NovelToon NovelToon
Beringin Tujuh Ratapan Hantu

Beringin Tujuh Ratapan Hantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: MAHLEILI YUYI

Di atas bukit di tengah hutan, lebih kurang lima kilo meter jarak nya dari kampung.Terdengar sayup-sayup untaian suara yang berbunyi melantun kan seperti mantra jika di lihat dari dekat, ternyata dua orang pemuda berumur tujuh belas tahun paling tinggi, dihadapan orang itu tergeletak sebuah foto dan lengkap dengan nasi kuning serta lilin dan kemenyan.

Sesekali mengepul asap kemenyan yang dia bakar dari korek api, untuk mengasapi sebuah benda yang dia genggam di tangan kanan.

Jika di perhatikan dari dekat sebuah benda dari jeruk purut yang telah di keringkan, di lubang dua buah untuk memasukan benang tujuh warna.

Menurut perkataan cerita para orang-orang tua terdahulu, ini yang di namakan Gasing Jeruk Purut, keganasan nya hampir sama dengan gasing tengkorak tapi gasing jeruk purut hanya satu kegunaan nya saja, tidak sama dengan gasing tengkorak,

Gasing tengkorak bisa di gunakan menurut kehendak pemakai nya dan memiliki berbagai mantra pesuruh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MAHLEILI YUYI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Kuburan Kayu Aro

       Jika meletus, jelek jadi nya leher Yuni nanti). Ucap Datuak Klewang pandore.

"Iyo lah Mak Datuak". ( Iya Om datuk) Jawab Mama Yuni Pasrah.

"Yo... Beko jiko tibo sakik nyo, titiak aia limau ko ka bangkak nyo tu dih". (Ya... Nanti jika tiba sakit nya, tetes kan air jeruk ini pada yang bengkak itu). Ucap Datuk Klewang, sambil memberikan jeruk nipis itu ke mama nya Yuni.

"Jadi Mak Datuak". ( Jadi Om Datuk) Ucap Mama Yuni.

"Yo lah mamak ka bawah dulu, jan di tinggaan nyo surang-surang lai ndak". (Mamak kebawah dahulu, jangan tinggal dia seorang saja). Ucap datuk Klewang, sambil berdiri dari ranjang Yuni.

"Iyo lah Mak Datuak". (Iya Om Datuk) Jawab Mama Yuni.

"Buk... Aku juga kebawah ya". Ucap Gura.

"Gura tunggu, nanti kamu jangan pulang ya...". Ucap mama Yuni pada Gura.

"Baik Buk?." Jawab Gura.

"Kamu jangan pulang ya...". Tiba-Tiba Yuni sadar dan bersuara. Walaupun suara nya serak karena kelelahan dan masih menahan sakit di leher nya.

"Sayang... Kamu sudah sadar?". Tanya Mama nya pada Yuni. Lalu Yuni mengangguk.

"Gur... Kamu jangan pulang ya... selama aku sakit temani aku, kamu pernah sakit juga aku temani". Ucap Yuni.

"Ya... Baik, tapi aku minta izin pada ibu dan ayah serta kakek". Ucap Gura. Lalu Yuni mengangguk.

                   *******

Satu minggu telah berlalu, di tempat biasa nya. Seorang wanita cantik di antar oleh beberapa teman nya menemui lima orang pemuda.

"Ini bagian kalian, pekerjaan kalian tidak sia-sia". Ucap wanita itu sambil tersenyum puas, sambil memberikan sepuluh ikat uang ratusan ribu pada kelima pemuda itu.

"Ingat jaga rahasia, jika bocor. Kalian berlima akan tahu akibat nya". Ucap Wanita yang masih muda belia itu.

"Nona muda tidak perlu kawatir, jika ada lagi pekerjaan, temui saja kami, asal biaya Nona Muda yang nanggung, dan kami akan menjalani nya dengan senang hati". Ucap Olen tersenyum lembut pada wanita itu.

"Ya... Mungkin suatu saat, aku akan memerlukan kalian lagi". Ucap wanita muda itu tersenyum lembut.

"Sudah kalian boleh pergi, jika aku memerlukan kalian, nanti aku hubungi". Ucap Wanita itu.

"Kami akan selalu taat". Jawab Olen, mereka berlima pergi, sambil mengibaskan uang sepuluh ikat itu terhadap wajah teman nya.

"Olen tujuan kita sekarang kemana?". Tanya Erim, pada Olen.

"Seperti orang bego saja kamu, jika kita punya uang, biasa nya kita kemana. Hahahahahaha...". Jawab Olen sambil tertawa riang.

"Rim, biar leluasa kita berpesta, lebih bagus kita di pabrik usang saja". Ucap Olen kembali.

"Apa, kamu mau cari mati di tempat itu". Jawab Erim, terkejut.

