Baru kali ini Devan terpesona oleh tubuh seksi seorang wanita, dan wanita itu adalah istrinya.
Ini juga pertama kalinya Devan bisa kalah dihadapan seorang wanita.
Devan yang terkenal dingin dan cuek entah mengapa bisa benar-benar terpukau saat melihat badan seksi Prima. Dia ingin memiliki Prima, namun ia juga tetap ingin setia pada gadis yang disukainya sejak 5 tahun yang lalu. Devan ingin memiliki 2 wanita itu, tidakkah Devan terlalu serakah?
Pernikahan paksa ini benar-benar menyiksa Prima!
...
Setelah terjebak oleh temannya sendiri, kini Reyhan harus mencari siapa wanita malam itu. Dia juga harus menyingkirkan wanita yang hendak memanfaatkannya, ia juga harus waspada karena temannya akan membalas dendam kepada Reyhan akibat kematian seorang wanita.
#My Second Novel#
Ig: @diagaa11
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DiAgaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
Devan tak menjawab. Dia hanya merangkul lembut Prima, Prima yang merasa nyaman menangis semakin menjadi dipelukan Devan.
"jadikan aku sandaranmu dan pelindungmu sayang" gumam Devan
"gak ada yang sayang sama aku.. keluargaku jahat, hanya ayah dan nenekku yang sayang padaku hiks..." tangis Prima
"jangan bilang begitu, mereka hanya tak tak bagaimana mengungkapkan rasa sayangnya" ucap Devan
"bahkan saat aku hampir bunuh diri mereka tak perduli hikss.." tangis Prima
Devan langsung menarik pundak Prima agar melepas pelukannya dan bertanya pada Prima.
"apa bunuh diri? Kamu pernah mencoba bunuh diri?" kaget Devan
"...." Prima terdiam
"Prima jawab aku!" tegas Devan
"....." Prima terdiam
"istriku, jelaskan semua padaku. Aku ini suamimu bukan orang lain" ucap Devan lembut
"saat itu aku bertengkar dengan mamaku, aku diusir dari rumah. Untung ayahku menenangkan mamaku, akhirnya aku tetap dirumah. Tak ada yang mau berbicara dengan ku sama sekali hiks..." tangis Prima
"lalu?" tanya Devan
Flashback on..
Prima yang masih duduk dikelas 2 SMP sedang bertengkar dengan mamanya hanya karena masalah sepele. Prima diusir dari rumah oleh mamanya, untung ayahnya datang jadi dapat menenangkan mamanya. Beberapa hari kemudian tak ada yang mau berbicara pada Prima sama sekali, ayahnya juga selalu kerja berangkat pagi pulang malam. Terkadang kalau Prima tidak diberi uang ayahnya, Prima berangkat sekolah tanpa uang saku.
///***///
Di Sekolah
Prima punya teman sebangku namanya Mira, orangtua Mira sudah bercerai saat Mira masih kelas 1 SMP. Karena tekanan Prima sedikit menceritakan kesedihannya, hanya menceritakan apa yang dirasakan bukan yang dialami. Tapi jawaban Mira bukanlah jawaban untuk teman.
"aku sedih Mir... kehidupanku sangat menyedihkan" keluh Prima
"Prim.. Primm.. Jangan cengeng dong jadi orang, kamu itu beruntung orang tua kamu masih satu rumah dan tidak bercerai, lihat aku. Orangtuaku bercerai aku tak pernah mengeluh, kehidupanmu itu tak ada apa-apanya dibandingkan hidupku. Jangan mengeluh dan jangan cengeng!" ucap Mira santai
"hmm.. Kamu benar, aku beruntung" ucap Prima sayu
Memang orangtuaku tidak bercerai Mir, tapi mereka sering bertengkar dan pisah ranjang. Ayahku yang cuek dan mamaku yang kasar, aku tidak menceritakannya padamu karena mereka keluarga terdekatku. Orangtuaku tidak bercerai tapi keluargaku sudah seperti keluarga yang broken Home Mir.. - Batin Prima sedih
Sepulang sekolah, Prima mengurung diri dikamar. Saat makan buah, Prima melihat pisau buah dan mengambilnya.
