di balkon kamar nya, sesuatu yang ada di atas telapak tangan nya membuat ia beberapa kali tersenyum dan membayangkan pemilik dari beda tersebut.
"Dia memang sangat cantik," ucap Aksa sambil menatap benda itu.
Itu adalah salah satu anting Valeria yang jatuh di kamar hotel dan Aksa mengambil benda itu dan menyimpan nya.
Author agak sedikit takut ya teman-teman, karena sifat Aksa ini seperti nya bisa jadi seorang laki-laki posesif dan juga obsesi.
Oke kita lanjut.
Semalaman Aksa memperhatikan benda itu dan juga jas yang kotor, dia sering tersenyum sendiri ketika membayangkan bagaimana dirinya mengerjai Valeria.
"Bagaimana caranya agar aku bisa bertemu dengan nya setiap hari?" pikiran ini alih-alih muncul dari benak Aksa.
Benar, seseorang yang tidak mudah jatuh cinta, ketika menemukan seseorang yang bisa membuat nya jatuh cinta, dia akan jadi sedikit gila.
Sementara itu di kediaman keluarga Valeria ...
"Ma, maafkan aku, salah satu anting nya hilang," ucap Valeria kepada sang mama yang tau kalau anting tersebut sangat lah mahal.
"Sayang tidak apa-apa, sebaiknya kau tidur sekarang, jangan memikirkan hal itu, mama akan membelikan yang baru untuk mu besok," ucap sang mama yang saat ini duduk di pinggir ranjang sambil mengelus pipi Valeria.
Ia selalu datang ke kamar Valeria sebelum sang anak tidur karena saat Valeria masih kecil dia tidak bisa memberikan perhatian seperti ini.
"Tapi ma, itu kan sangat mahal," ucap Valeria merasa bersalah.
"Tidak apa-apa sayang, biarkan saja keluarga kita sama sekali tidak kekurangan uang," jelas sang mama tak ingin Valeria merasa bersalah.
"Baiklah ma," jawab Valeria patuh meskipun hatinya berkata tidak seharusnya dia menghilangkan satu anting-anting yang harganya ratusan juta itu.
"Oh ya, bagaimana menurut mu tentang Aksa?" tanya sang mama tiba-tiba.
Mendengar itu, Valeria seketika memasang wajah takut, dia mengubah posisi nya menjadi duduk dan menatap sang mama dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Kenapa sayang? Kenapa kau terlihat panik?" tanya mama Yunita sambil memegang tangan Valeria.
"T-tidak ma, aku baik-baik saja," jelas Valeria tak ingin jujur kepada sang mama tentang Aksa yang menurut nya agak aneh.
"Hmm, kalau begitu bolehkah mama tau bagaimana pendapatmu tentang Aksa?" lagi-lagi sang mama bertanya dan terlihat sangat ingin mengetahui.
"D-dia baik, tampan, dan juga ... dan juga agak sedikit aneh," jelas Valeria sambil terbata-bata.
"Aneh? Seperti apa keanehan yang kau lihat?" tanya sang mama lagi.
"Dia, tatapan nya tajam ma, dia juga sering menatap ku seperti penuh makna," jelas Valeria dengan polosnya.
Maklum, dia tidak pernah di cintai setelah menikah selama tiga tahun, jadi seorang Valeria jelas-jelas sama sekali tidak tau bagaimana rasanya di cintai seorang laki-laki sebagai pasangan, kalau di cintai kakak, papa dan ibunya sudah dia rasakan sekarang, namun sebagai pasangan Valeria hanya memiliki rasa trauma dan sakit hati yang mendalam.
****