Menjadi istri pengganti calon suami kakaknya yang meninggal dalam kecelakaan karena dirinya. Alena harus merasakan siksaan dari suaminya sebagai bentuk balas dendam.
Namun, apakah yang terjadi jika akhirnya kebenaran terungkap mengenai kecelakaan itu?
Season 2
Alea Prasetya adalah anak pertama dari Shaka dan Alena. Namun kepribadiannya yang introvert membuatnya dijauhi teman dan membuat orang tuanya menjodohkannya dengan anak rekan bisnis mereka. Bagaimana kisahnya?
COVER BY NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit
Beberapa minggu telah berlalu.
Hari ini adalah pernikahan Nadia dan Shaka.
Pernikahan hanya dihadiri oleh keluarga dan penghulu saja. Fredi dan ibunya juga ada disana. Pernikahan itu dilaksanakan di rumah Nadia pada sore hari. Shaka tampak diam saja saat penghulu mulai membacakan doa sebelum memulai prosesi ijab qobul.
"Bagaimana apakah sudah bisa kita mulai?" tanya pak penghulu.
"Sudah Pak." jawab mereka serempak.
Ayah Nadia sudah mengucapkan kalimat ijab qobul itu. Namun saat Shaka hendak mengucapkan kalimat itu, tiba-tiba saja Nadia mengerang kesakitan. Semua terkejut melihat Nadia mengaduh kesakitan sambil memegangi panggulnya.
"Nadia, kau kenapa?" tanya Shaka panik.
"Aaaa sakit sekali." ucap Nadia sambil terus meringis kesakitan.
"Nadia, kau kenapa Nak." Sarah sangat panik dan memeluk Nadia sambil menangis.
"Sakit Bu. Aaaaaaa." Sebuah erangan panjang dan Nadia pun pingsan.
Semua langsung panik. Shaka dan keluarganya membawa Nadia ke rumah sakit. Sesampainya disana, Nadia langsung ditangani di ruang UGD.
Satu jam kemudian, seorang dokter keluar dan menemui mereka. "Begini Tuan dan Nyonya. Saya ingin berbicara dengan keluarga dan suami atau calon suami pasien." ucap dokter. Dia mengatakan itu karena Nadia dibawa dengan menggunakan kebaya pengantin.
"Kami dok." ucap Sarah.
"Mari ikut saya ke ruangan saya." ucap dokter.
Shaka, Alfian dan Sarah mengangguk dan mengikuti langkah sang dokter menuju ruangannya.
Sesampainya diruangan dokter itu, mereka langsung duduk. Sang dokter mulai menjelaskan. "Begini Taun, Nyonya. Apakah sebelumnya Nona Nadia pernah menikah berkali-kali?" tanya dokter.
Mereka terlihat heran dengan pertanyaan dokter itu. "Tidak dok. Anak saya masih gadis. Bahkan hari ini dia akan menikah dengan Shaka." ucap Sarah sambil menunjuk Shaka. Shaka mengangguk mengiyakan.
Dokter terdiam cukup lama sebelum akhinya bicara. "Maaf saya harus menyampaikan ini. Nona Nadia terkena Kanker Serviks stadium akhir." ucap dokter.
Jderrrrrrr
Bagai tersambar petir mereka mendengar pernyataan sang dokter. "Apa? Kanker Serviks? Bagaimana bisa????" tanya Shaka. Sedangkan Sarah tengah menangis dipelukan Alfian suaminya.
Dokter mulai menjelaskan. "Begini Tuan. Setelah kami periksa, penyebab Kanker Serviks yang diderita Nona adalah Virus HPV atau Human Papillomavirus. HVP adalah sekumpulan grup virus yang menginfeksi manusia pada sel epitel kulit dan membran mukosa dan salah satunya adalah daerah kelamin. Virus HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seksual dengan adanya kontak langsung antara kelamin yang disertai pertukaran cairan tubuh. Karena itu saya menanyakan apakah Nona Nadia pernah menikah." tutur sang dokter.
Mereka semua terkejut. "Tidak. Anakku tidak mungkin seperti itu. Kau sudah memfitnahnya kan. Siapa yang menyuruhmu? Alena! Mana dia? Mana diaaaa." Teriak Sarah sambil menangis. Alfian berusaha menenangkannya.
Shaka terdiam. Rasanya dia tidak bisa mencerna semua yang telah terjadi. Apakah yang dikatakan Alena benar? Nadia kabur bersama Leon ke Amerika. Amerika, ya aku sampai melupakan hal itu. Batin Shaka. Tiba-tiba Shaka teringat bahwa Sean sedang berada di Amerika.
"Saya permisi sebentar." Shaka beranjak dari duduknya dan keluar ruangan. Dia mencoba menelpon Sean. Jika disini sudah sore, maka disana masih pagi.
"Halo." Terdengar jawaban dari Sean.
"Sean, bolehkah aku meminta bantuanmu?" tanya Shaka.
"Tentu saja. Apa yang bisa aku bantu" ucap Sean.
"Bisakah kau menyuruh orang suruhanmu untuk mencari tahu tentang seseorang. Aku akan mengirimkan datanya." ucap Shaka.
Tidak masalah. Mereka akan mencarinya hari ini juga." ucap Sean.
"Terima kasih Sean. Aku akan mengirimkan datanya padamu." ucap Shaka yang kemudian mematikan teleponnya. Dia kembali ke dalam ruangan dokter itu. Sarah masih menangis terisak dipelukan Alfian.
"Lalu bagaimana dengan penanganan pasien dok?" tanya Shaka.
"Penyakit ini belum ada obatnya. Jika saja Nona cepat memeriksakan ke rumah sakit, mungkin kami bisa memberikan penanganan dan menyelamatkannya." jawab dokter.
"Lalu kapan kami bisa menjengukanya?" tanya Shaka.
"Nona Nadia masih belum sadar. Kemungkinan besok beliau akan sadar dan bisa dijenguk." jawab dokter.
Shaka mengangguk.
"Jika anda berdua sudah menikah, setelah Nona keluar dari rumah sakit ini sebaiknya jangan lakukan hubungan suami istri karena itu akan sangat berbahaya untuk pasien." ucap dokter.
Shaka kembali mengangguk. Mereka pun keluar dari ruangan itu dan kembali ke ruangan Nadia yang sudah berada di ruangan biasa. Disana mereka menemui Rika, Fredi dan Felly.
Wajah Sarah tampak sangat muram. Mereka bertanya-tanya dalam hati kenapa mereka keluar dengan wajah kusut. Sebenarnya apa penyakit Nadia sehingga dokter meminta mereka saja yang ke ruangannya.
"Dokter bilang, Nadia akan sadar besok. Ini sudah malam. Sebaikanya kalian pulang saja." ucap Shaka kepada ibunya, Fredi dan Felly.
"Shaka, aku akan mengantar Bibi Rika. Aku turut prihatin dengan apa yang terjadi. Bersabarlah." ucap Fredi sambil menepuk bahu Shaka.
Shaka tersenyum. "Terima kasih." ucap Shaka.
"Shaka bersabarlah Nak. Semua ini ujian." ucap Felly.
"Iya Bibi, terima kasih." ucap Shaka di sela senyumannya.
Mereka pun berpamitan untuk pulang. Sedangkan Shaka, Sarah dan Alfian masih du rumah sakit untuk menjaga Nadia.