NovelToon NovelToon
Terjebak Perjodohan Sang CEO

Terjebak Perjodohan Sang CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Tamat
Popularitas:18.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Kisah cinta dua insan dengan karakter bertolak belakang yang diawali dengan keterpaksaan demi bakti kepada kedua orang tua. Jelita Khairani, gadis cantik 21 tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikannya tak dapat mengelak kala kedua orang tuanya menjodohkannya.

Namun siapa sangka yang di maksudkan sebagai calon suaminya adalah pria yang sama dengan seseorang yang ia juluki "ALIEN, MANUSIA KAYU, dan PRIA KAKU" seusai pertemuan pertama mereka.

Dialah Abima Raka Wijaya, pria dengan segala keangkuhan dengan masa lalu menyakitkan yang membuatnya tak mampu berdamai dengan diri tidak mungkin menerima begitu saja keputusan orang tuanya. Kehadiran Kinan di lubuk hatinya menjadi alasan utama ia tak dapat membuka diri pada sembarang wanita.

Akankah Raka melupakan Kinan dan menerima kehadiran Jelita? Bagaimana jika suatu saat sang mantan kekasih berniat kembali padanya?

Ig: desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan Ayah

Jelita menikmati segelas susu hangat yang Raka berikan kepadanya, entah karena minuman itu memang nikmat atau karena Raka yang mengantarnya membuat Jelita merasa lebih hangat setelah meminumnya. Jelita beranjak ke dapur untuk mengembalikan gelas kotor ditangannya. Bu Rini yang melihat putrinya seperti orang tidak waras hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu sakit, Ta?" tanya Bu Rini memperhatikan Jelita dari kepala hingga ujung kaki.

"Engga, Bu. Sehat banget malah." Senyumnya semakin mengembang seakan benar-benar bahagia.

"Lah itu ngapain senyum-senyum nggak jelas. Ibu khawatir otak kamu yang nggak sehat," ucap Bu Rini berlalu meninggalkan Putrinya setelah mencubit pipinya yang memerah sejak tadi.

"Keliatan banget ya kalo aku lagi seneng." Jelita berbicara kepada gelas ditangannya.

"Iya, Neng keliatan banget malah." Randy yang tiba-tiba datang menjawab pertanyaan Jelita dengan kalimat kesukaan kakaknya.

"Masa iya, Ran?" bukannya marah Jelita malah begitu penasaran dengan pendapat adiknya.

"Iya coba deh tanya lagi sama dia." Randy menunjuk gelas yang dipegang Jelita.

"Gimana dia mau jawab Ran. ada-ada aja deh." Jelita seolah tidak sadar jika dirinya lebih dulu gila sebelum adiknya.

"Nah itu tau dia nggak bakal jawab, ngapain tadi nanya dia." Randy berlalu meninggalkan Jelita yang sedikit terganggu akalnya.

Jelita baru sadar jika kewarasannya telah hilang beberapa detik. Jika berlama-lama berduaan dengan gelas itu mungkin dia akan gila pikirnya. Jelita mewakili Ibunya untuk menyiapkan sarapan hari ini.

Dengan kemampuan seadanya Jelita menyajikan nasi goreng kesukaannya, tidak butuh waktu lama untuk dia menyelesaikan semuanya. Kini ia bergegas mengumpulkan para penghuni rumah untuk sarapan dimeja yang sama.

Keluarga kecil namun bahagia, cukup sederhana namun tidak terasa kurangnya. Itulah yang menggambarkan keluarga Pak Arman. Bisa tertawa dengan hal-hal kecil yang mereka temukan adalah sebuah kebahagiaan yang tidak akan bisa tergantikan oleh apapun.

Raka yang baru saja menjadi bagian keluarga itu merasa begitu bersyukur, ia merasakan sebuah kehangatan dari yang nanya keluarga. Makna keluarga begitu indah ketika Raka melihat interaksi mereka, pelukan begitu mudah Bu Rini berikan untuk kedua anaknya. Raka merasa iri tentu saja, bahkan pelukan Sang mama hanya beberapa kali ia dapatkan.

"Duduklah, Nak." Kehadiran Pak Arman yang tiba-tiba mengejutkan Raka yang tengah memandang derai hujan yang sudah mulai mereda.

"Iya, Ayah." Raka ikut mendaratkan tubuhnya di sebelah Mertuanya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Pak Arman melihat raut wajah Raka yang terlihat sendu.

