Petualangan Kedua Ku Di Zaman Kuno

"Aku melihat beruang itu pergi ke atas gunung. Mungkin dia kembali ke tempat dia tinggalnya, bersama keluarganya. Di balik gunung ada sebuah goa besar. Biasanya mereka masuk ke dalam gua tersebut." Macan tutul tersebut menjelaskan.

"Kalau begitu, kau tetap di sini memperhatikan harimau ini. Apakah dia nantinya merasa kesakitan ketika sadarkan diri. Kamu bisa membantunya." Nada bicara Su Alin bukan seperti orang yang sedang meminta bantuan. Melainkan seperti mengintruksikan perintah.

"Apa?! Apa maksud anda nona? Aku menjadi perawat atau pengasuh?" Tentu saja dia keberatan dengan keinginan Su Alin.

"Hei, ini hanya sebentar saja. Ketika aku selesai berurusan dengan beruang itu, aku akan datang kembali."

"Tidak, tidak, aku tidak berteman dengan harimau ini. Bagaimana kalau nona masukkan saja dia ke dalam ruang dimensi milikmu." Ucap macan tutul itu. Dia ingin menguji apakah dugaannya benar, bahwa Su Alin memiliki ruang dimensi.

"Heh? Bagaimana kau tahu?" Su Alin sedikit bingung. Bagaimana macan tutul ini bisa mengetahui rahasianya.

"Tentu saja aku tahu, karena anda tidak membawa peralatan apapun. Tetapi tiba-tiba saja semuanya ada di telapak tangan anda nona. Berarti anda memiliki penyimpanan lain." Macan tutul itu menurun naikkan kulit keningnya. Dia ingin menggoda Su Alin, yang tidak bisa mengelak lagi.

Su Alin menarik nafas dalam. Dia tidak bisa lagi menutupinya dari macan tutul ini.

Ada penyesalan di dalam hatinya. Kenapa dia tidak lebih berhati-hati tadi, padahal dia sudah mengetahui bahwa macan tutul itu memantaunya dari dahan pohon di sana.

Tetapi karena fokusnya ingin secepatnya mengobati luka harimau ini. Sampai dia tidak mengingat agar berhati-hati dengan ruang rahasianya.

Dia membuang nafas keras-keras. 'Ya sudahlah kalau sudah ketahuan. Lagi pula, belum tentu dia bisa bercerita kepada orang lain. Karena manusia lain belum tentu bisa mengerti apa yang dia katakan.' Gumam Su Alin dalam hati.

"Baiklah, kalau kau tidak mau ingin menjaganya aku bisa menyimpannya di ruang ini. Dan nantinya aku bisa mengeluarkan dia kembali, setelah pekerjaanku sudah selesai." Akhirnya dia mengalah. Karena merasa macan tutul ini tidak bisa dia harapkan untuk membantunya.

"Nona, nona, boleh aku meminta sesuatu?" Tanya macan tutul itu.

"Apa yang hendak kau minta? Sedangkan aku meminta pertolonganmu tidak kau berikan. Dan sekarang kau ingin sesuatu hal? Apakah kau tidak mempertimbangkan terlebih dahulu permintaanmu itu? Apakah kau beranggapan aku akan mengabulkannya? Sementara tenagamu tidak bisa aku gunakan sedikit saja." Nada suara Su Alin sedikit meninggi. Yang membuat macan tutul itu menjadi ciut.

"Maaf nona, bukannya aku tidak mau membantu. Tetapi jika harimau itu sadarkan diri dan melihatku bagaimana? Biar bagaimanapun kami nantinya akan berkelahi. Karena dia tidak mengetahui aku adalah temanmu." Dia khawatir akan reaksi harimau itu jika membuka matanya dan langsung melihat macan tutul.

'Ck, merepotkan sekali.' Pikir Su Alin. Karena harus memikirkan hubungan antar harimau ini dan macan tutul. Akhirnya dia pun tidak bisa lagi untuk menuntut macan itu. Agar mau menjaga ataupun memberikan obat yang telah di sediakan Su Alin, untuk di makan oleh harimau itu ketika dia sadarkan diri.

"Jadi, apa yang kau ingin aku bantu?' Akhirnya Su Alin menanyakan apa keinginan dari macan itu. Yang tadi belum sempat di jelaskan oleh hewan bertotol itu.

