Budi seorang remaja tampan tak terduga mendapat warisan yang membuat nya menjadi kuat dan sakti
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
serangan Siluman Ular
Kartolo yang telah memenuhi permintaan Nyai Kembang kini bisa hidup tanpa merasa takut untuk di tangkap dan bisa bersenang senang dengan koin emas yang di bekali oleh Nyai Kembang . Nyai kembang membekali banyak koin emas agar Kartolo membeli rumah dan membuatkan satu kamar khusus untuknya .
Ia membeli rumah di daerah Kemiling ia sengaja mencari tempat yang jauh dari tempatnya dulu di Kali balok , karena walau dia mendapat kan jaminan dari Nyai Kembang bila nanti tak akan ada yang mencari nya tetap saja hatinya merasa was was.
Warga di sana yang tak tahu tentang Kartolo yang telah membunuh kekasihnya yang sedang bercinta dengan pasangan selingkuhnya, tentu saja merasa senang . Mereka hanya tahu Kartolo pengusaha muda yang baru naik daun. Bahkan ada beberapa wanita muda yang sengaja mendekati Kartolo.
Setiap malam jum'at Kliwon ,maka Kartolo akan bersiap dengan persiapan penuh menyambut Nyai Kembang yang sudah menjadi istrinya
♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️
Cafe Bersama , semakin ramai , apalagi kini tak ada pengganggu , pak Tarno Purnomo menghilang karena takut di tangkap , sedangkan Anton dan pak Irwan pindah kota karena merasa malu dan perusahannya mengalami kerugian cukup besar, hingga di sita oleh bank, Budi merekrut beberapa karyawan karena tak ingin sahabatnya jatuh sakit karena kecapean , sahabatnya hanya sesekali menggantikan yang berhalangan hadir, selebihnya mereka hanya mengawasi, kecuali Nurul yang tak mau cita rasa roti di cafe nantinya berubah , ia tetap sebagai koki , setiap sudut kini terpasang kamera cctv. Sebagai antisipasi bila ada kejadian seperti kemarin.
" Wah bagusnya buat usaha apa lagi yah" ucap Clara ,
" Iya , Cafe kan udah berjalan, kita buat usaha satu lagi aja Bud" Linda ikut menimpali .
" Jalani aja ini dulu baru juga jalan berapa bulan " jawab Budi.
" He he he iya sih "
" Awas bos , ada serangan" Jira yang sedang berkeliling tiba tiba berteriak .
" Kalian ke dalam dulu, Clara lindungi Linda" ucap Budi cepat, Clara dengan cepat membawa Linda ke dalam rumah, Budi langsung menemui Jira yang sedang berdiri menatap suatu arah di belakang kolam .
" Siluman ular!" Budi kaget melihat siapa yang datang, seorang kakek tua berjubah hitam dengan sepuluh pengawal yang berekor ular berbadan manusia .
" Siapa kau!" Teriak Budi, ia tak pernah mengenal kakek itu apalagi siluman ular yang datang.
" Bos, auranya sama dengan jin merah yang kita musnahkan" Jira memberi tahukan apa yang ia rasakan .
" Kamu jaga jaga saja, biar aku yang menghadapinya.," ucap Budi ,ia memasang kuda kuda dan bersiap menghadapi mereka. Ade dan Anto datang tapi ia melihat hanya ada seorang kakek tua yang menjadi lawan Budi.
" Kembali, jaga cafe!" Seru Budi ,
" Hei kami mau bantu !" Teriak Anto kesal udah datang malah di usir
" Percuma kalian ga bisa melihat lawan kalian , malah membahayakan kalian sana balik lagi ke cafe" tegur Budi. Namun Anto dan Ade tak percaya.
Jira yang melihat itu menjadi kesal ,ia menarik baju keduanya hingga robek.
" Ha......hantu" keduanya langsung kabur menuruti perintah Budi agar menjaga cafe.
" hos"
" hos"
Keduanya sampai di cafe dengan ngos-ngosan ,
Kenapa kalian?" Tanya Nurul ,
" Itu Budi melawan hantu, ga kelihatan " lapor Anto sambil duduk kecapean.
" Baju kalian kenapa?" Clara Adan Linda yang melihat baju Ade dan Anto pada sobek di belakang seperti di tarik bertanya.
" Baju kami di robek setan" jawab Ade , niatnya ingin membantu ,tapi ga bisa melihat lawannya.
" Trus Budi gmana!?" Clara dan Linda langsung khawatir dengan keselamatan Budi.
" Tadi dia baru mau bertarung dengan seorang kakek tua berjubah hitam.