"Tidak, Ayah. Aku hanya merasa bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga yang hangat ini," ucap Raka tulus tanpa kebohongan.

"Tentu saja, Nak. Sekarang kau adalah anak kami juga." Pak Arman seolah tahu isi hati Raka. Laki-laki itu terlihat menguatkan Raka dengan mengusap punggung tegap menantunya.

"Terimakasih, Ayah." Raka tersenyum tulus kepada Mertuanya.

"Ayah harap kalian berdua juga bisa menciptakan keluarga yang hangat dan bahagia nantinya." Pak Arman tersenyum penuh harap mengucapkan itu.

Raka tak langsung menjawab, ia bingung harus menjawab apa. Mampukah dia membina sebuah keluarga bersama Jelita nantinya. Apakah hatinya akan segera berpaling dan melupakan Kinan, Raka tidak bisa memberikan kepastian tentang hal itu. Hingga beberapa saat Raka hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.

*****

Raka hendak kembali ke kamar Jelita. Ketika melewati kamar Randy terdengar mereka beberapa kali tertawa entah apa yang lakukan keduanya. Raka yang merasa penasaran memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Randy, bukan hanya Jelita yang terdiam melihat Raka yang tiba-tiba masuk Randy juga tak kalah terkejut. Mereka duduk berhadapan dengan muka yang dicoret-coret dengan bedak tabur membuat keduanya terlihat seperti badut.

"Ayo ikut main, Kak." Randy mencoba mencairkan suasana dan menarik Raka untuk ikut duduk bersama mereka.

"Ular tangga?" tanya Rak mengernyit heran. Randy mengangguk polos.

"Lalu, kenapa wajah kalian seperti itu." tanyanya kemudian.

"Gini kak, kalo dia turun berarti di coret, kalo dia naik berarti dia yang coret muka lawannya." Randy menjelaskan sistem permainannya.

Raka yang tak mampu menolak ajakan Randy memutuskan untuk ikut dalam permainan, menyesal dia masuk pikirnya. Jelita yang sebelumnya terbahak sekarang hanya terdiam membeku, ia merasa malu kepada Raka.

Lain halnya dengan Randy dan Raka yang tampak sangat menikmati permainan itu. Beberapa kali Raka berteriak bangga ketika dia mendapat giliran untuk mencoret muka lawannya. Ternyata mencoba sesuatu yang baru tidak begitu buruk pikirnya.

Jelita yang melihat Raka merasa heran, cukup dengan hal sederhana ia sudah tertawa segirang itu. Bahkan sampai beberapa kali putaran permainan itu Raka seakan merasa kurang. Randy yang sekarang bahkan mulai merasa bosan ketika menyadari wajahnya seperti adonan kue.

*****

Cuaca siang itu kembali bersahabat, matahari pun tak lagi bersembunyi dibalik awan. Raka mengajak Jelita untuk pulang kerumah. Raka mengemudikan mobil dengan kecepatan normal sesekali dia melirik Jelita yang beberapa kali merubah posisi duduknya, terlihat sekali jika wanita itu sedang tidak nyaman.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Raka fokus kedepan.

"Hanya sedikit nyeri," ucap Jelita sedikit meringis.

"Apa ada obatnya?" tanya Raka kemudian.

"Tentu saja, tolong berhenti di minimarket di ujung sana." Jelita mengarahkan telunjuknya ke salah satu minimarket yang tak jauh dari mereka.

Raka mengehentikan mobilnya, melihat Jelita yang terlihat tidak sanggup untuk bergerak ia sedikit tak tega. Tapi bagaimana dia akan menemukan obat yang dimaksud pikirnya, bentuknya saja dia tidak tahu.

"Apa kau masih mampu untuk membelinya?" Raka berharap Jelita akan menganggukkan kepalanya.

"Huft, baiklah aku akan membelinya." Raka turun dari mobil ketika tidak mendapatkan jawaban dari Jelita.

"Ada-ada saja, padahal sebelumnya dia terlihat baik-baik saja. Kenapa bisa sekarang menjadi selemah itu." Raka berdecak sebal. Ia menghampiri seorang pegawai yang berdiri tak jauh darinya.

"Bisakah kau mencarikan minuman pereda nyeri datang bulan." Raka berucap tanpa merasa malu sedikitpun.

"Sebentar, Pak. Biar saya ambilkan," ucap wanita itu berlalu meninggalkan Raka.

