Seorang pria mengagumi seseorang wanita yang selama ini diam-diam dia awasi. Semua itu terjadi berawal kejadian kecelakaan yang menimpa dirinya hingga dia merasa tertarik pada wanita itu.
Sampai pada akhirnya dia nekat untuk mendekatinya dan dari itulah pria itu menunjukkan perhatian lebih hingga wanita itu merasa risih.
"Stop jangan mengikuti aku terus."ucap wanita itu yang membalas dengan nada kesal.
Apakah wanita itu menerima kehadirannya dan memilih dirinya menjadi istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArsyaNendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gio bucin (IITG)
Gio duduk terdiam setelah mendengar perkataan dari Papanya,sesekali dia menghela nafas.
"Sudah terlalu lama aku menunggu,apa mungkin aku temui dia langsung dan membicarakan hal ini." Gumam Gio yang dibelenggu rasa bimbang.
Gio akhirnya keluar dari tempat itu,saat hendak akan naik ke tangga langkah Gio langsung terhenti saat Mama Belina menarik tangan putranya.
"Mama." ucap lirih Gio yang spontan kaget'melihat Mamanya menarik tangannya.
"Ayo kita ke ruang tengah ada sesuatu yang ingin Mama sampaikan padamu." ucap Mama Belina yang langsung mengajak putranya duduk di ruang tengah bersama putranya.
Akhirnya mereka duduk bersama sembari Mama Belina menjelaskan apa yang ingin beliau sampaikan.
Ekspresi Gio langsung berubah."Apa Mama bilang?" tanya balik Gio yang tak habis percaya dengan apa yang dia dengar.
"Dia sudah menerimamu,mulai sekarang kamu harus memberikan lebih perhatian pada pasanganmu itu."Ekspresi Gio langsung tersenyum, ternyata kesabarannya selama ini berbuah manis.
"Mama tidak bohong kan?" tanya lagi Gio yang masih tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Kalau tidak percaya kamu tanyakan saja pada orangnya,Mama hanya berpesan pada kalian berdua untuk segera memikirkan tentang rencana pernikahan kalian."Pesan Mama Belina pada putranya.
"Baik Ma,akan segera Gio diskusikan dengan Nadira Ma." jawab Gio yang terlihat begitu bahagia.
Gio pun segera kelantai atas menemui Nadira,Gio bergegas lari tak sabar menemui Nadira.
Posisi Nadira saat ini,dia sedang berdiri di teras pantai atas dengan tatapan kosong melakukan sesuatu yang ada dipikirannya.
Sesekali Nadira menghela nafas."Semoga pilihanku ini tidak salah,apa yang aku lakukan demi kedua putraku.Semoga saja pria itu bisa membuktikan keseriusannya padaku." gumam Nadira yang diliputi rasa bimbang.
Tiba-tiba saja Nadira terkejut ada sebuah tangan berada di bahu,Nadira melirik kearah samping yang dimana ada pria itu lagi yang sedang tersenyum kearah dirinya.
"Ternyata kamu disini." ucap Gio yang memperlihatkan sedikit senyuman kearah Nadira.
"Ada apa?" tanya Nadira yang masih berdiri dari tempat itu dengan posisi membelakangi Gio.
"Akhirnya kamu menyetujui juga." jawab Gio yang tak bisa menahan rasa bahagianya.
Nadira terdiam sembari memejamkan matanya,perlahan-lahan Nadira menarik nafas pelan-pelan.
"Aku sudah memenuhi apa keinginanmu,aku pun melakukan itu semua hanya demi kebaikan kedua anakku." jawab Nadira yang akhirnya dirinya harus terbiasa menghadapi pria itu.
Tiba-tiba saja Gio memeluk Nadira dari belakang,sontak saja membuat Nadira kaget dengan tingkah Gio yang tiba-tiba saja memeluk dirinya.
"Setelah ini,aku janji akan selalu menyayangimu.Walaupun aku menyadari apa salahku padamu,setidaknya kamu masih memberikan aku harapan untuk lebih mencintaimu." ucap Gio yang makin mempererat pelukan dia.
Reaksi Nadira hanya terdiam dan mencoba merasakan kesungguhan Gio pada dirinya.
"Baiklah,aku mengerti." jawab Nadira ,yang semakin membuat Gio makin bertambah bahagia.Hingga Gio menarik badan Nadira sehingga posisi mereka saling berhadapan.
"Terimakasih sudah memberikan aku kesempatan." ucap Gio yang menatap wajah Nadira dengan tatapan hangat,Nadira balik menatap wajah Gio.