"Kamu itu laki-laki tapi penakut". Ucap Olen.

"Rim, benar juga ucap Olen, agar kita tidak di ganggu oleh pemangku adat". Ucap Osak pada Erim.

"Tapi daerah itu terlarang, tidak boleh di datangi, apa lagi malam hari, tidak sedikit korban lagi yang telah terjadi di sana". Jawab Erim.

"Biar ramai, kita membawa pasangan masing-masing, jika di sana apa pun yang kita lakukan, tidak akan tertangkap oleh orang". Ucap Buji, namun Erim seperti orang berpikir dalam keadaan wajah terpaksa lalu dia mengangguk.

Lalu mereka berlima menuju tempat biasa nya untuk membeli minuman keras. Biasa nya mereka minum di sebuah gedung terbengkalai di belakang negeri, tapi sekarang entah apa yang merubah pikiran mereka ingin minum di pabrik gula yang telah di tinggalkan itu.

Tempat itu tidak jauh dari tepi sungai maniak, sungai maniak itu kira-kira lebar nya dua puluh meter lebih kurang bermuara ke sungai Galodo itam, muara sungai maniak tidak jauh di daerah mudik negeri Kalimuntiang berpenghuni buaya berekor biru memiliki gelang emas, menurut cerita orang-orang tua terdahulu, buaya itu berasal dari penjelmaan seorang wanita yang bergelar Bundo kanduang.

Sebab dan akibat nya pabrik itu di tinggalkan oleh pemilik nya akibat air sungai sering meluap dan juga para gangguan dari alam gaib, juga puluhan karyawan yang telah meninggal di sana.

Kebanyakan dari mayat karyawan itu tidak di temukan, ada yang tidak mati, hanya sakit, tapi sakit para Karyawan itu tidak wajar, tidak ada obat nya, walaupun orang jauh yang menjadi karyawan di sana, mereka selalu minta di hantar kan kembali ke tempat itu, setelah tiga hari, orang itu lalu sakit dan meninggal dengan tubuh kurus menghijau setiap mayat mereka tetap rontok rambut nya.

Sebenar nya tempat itu telah terlarang di datangi sejak ratusan tahun lalu, tapi karena ulah manusia yang keras hati dan keras kepala, penghuni gaib penunggu daerah tempat itu telah banyak memakan korban.

Setelah Erim dan teman-teman nya membeli minuman, mereka langsung menuju ke tempat itu beserta dengan pasangan mereka, dengan mengendarai motor. Dari negeri hulu ke tempat yang mereka tuju, hampir enam kilo meter, sebab negeri Kalimuntiang tidak jauh lagi dari daerah sana.

Mereka membawa Guitar dengan niat bernyanyi serta menghidupkan api unggun bakar ayam, di temani oleh pacar mereka masing-masing.

Sebenar nya daerah itu telah masuk kawasan sawah hutan rawa-rawa kayu aro, di hilir nya hutan piatu Gunung Togua, saat matahari telah tenggelam, tempat atau daerah itu tidak boleh lagi di kunjungi, sudah ratusan orang dari hitungan sejak tiga ratus tahun yang lalu hingga sekarang hilang di tempat itu, tidak tahu pergi nya, dari ratusan orang itu, hanya tujuh belas orang mayat yang pernah di temukan. Dua pasangan muda mudi orang luar juga pernah hilang di tempat ini, tidak tahu kemana pergi nya, hingga sekarang tulang belulang nya pun tidak di temukan.

Mereka terus minum dengan bernyanyi kadang para wanita itu bergoyang, di sertai bernyanyi pula, makin malam, mereka terus berpesta karena bulan malam itu sangat terang benderang.

Sehingga mereka pada mabuk. Tiba-Tiba dari arah kuburan kayu Aro, terdengar tangis dan tawa. Antara setengah sadar Erim masih mendengar suara itu.

"Shiiitt". Ucap Erim, sambil menempel kan telunjuk di bibir nya.

"Apa!". Tanya olen dengan mata nya sangat merah karena pengaruh minuman.

"Kamu dengar tidak suara yang barusan?". Tanya Erim.

"Dengar". Jawab Olen.

"Suara apa?". Tanya Erim lagi.

"Suara kamu. Barusan kan kamu yang bertanya pada ku". Jawab Olen.

"Maksut ku bukan suara ku, suara tangisan dan tawa dari arah kuburan seberang sungai". Ucap Erim.

"Itu, cuma suara kera dari gunung togua". Jawab Osak.

"Maka nya, jika lemah jangan ikut minum terlalu banyak, hahahahaha...". Jawab Olen, olen tertawa, di ikuti

1
choowie
masih nyimak ya kka...sAlam kenal🙏
choowie
wooowww
choowie
serem amat ya
Andau: terimakasih.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!