NovelToon NovelToon
KKN Berujung Istri Juragan

KKN Berujung Istri Juragan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa Fantasi / Beda Usia / Gadis nakal
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Azzahra rahman

Program KKN Sarah tidak berakhir dengan laporan tebal, melainkan dengan ijab kabul kilat bersama Andi Kerrang, juragan muda desa yang sigap menolongnya dari insiden nyaris nyungsep ke sawah. Setelah badai fitnah dari saingan desa terlewati, sang mahasiswi resmi menyandang status Istri Juragan.

Tetapi, di balik selimut kamar sederhana, Juragan Andi yang berwibawa dibuat kewalahan oleh kenakalan ranjang istrinya!
Sarah, si mahasiswi kota yang frontal dan seksi, tidak hanya doyan tapi juga sangat inisiatif.

"Alis kamu tebel banget sayang. Sama kayak yang di bawah, kamu ga pernah cukur? mau bantu cukurin ga? nusuk-nusukan banget enak tapi ya sakit."

"Jangan ditahan, cepetin keluarnya," bisiknya manja sambil bergerak kuat dan dalam.
Saksikan bagaimana Andi menahan desah dan suara derit kasur, sementara Sarah—si malaikat kecil paling liar—terus menggodanya dengan obrolan nakal dan aksi ngebor yang menghangatkan suasana.

Ini bukan sekadar cerita KKN, tapi yuk ikuti kisah mereka !!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Azzahra rahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bahagia

Matahari sudah naik cukup tinggi ketika dokter memutuskan bahwa Sarah boleh pulang. Kondisinya stabil, tekanan darah sudah normal, dan tubuhnya tak lagi selemah semalam. Hanya ada satu syarat: istirahat total, jangan terlalu memaksa diri, dan biarkan suaminya yang banyak turun tangan.

Andi membantu istrinya turun dari ranjang. Dengan hati-hati, ia meraih tas kecil dan membawa semua perlengkapan. “Pelan-pelan, Sayang. Jangan buru-buru. Kamu sekarang bukan cuma istri Mas, tapi juga calon ibu,” katanya sambil tersenyum, meski suaranya masih diliputi rasa cemas bercampur bangga.

Sarah tersenyum tipis, menggenggam tangan Andi. “Aku nggak apa-apa, Mas. Aku janji bakal lebih hati-hati.”

Begitu keluar dari pintu puskesmas, mereka disambut oleh beberapa tetangga yang sudah menunggu di halaman. Rupanya kabar kehamilan Sarah semalaman sudah beredar luas di kampung.

“Alhamdulillah, selamat ya Mbak Sarah, Mas Andi!” seru Bu Marni, tetangga sebelah yang terkenal cerewet tapi baik hati.

“Wah, juragan sebentar lagi punya penerus nih,” tambah Pak RT sambil tertawa lebar.

Anak-anak kecil ikut berlari menghampiri, beberapa bertepuk tangan seolah menyambut kepulangan seorang pahlawan. Suasana halaman puskesmas berubah riuh oleh ucapan selamat.

Sarah terharu, air matanya jatuh begitu saja. Ia tak menyangka kabar bahagia ini membuat warga desa begitu antusias. Andi hanya bisa tersenyum kaku, menahan rasa haru sekaligus kikuk karena jadi pusat perhatian.

“Iya, makasih banyak , Pak, Bu, mari ," jawab Andi singkat sambil menunduk sopan. Ia lalu menuntun Sarah naik ke mobil . “Sudah, ayo pulang dulu. Sarah butuh istirahat.”

Namun di sepanjang jalan menuju rumah, mereka kembali disambut oleh beberapa warga yang sedang beraktivitas di sawah atau di pinggir jalan. Semua memberi ucapan selamat.

“Selamat, Mas Andi!”

“Semoga sehat selalu, Mbak Sarah!”

Sampai di rumah, Andi segera mempersilakan Sarah duduk di kursi teras. “Kamu istirahat sini dulu, Sayang. Mas ambilin minum.”

Sarah mengangguk, lalu mengambil ponsel dari tasnya. Ada banyak sekali pesan masuk, baik dari teman kuliahnya maupun kerabat jauh. Namun ada satu hal yang belum ia lakukan sejak semalam: menelpon orang tuanya di kota.

Dengan tangan sedikit bergetar, Sarah menekan nomor ayahnya. Panggilan tersambung.

“Halo, Sarah? Nak, kamu nggak apa-apa kan? Ayah sama ibu semalam nggak bisa tidur denger kabar dari Andi,” suara ayahnya terdengar cemas.

Air mata Sarah langsung mengalir. “Ayah… Ibu… maaf ya bikin khawatir. Semalam aku pingsan, tapi sekarang sudah baikan. Dokter bilang aku cuma kecapekan.”

“Astagfirullah, Sarah. Kamu jangan maksain diri. Ingat, kamu sekarang lagi kuliah sambil ngurus rumah tangga. Jangan terlalu dipaksa,” sahut ibunya penuh khawatir.

Sarah tersenyum sambil menatap Andi yang baru datang membawa segelas teh hangat. “Iya, Bu. Aku janji. Tapi ada kabar yang mau aku sampaikan…” suaranya bergetar, tangisnya hampir pecah.

“Apa, Nak?” tanya ayahnya dengan nada tegang.

Sarah menarik napas panjang. “Aku… aku hamil, Yah… Bu. Dokter bilang semalam. Doain ya, semoga aku kuat dan bayi ini sehat.”

Suasana di seberang telepon langsung hening beberapa detik, sebelum akhirnya terdengar suara ibunya pecah menangis. “Alhamdulillah! Ya Allah… terima kasih, Nak. Kamu kasih kabar yang paling indah buat Ayah sama Ibu.”

Ayahnya juga terdengar terisak, meski berusaha tegar. “Sarah… anak Ayah… kamu sudah jadi calon ibu sekarang. Kami bangga sekali. Tolong jaga dirimu baik-baik. Dan Andi…” suaranya berhenti sebentar, lalu terdengar lebih mantap, “…Andi harus jaga istrimu sebaik-baiknya. Kamu bukan cuma menantu, tapi sekarang sudah jadi ayah dari cucu pertama kami.”

Andi yang duduk di samping Sarah langsung mengambil ponsel dari tangannya, menempelkannya ke telinga. “iyee, Pak, Bu. Saya janji bakal jagain Sarah sama calon bayi kami. Mohon doa restu terus.”

Tangis haru terdengar dari kedua belah pihak. Pagi itu, meski jarak memisahkan, cinta keluarga menyatukan mereka dalam doa dan rasa syukur.

Sarah menyandarkan kepalanya di bahu Andi setelah menutup telepon. “Mas, aku bahagia banget. Rasanya semua orang ikut seneng sama kita.”

Andi tersenyum, mengusap pipi istrinya yang masih basah oleh air mata. “Iya, Sayang. Mulai sekarang kita nggak cuma berdua lagi. Ada kehidupan baru di antara kita. Dan semua orang mendoakan.”

1
Mahrita Sartika
adegan romantis kurang durasi 😍
Ara25: kan awal cerita KK tapi sudah sah nanti itu banyak adengan panas dingin nya 🤣
total 1 replies
Mahrita Sartika
hah KKN ya,,, jadi ingat dengan masa kuliah dulu
Mahrita Sartika
masih menyimak 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!