"Semoga pilihanku tak salah untuk mencintai dia." Batin Nadira yang berharap semuanya berakhir bahagia.
Akhirnya mereka berdua menuju kamar putra mereka,situasi didalam ruang terlihat sepi yang dimana kedua putranya tertidur lelap.
"Apa mereka seperti ini setiap malam begitu nyenyak tidur?" tanya Gio pada Nadira yang sibuk merapikan beberapa peralatan milik putranya.
"Iya." jawab Nadira yang sibuk didepan lemari.
Gio melirik kearah Nadira dengan sedikit senyuman melihat Nadira kini menjadi ibu dari anaknya sendiri.
"Terimakasih sudah menerimaku, setelah ini aku janji akan membahagiakan kalian bertiga." Malam ini merupakan malam yang begitu membahagiakan bagi Gio.
Pagi hari
Pagi ini Nadira masih disibukkan mengurus putranya,walaupun sudah ada 2 suster Nadira tetap turun tangan mengurus putranya.
"Di meja ini baju kotor semuanya,nanti bereskan semuanya." Perintah Nadira pada mereka.
"Baik Nona."jawab mereka yang langsung mengerjakan tugasnya.
Nadira pun segera pergi lalu menuju ruang meja makan.Sedangkan kedua putranya sudah ada 2 perawat yang menjaga.
Nadira pun langsung disambut dengan senyuman oleh Mama Belina.
"Pagi sayang." Sapa Mama Belina yang begitu antusiasnya Melihat kedatangan Nadira.
Nadira duduk disamping Mama Belina tapi dengan cepat Gio menarik tangan Nadira dan posisi Nadira duduk Nadira disamping Gio.
"Gio,apa-apaan kamu." Mama Belina mulai kesal dengan apa yang dilakukan oleh putranya.
"Kenapa malah yang Mama protes,Mama tahu kan jika Nadira calon istri Gio." jawab Gio yang dengan percaya dirinya berkata seperti itu.
"Mulai lagi dia." Batin Nadira yang merasa sedikit kesal dengan tingkah Gio.
"Oh , mentang-mentang kamu diterima oleh dia jadinya kamu seenaknya sama Mama." ucap Mama Belina yang merasa kesal pada putranya.
"Bukan begitu Ma,Gio juga ingin duduk disamping calon istri Gio Ma." Nadira hanya terdiam mengeluh di batinnya.
"Kenapa bisa jadi begini." Batin Nadira yang melihat pertengkaran mereka berdua.
"Berhenti." Seketika mereka berhenti setelah tuan Marco menengahi keduanya.
"Yang salah dia Pa." ucap Mama Belina yang tak Ingin disalahkan,tuan Marco melirik kearah putranya.
"Makan." ucap tuan Marco yang mulai memperingatkan Gio,tuan Marco melirik kearah Nadira yang sedari tadi duduk terdiam.
"Nadira,ayo makan." Ajak tuan Marco yang dengan nada rendah berbicara dengan Nadira.
"Iya Pa." jawab Nadira yang langsung sarapan,Gio pun melirik kearah Nadira yang begitu tenang menikmati sarapan pagi ini.
Setelah selesai sarapan,akhirnya tuan Marco dan Gio pergi ke kantor pagi itu juga.Sedangkan posisi Nadira berada di kamar putranya yang tiba-tiba saja salah satu dari mereka rewel menangis.
Pintu kamar terbuka dengan hadirnya Gio berdiri didepan pintu kamar milik putranya."Mereka rewel lagi?" tanya Gio pada Nadira yang saat itu sedang menggendong salah satu putra mereka.
"Biasa lapar." jawab Nadira yang saat itu baru selesai menyusui,Gio pun mendekati putranya yang saat itu sedang tidur diperlukan Nadira.
"Aku berangkat ke kantor." Pamit Gio pada Nadira.
"Iya." jawab Nadira yang masih sibuk dengan menggendong,tiba-tiba Gio mendekati Nadira dengan langkah maju mengecup dahi Nadira.
Sontak saja Nadira terkejut,dan Gio membalas dengan senyuman kearah Nadira.Nadira benar-benar tak menyangka akan seberaninya itu dia melakukan hal itu pada dirinya.
Gio pun pergi berangkat ke kantor,di luar sudah ada Yoga yang menunggu tuannya.
"Selamat pagi tuan." Sapa Yoga yang langsung dibalas oleh Gio dengan menganggukkan kepala,akhirnya mereka segera pergi menuju tempat kerja mereka.