"Aku hanya ingin, Nona mau menerimaku menjadi hewan kontrak anda." Ucap macan tutul itu kepada Su Alin. Dia tidak ingin membuang waktu.

Karena jika sampai Su Alin pergi menemui beruang. Dia sepertinya tidak akan memiliki kesempatan untuk pertama kali mengajukan kontrak dengan Su Alin.

"Hewan kontrak? Kenapa kau ingin berkontrak denganku? Sementara masih ada kesatria lainnya, yang lebih baik daripada aku." Jawab Su Alin.

"Maaf nona, aku tidak menginginkan mereka. Aku hanya ingin kamu yang menjadi tuanku. Karena sepertinya, anda juga bukan orang biasa." Macan tutul itu menatap serius ke arah Su Alin.

Dia berharap, wanita itu tidak akan menolaknya. Karena selama ini dia menjadi orang yang akan bisa melindunginya. Karena perburuan hewan spiritual akan segera di adakan.

Karena, perburuan hewan spiritual di adakan lima tahun sekali. Dan tahun ini adalah masanya untuk berburu.

"Bagaimana kamu mengambil kesimpulan, kalau aku bukan orang biasa? Jadi, menurutmu... aku manusia seperti apa?"

"Maksud ku, bukan seperti manusia yang hidup di kekaisaran ini. Anda sedikit lebih istimewa dari orang kebanyakan." Macan tutul itu juga tidak bisa menjelaskan dengan pasti. Karena dia sebenarnya belum yakin, bahwa Su Alin berasal dari dunia mana.

"Apa istimewanya? Bukannya terlihat sama saja?"

"Tidak, tidak, Anda memiliki sesuatu yang orang lain tidak punya. Hanya saja, aku tidak tahu pasti apa itu. Ada aura lain di dalam tubuh anda. Seperti perpaduan antara orang yang hidup di zaman lain. Dan sebagian lagi sudah meninggalkan tubuh ini. Dan sepertinya anda memiliki pengetahuan yang cukup luas akan dunia ini."

"Apa maksudnya? Aku tidak mengerti. Sepertinya kamu hanya mengarang cerita dongeng saja."

Su Alin tidak ingin mengkonfirmasi, bahwa dia bukanlah berasal dari zaman ini. Melainkan dari zaman modern.

"Entahlah, aku melihat aura anda berbeda dari orang-orang yang ada di kekaisaran ini. Anda terlihat lebih spesial dari mereka. Dan salah satunya, anda bisa mengerti bahasa kami, nona."

Su Alin terdiam mendengar apa yang di katakan oleh macan tutul itu. Tapi dia juga sedikit heran. Mengapa hewan ternaknya tidak bisa dia dengar apa yang mereka bicarakan. Tapi mengapa macan tutul ini dia mengerti.

"Terserah kamu saja, apa pendapatmu tentang aku. Tapi apa keuntungan jika kita berkontrak?"

"Anda serius ingin berkontrak?! Jika kita berkontrak, aku akan membantu anda dalam mengahadapi musuh-musuh anda nona. Jika anda mengijinkan ku..." Dia menjelaskan dengan semangat. Dia berharap Su Alin tidak akan menolaknya. Jadi dia harus mempromosikan bagaimana kebaikan yang akan di terima Su Alin jika mereka berkontrak.

Mendengar semua penjelasan yang di ucapkan macan itu. 'Tidak buruk juga.' Pikir Su Alin.

Karena menurutnya, jika dia memiliki penolong lain yang akan membantunya dalam mengahadapi pihak istana, tentu saja dia akan mengambil keuntungan itu.

"Baiklah, aku akan berkontrak dengan mu." Ucap Su Alin dengan senyum di bibirnya.

"Benarkah? Baik, baik, kita harus melakukan ritual terlebih dahulu." Macan itu sangat bersemangat.

"Tapi, siapa namamu? Bukankah sebaiknya aku mengetahui namamu?" Karena sedari awal pertemuan mereka, Su Alin tidak pernah bertanya tentang nama dan identitas macan tutul ini.

"Oh, iya... Tapi... Aku tidak tahu namaku siapa."

"Hah..! Kamu lupa ingatan?"

"Eh, bukan... Hanya saja, tidak ada orang ataupun hewan lain yang memanggil namaku. Karena mereka akan langsung lari jika melihat ku." Ucap macan tutul itu, yang membuat Su Alin menepuk jidatnya sendiri.