"Kau hanya perlu duduk dan menghabiskan uangku, tapi satu hal yang harus kau penuhi, yakni kepuasan!" Sagara Algyn Maheswara.
"Asal kau bisa membuatku keluar dari rumah sialan itu, aku bisa memberikan apapun termasuk yang satu itu, Tuan." Laura Alynt Prameswari.
Laura menderita karena hidup dengan keluarga tirinya, ayahnya menikah lagi dan selama itu dia selalu ditindas dan diperlakukan seenaknya oleh keluarga barunya itu, membuat Laura ingin bebas.
Akhirnya, dia bertemu dengan Sagara. berawal dari sebuah ketidaksengajaan, namun siapa sangka berakhir di atas ranj*ng bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Ketemu lagi sama anak nenek gayung, baby?" Tanya Sagara sambil mengusap-usap perut Laura. Pria itu bermanja di pangkuan gadisnya, sambil memasukkan kepalanya ke dalam pakaian yang dikenakan oleh gadis itu.
"Iya, Daddy."
"Dia gak ngapa-ngapain kamu kan? Ada yang luka?"
"Nggak kok, tadi keburu ada bodyguard Daddy yang nyeret dia pergi." Jawab Laura, gadis itu sibuk menonton televisi dan membiarkan saja Sagara dengan kegiatannya, dilarang pun percuma saja karena Sagara akan melakukan apapun yang dia inginkan.
"Baguslah. Ngapain dia?"
"Biasalah, Dad. Tapi tadi dia nanyain aku perawatan terus pakai skincare apa, katanya aku lebih glowing."
"Terus, kamu jawab apa?" Tanya Sagara, dia menegakkan tubuhnya dan bersandar di sandaran sofa.
"Ya aku jawab aja, skincarenya mahal, dia gak bakalan mampu beli. Harganya jauh lebih mahal dibanding harga dirinya sama ibunya. Dia marah dong.."
"Memangnya skincare apa itu, sayang?"
"Skincare dari Daddy." Jawab Laura dengan senyuman nakalnya.
"Apa itu?"
"Sperm4 punya Daddy." Laura mengedipkan sebelah matanya dengan genit, membuat Sagara terkekeh.
"Kamu ini, nakal yaa.."
"Kan iya, Dad. Itu skincare yang paling bagus."
"Yaudah, mau skincare an?" Tawar Sagara. Laura menggelengkan kepalanya, dia sedang tidak ingin bermain hari ini. Badannya terasa lelah dan sakit, apalagi di bagian payud4ranya. Sepertinya, dia akan kedatangan bulan rutin.
"Badan aku sakit semua, Dad. Kayaknya mau datang bulan deh.."
"Yaudah, Daddy puas-puasin dulu sebelum harus puasa semingguan lagi. Iya kan?" Tanya Sagara yang membuat Laura mengerucutkan bibirnya, kesal? Tidak, tapi dia tidak bisa dijam4h saat akan datang bulan, dia tidak berselera.
"Aku gak n4fsu, Dad."
"Baiklah, alamat solo karir lagi di kamar mandi." Keluh Sagara sambil menghela nafasnya dengan kasar.
"Nanti aku bantuin, tenang."
"Pake mulut?"
"Pake tangan."
"Dih, baby!"
"Hehe, iya iya. Udah dong, jangan begitu ekspresinya. Gemes banget astaga.." Laura terkekeh melihat ekspresi wajah Sagara yang terlihat begitu menggemaskan.
"Stok pembalut masih ada?"
"Gak tahu, kayaknya ada deh."
"Yaudah kalau masih ada." Sagara memeluk Laura dengan mesra, tidak bisa dipungkiri kalau Sagara sangat lembut dengan Laura. Dia memperlakukan gadisnya dengan sangat baik, entah sadar atau tidak, tapi Sagara mulai menjadikan Laura sebagai prioritas. Sagara mungkin tidak menyadarinya, tapi bagi orang-orang terdekatnya, perubahan itu pasti sangat terasa.
"Daddy.."
"Hmm, ya baby."
"Aku capek, boleh gak kalau aku resign kerja?" Tanya Laura yang membuat wajah Sagara berbinar cerah seketika.
"Boleh, baby. Sejak awal, Daddy tidak memaksa kamu tetap bekerja, kamu bisa mengandalkan Daddy untuk setiap hal. Daddy bisa memenuhi semua kebutuhanmu atau kamu meragukan Daddy hmm?" Tanya Sagara. Laura menggelengkan kepalanya, bukan itu alasannya. Tadinya dia tidak ingin terlalu bergantung pada Sagara, tapi setelah dipikir dan dirasa lagi, dia lelah sekali dan ingin berhenti kerja saja rasanya saking lelahnya.
"Beneran boleh, Dad?"
"Iya, baby. Resign saja, Daddy akan mendukung apapun keputusan kamu."
"Terima kasih, Daddy."
"Besok, Daddy yang urus surat resignnya sama Sam."
"Besok banget, Dad?"
"Kenapa tidak? Lebih cepat, lebih baik, baby."
"Jangan besoklah, aku mau perpisahan dulu sama temen-temenku, traktir mereka juga buat yang terakhir kali. Barangkali kita gak ketemu lagi kan yaa?"
"Kalau begitu, lusa?"
"Boleh, Daddy."
"Hmm, setelah ini tolong libatkan Daddy dalam hal apapun, jangan sungkan, sayang. Katakan apapun yang kamu inginkan, kamu adalah prioritas Daddy sekarang."
"Iya Daddy, aku siap kuras harta Daddy kok. Apa Daddy sudah siap aku hambur-hamburkan uangnya?"
"Selalu siap, sayang. Kapanpun, dimanapun."
"Asik banget ternyata punya Daddy banyak duit, tajir melintir begini."
"Nikmati hidupmu, sayang. Jangan memikirkan apapun, tugas kamu hanya menyenangkan Daddy, memberikan servis yang terbaik kalau Daddy lagi pengen. Okay?"
"Okay, Daddy. Siap. Masih banyak stok lingerie di lemari."
"Mau sekarang?"
"Aaaaaa, Daddy." Laura merengek membuat Sagara terkekeh, tapi tahu apa yang dilakukan pria itu? Sagara menggendong Laura seperti karung beras ke kamar dan tahu sendiri kan apa yang terjadi kalau sudah dikamar? Yang katanya gak n4fsu aja tiba-tiba des4h paling keras aja. Nyatanya, yang menolak di awal, pasti yang paling berisik di akhir.
selamat menjadi gembel lagi ..