" Ayo kita kesana!" Ucap Clara, Linda menahan,Clara
" kita panggil pak Haji Nur siapa tahu bisa menolong " saran Linda, Clara mengangguk, ia bisa melawan beberapa orang yang hebat sekalipun asal terlihat ,kalau menghadapi hantu jelas dia tak berkutik. Anto yang tadi menjemput pak haji Nur ,dengan cepat telah kembali.
" Plak"
pak haji menepuk bahu Anto
" Bawa motor ga kira kira , hampir Abah jatoh " gerutu pak haji Nur .
" Merasa ada kekuatan hitam di belakang cafe, Abah haji Nur bergegas kesana.
Setelah Anto dan Ade pergi ketakutan, Budi mengeluarkan pedang dari cincin nya dan langsung melesat menyerang para siluman ular itu, menghadapi banyak nya siluman Budi harus bergerak cepat bila sampai terkepung maka dia tak akan selamat ,
Hiaaaat
Gerak langkah kaki dengan gesit menyerang para siluman ular, namun siluman ular pun tak tinggal diam, dia dengan cepat bergerak menghindari serangan Budi. Lambat Laun Budi terdesak, satu lawan sepuluh siluman , ia kalah jumlah, walau ilmunya di atas mereka semua tetap saja ada satu atau dua serangan yang mengenai dirinya. Jira yang sedang menghadapi Eyang Hitam melesat masuk ke dalam lingkaran kepungan.
Des
Des
Dua siluman terjengkang tak bangun lagi terkena serangan Jira , eyang Hitam ikut bergabung menyerang Budi.
Tangan Eyang Hitam menghitam saat ia mengeluarkan ilmu andalannya , bau anyir menyeruak dari kibasan tangan itu membuat yang menciumnya mual dan pusing, yang pastinya tangan itu beracun, Budi segera memagari badannya agar tak terkena pengaruh racun dari tangan eyang Hitam .
" Hiaaat "
" Sssssst"
Eyang Hitam dan siluman bergerak serentak menyerang Budi dan Jira .
" Bos , kabur , biar aku yang melawan mereka !" Teriak Jira , ia rela berkorban demi Budi .
" Tidak , kita hadapi bersama sama" sahut Budi , kini ia mencoba mengeluarkan ilmu ilmu kebatinan dan Kanuragan sekaligus , ia tak tahu badannya kuat apa tidak mengeluarkan ilmu itu sekaligus.
" Ajian kudali Kombang" desis Budi pelan , ajian kudali Kombang Adalah ajian pagar badan seperti , yang mana badannya tak akan mempan oleh pukulan dan senjata tajam , bahkan racun dan bisa tak akan mempan pada pengguna ilmu ini,
Wuuush
Serangan siluman ular melesat dengan cepat Budi mengerahkan ajian Kala Cakra , untuk menyerang balik
Dhuaaar
Para siluman ular terpental ,
Hiaaat
Budi tak tinggal diam dia langsung melesat menyerang Eyang Hitam ,
"Tapak gunung"
Teriak Budi mengeluarkan ajian yang ia pelajari dari kitab Sang guru Raja Karang Setra.
"Buk"
" Aaaargh"
Eyang Hitam terpukul telak dan terjatuh , ia menjerit kesakitan.
" Wuuut"
" Blaaar"
Budi kembali melesat ,dengan Kala Cakranya ia memusnahkan para siluman itu,
Dhuuuuar
Eyang Hitam yang melihat semua Siluman Ular yang membantu ha di kalahkan membuang satu bungkusan, bungkusan itu meledak di antara mereka berdua mengeluarkan asap tebal .
Saat asap menghilang Eyang Hitam juga sudah tak ada di tempatnya , rupanya Eyang Hitam sengaja melempar bom asap itu , agar bisa melarikan dari hadapan Budi
" Uhuk "
" Uhuk"
Budi terduduk dan muntah darah, penggunaan ajian Tapak Gunung , ajian kalacakra dan Ajian Kudali Kombang membuat tubuhnya tak kuat menahan tiga ilmu tingkat tinggi sekaligus hingga mengakibatkan luka dalam yang cukup serius, di saat itu Abah haji Nur datang bersama Clara , Linda , Ade dan Anto.
" Buuud !" Clara yang melihat Budi jatuh terduduk dan muntah darah langsung berlari mendekat , Abah haji Nur , melihat ke sekeliling tapi sudah tak ada apa hanya bercak darah kehitaman yang ada di sana. Wajah Budi pucat , apalagi bekas darah di sudut bibirnya membuat Clara dan Linda khawatir
Budi segera di bawa ke rumah untuk di obati .
bukanya yg pwrtama hami
untung g nyungsep yaa