"Ini, Pak." Wanita itu menyerahkan satu botol minuman yang dimaksud. Raka tidak menerimanya segera, ia tampak berpikir jika nanti ia hanya membeli satu botol pasti Jelita akan merepotkan dirinya setelah minuman itu habis.

"Aku ingin lima botol sekalian," ucap Raka tetap dengan wibawanya.

Usai membayar belanjaannya Raka kembali ke mobil dan memberikan minuman itu kepada Istrinya tak terlihat begitu lemah.

"Apa kau hanya merasakan sakit ketika bersamaku?" tanya Raka yang begitu penasaran mengapa Jelita tidak terlihat seperti sebelumnya.

"Tidak, dari tadi saya juga sakit." Jelita mengeluarkan minuman itu dari plastik putih yang baru saja Raka berikan tadi.

"lumayan, uang gue nggak berkurang buat beli ni minuman." Jelita bergumam senang, setidaknya menghemat pengeluaran bulanan pikirnya.

Mobil memasuki area rumah besar kediaman Raka. Jelita berjalan pelan, dengan kantung plastik di tangan kiri dan tangan kanan memegang perutnya yang terasa nyeri. Raka yang merasa Jelita begitu lambat meraih kantung plastik yang jelita pegang dan berlalu meninggalkannya begitu saja.

"Dasar manusia kayu, gendong kek Istrinya."

Jelita merasa kesal melihat punggung Raka yang mulai menjauh darinya. Kenapa sikap Raka tidak dapat ditebak pikirnya, baru saja dia memuji Raka karena bersikap begitu manis sejak tadi malam. Dan ketika tiba di rumah laki-laki itu kembali menyebalkan pikirnya.

TBC 🌻

.

.

.

Semoga kalian suka karya auhtor.

Jangan lupa tinggalkan jejak 🐾🐾

1
Sri Nengsih Momo
Luar biasa
Anonymous
Aku idh baca keluarga mikail dulu loh padahal maaih ada yg lbih leluhur dr mereka

Seru bnget
Mari Anah
aku kira bakalan ada pelakor yg nma y marisa🤔dri judul y udh ketar-ketir bkln ada konflik neeeyy,g tau y cmn nma dri hp🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Mari Anah
lagian si raka y jg oneng🙄masa istri y d bilang jalang jiem2 bae,g ngenalin k suci klo jelita itu bini y,hadeeeehh bagus jelita klo aku jdi jelita jg pasti bkln aku jambak cwe ky gtu🙄🙄😏
Mari Anah
aku susah mau berkata2 apa thor klo jdi jelita🤭🤭🤭
Desy Puspita: Dia sangat agak lain
total 1 replies
Suky Sukeni
aq baca novelmu di ulang lagi dari awal sampai karya terakhir sampai 3 x😆😆
Desy Puspita: Ya Allah makasih banyak, Kak, ini novel pertama masih banyak salahnya
total 1 replies
Mari Anah
suka bgt thor
Fiqa Dwi
that “marina” 😭😭😭😭
Fiqa Dwi
LUCUU BGTT SIHHHH KAMUUU😭💓💓
novel destiny
baru baca novel ini di tgl 20-06-2025 😁
btw tgl yg author sematkan itu tgl kelahiran anak aku 🥰
Desy Puspita: Hai Kakak, maacih ya. ini karya petamaku, mohon dimaklumi kalau ada salah"
total 1 replies
novel destiny
dion - Andra perpaduan yg sempurna 🤣
Virgo 08
ternyata masa lalu Afkhar ada di kisah Jelita... om nya mati di tangan Afkhar dewasa.. dia balas dendam ama om Herman yg sdh membunuh ke2 ortu nya.
Virgo 08
Afkhar nanti dewasa menjadi suami Iqlima, anak Sean ... walau caranya salah mendapatkan Iqlima, tapi happy ending
Virgo 08
aku suka
Putri Cawi
terserah ente....rencana Lo hanya tinggal angan...karena nasib jelita ada di tangan author wkwkwk
my_dear_Budiarti
mulai tumbuh benih-benih bucin/Joyful/
mboll
Luar biasa
diara
terimakasih kak author atas karya nya
Juan Sastra
pasti mirif dong merekan
Juan Sastra
curiga deh sama wijaya,, biasanya laki laki tuh jika ggak romantis lagi kadar cintanya tinggal kurang dari setengah 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!