Jika aku mati, apa keluargaku akan bersatu dan aku akan diingat. Setidaknya adikku tidak merasakan apa yang kurasakan - Batin Prima
Prima menaruh pisau itu diatas pergelangan tangannya. Saat Hendak mengiris pergelangannya, mamanya datang.
"eh mau Ngapain?" tanya mama
"...." Prima terdiam
"kamu pikir kalo kamu mati masalah bisa selesai. Kamu mati yang hidup ya seneng dong dapet sumbangan, b*doh banget sih" ucap mama lalu pergi
Aku bodoh.. Aku bodoh hampir menyia-nyiakan nyawaku - Batin Prima sambil menangis
Flashback Off...
Prima menangis semakin menjadi-jadi setelah menceritakan semuanya.
"hei.. Hei.. Hei.. Lihat aku, Prima.. Lihat aku" ucap Devan
Prima menatap Devan dengan mata sayunya.
"aku disini... Jangan sedih" ucap Devan sambil memeluk Prima erat
"apa salahku sampai hidupku seperti ini... Hiks..hiks..." tangis Prima
"jangan sedih, aku akan selalu disampingmu. Jangan pernah berusaha bunuh diri lagi, apapun masalahnya. Jika ada masalah katakan saja, jangan dipendam. Aku tidak mau kau menanggung beban berat sendirian" ucap Devan sambil memeluk Prima
"hikss...hiks..." tangis Prima
"Jika ada apa-apa katakan saja, aku ini suamimu bukan orang lain yang akan menyakitimu" ucap Devan
Mendengar ucapan Devan, Prima menjadi tenang. Setidaknya sekarang dia punya sandaran.
Trriingg... Trriinngg... Triinngg...
Prima melihat ponselnya, tertera nama 'mama' diponselnya. Prima segera mengangkat telfon mamanya itu.
Prima : "halo ma.."
Mama : "ada waktu?"
Prima : "ada kok ma"
Mama : "bisa pulang ke rumah?"
Prima : "bisa, oke ma"
Tit..
Prima mematikan telfonnya, Devan bertanya pada Prima.
"mama kamu kenapa?" tanya Devan
"katanya aku suruh kerumah" ucap Prima
"yaudah ayo aku antar" ucap Devan
"tidak usah, aku bisa kesana sendiri kok" ucap Prima
"nggak papa, sekalian aku kekantor. Nanti aku ajak kamu keliling kantor aku" ucap Devan
"beneran?" tanyaku Prima senang
"iya" jawab Devan lembut
"Yes, aku ganti dulu" ucap Prima antusias
Apapun yang akan membuatmu senang, istriku - Batin Devan
Prima ingin mengunjungi keluarganya, Prima pikir keluarganya mulai menyayanginya jadi Prima semangat. Sejak menjadi istri Devan Prima belajar menjadi benar-benar seorang wanita dan berusaha melepaskan sikap tomboynya, Devan juga menyiapi pakaian wanita untuk Prima.
///***///
Di Kamar
Prima selesai berganti baju dan cuci muka agar matanya tidak terlihat merah dan bengkak. Prima memakai rok span kotak-kotak selutut warna abu-abu dan baju turtle neck panjang press body warna hitam. Devan masuk kamar dan melihat Prima yang sudah ganti baju.
"haaahhh..." kaget Devan
Cantik banget kalo dandan feminim, bodynya juga bodygoals - Batin Devan
"kenapa?" tanya Prima
"jangan pakai baju itu!" ucap Devan
"kenapa?" bingung Prima
"jangan pakai baju ketat, ganti!" ucap Devan
"nggak mau ah, udah pw" ucap Prima
"pw? Apaan?" bingung Devan
"puwenak hahahahaa" tawa Prima
"ganti aku bilang!" ucap Devan
Prima cuek dan mengalihkan pandangan. Devan yang kesal langsung bergegas keruang ganti dan mengambil sebuah dress klasik warna merah hitam kotak-kotak dengan lengan 3/4 dan panjang sampai bawah lutut.
"pakai ini!" ucap Devan
"nggak ah, males ganti aku" keluh Prima
"kamu ganti sendiri atau aku gantiin bajunya" ancam Devan
Prima langsung menyahut baju ditangan Devan dan berlari masuk keruang ganti. Setelah selesai Prima keluar.
Kok ketat juga pakai baju yang ini, ini bajunya yang kekecilan atau emang orangnya yang bodynya emang joss - Batin Devan sambil melihat penampilan Prima
"ketat juga, ganti yang lain coba" ucap Devan
"gak ada gak ada, capek ganti nanti aku. Adanya gini, kalo nggak mau aku berangkat sendiri" kesal Prima
"iya iya terserah" ucap Devan
Devan berganti baju. Mereka turun bersama, Prima dengan dress merah klasiknya dan memakai sepatu boot dengan hak 7cm berwana hitam. Sedangkan Devan memakai jass lengkap kemeja, dasi dan sepatu hitamnya.
///***///
Didepan Rumah Prima
"kamu disini aja, nanti kalo kamu turun malah kelamaan. Aku aja yang masuk" ucap Prima
"beneran nggak papa aku nggak nyapa mama kamu?" tanya Devan
"nggak papa, tunggu ya" ucap Prima
Prima masuk kerumah, saat didalam ternyata mama, kakak dan adiknya sedang makan.
"hai maa.." sapa Prima
"oh Prima, sini makan" ajak mama lembut
Mama berkata lembut padaku, senangnya - Batin Prima
"nggak ah ma, mau kekantor mas Devan. Nanti kelamaan, jadi ada apa?" tanya Prima
"gini, bentar lagi setoran bank. Kamu ada uang nggak, mama nggak ada uang nih. Kakak kamu juga belum gajian" ucap mama
"berapa ma?" tanya Prima
"3 juta" ucap mama
"ti tiga juta?" kaget Prima
"kenapa kaget? Uang segitu buat suami kamu ya kecil lah" ucap mama
"maa.. Aku nggak enak lah sama mas Devan" ucap Prima
"kenapa nggak enak, dia kan suami kamu?" tanya mama
"tapi maa..." ucap Prima
"kamu udah mama nikahin sama orang kaya, balas budi dikit napa sih? Kamu pikir selama ini biaya hidup kamu itu pake daun?" tanya mama
"maa.. Aku kira mama udah berubah dan baik kepadaku" ucap Prima sedih
"kalo gitu jadi anak yang berguna dong, kayak kakak kamu gitu" ucap mama dengan nada meninggi
Bruuakk...
Prima menggebrak meja makan dan menaruh amplop yang didalamnya ada uangnya.
"ini uang buat mama, jangan paksa-paksa aku lagi. Jangan suruh aku memanfaatkan mas Devan" tegas Prima
Devan yang terkejut mendengar suara gebrakan langsung masuk dan melihat Prima dari kejauhan.
"aku dan mas Devan udah nikah, dia suamiku aku akan menyayanginya, mencintainya dan tidak akan memanfaatkan dia untuk situasi apapun!" tegas Prima
"hei! Durhaka kamu bentak-bentak orang tua" teriak mama
Prima yang marah langsung berbalik hendak kembali kedalam mobil, tapi dia melihat Devan dan menghampirinya.
"ayo balik" ucap Prima dengan mata berkaca-kaca
"kamu tunggu aku dimobil" ucap Devan lembut
Prima pergi menunggu Devan didalam mobil, sedangkan Devan berjalan menghampiri mama Prima.
"eh ada Devan, sini makan sama kami" ucap mama
"maaf ma, ini buat mama. Cuma 10 juta" ucap Devan sambil menyodorkan segebok uang
"Bu buat apa?" gugup mama
"Maa.. Devan sekarang masih menghormati mama karena mama adalah mertua Devan. Tapi Devan nggak akan segan-segan lagi kalau mama berani melukai hati Prima ataupun memukul Prima. Sekarang Prima bukan tanggung jawab mama lagi, tapi tanggung jawab Devan. Dia istri Devan, jadi sekarang sepenuhnya dia tanggung jawab Devan. Masalah uang, kalo ada masalah apa-apa jangan minta Prima, langsung hubungi Devan. Dan asal mama tau, Prima sangat menyayangi mama, dan Devan kecewa dengan perilaku mama tadi. Devan pamit dan maaf kalau Devan tidak sopan" tegas Devan
Devan bergegas pergi meninggalkan mertuanya yang sedang makan itu.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE 🙏
udah tau pacar adiknya Mala dekat dekat dang ngajak nonton