Nandira Adara gadis dengan wajah biasa dan kaca mata tebal serta rambut yang selalu di ikat rapih ke belakang. Gadis kuper dan kutu buku yang satu sekolah dengan Rainan Adnan Wijaya,pria tampan, kaya dan terkenal di sekolahnya. Ditantang taruhan dengan teman temanya untuk menaklukan hati Nandira yang sama sekali tidak di sukai nya. Sampai mereka selesai kuliah ternyata papa Rainan menjodohkan Rainan dengan Nandira. Bagaimana rasanya? Akankah Rainan bisa menyukai Nandira?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Uchull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lagi rukun
Pagi hari Dira mulai membuka matanya, terlihat pantulan sinar matahari yang mulai masuk dalam kamarnya , sejenak Dira duduk di ranjang dan merasakan pegal di bagian tubuhnya setelah melakukan hubungan suami istri beberapa kali malam itu.
aduh masih ngantuk aja rasanya, apa aku terlalu sering ya melakukan itu? emmm.. bagaimana kalau aku hamil? apa Rai mau punya anak?
Dira hanya terdiam sambil terus melamun pagi itu, sampai Dira merasa ada yang memeluk nya dari belakang.
"Rai? sudah bangun? " ucap Dira yang terkejut melihat Rai.
"Sudah, pagi pagi kok ngelamun aja? " sahut Rai sambil menyandarkan dagu nya di pundak Dira.
"Tidak apa apa, Rai kita melakukan itu terlalu sering, tidak pakai pengaman juga, tidak apa apa? "
Rai pun mengerutkan keningnya dan merasa aneh dengan ucapan Dira" pengaman? memang nya kita sedang melakukan **** bebas?" tanya nya .
"Tidak, maksud aku bagaimana kalau aku hamil," ucapnya pelan
Rai pun tertawa mendengar dan melihat ekspresi wajah Dira yang terlihat begitu cemas seperti anak remaja yang baru melakukan hubungan di luar nikah.
"Kok malah ketawa? " tanya Dira heran yang melihat *** tertawa geli dengan ucapan nya.
"Lagian kok kamu takut hamil, kan kamu punya suami, " ucap Rai.
"Memangnya kamu mau punya anak? " tanya Dira yang beranggapan Raya ai pastilah belum siap mempunyai anak di lihat dari sikapnya dan perilaku nya yang masih suka berenang senang.
"Dira kamu itu ngomong apa sih? apa aku seburuk itu sampai enggak mau punya anak dari istri ku sendiri? " ucap Rai sambil melepas pelukan nya dan menatap tajam Dira.
"Enggak, bukan itu maksud aku, kamu kan masih gitu masih suka senang senang, " keluh Dira.
"Jadi kamu ragu sama aku? aku janji akan berubah sedikit demi sedikit,"
"Serius? " tanya Dira antusias.
"Iya," sahut Rai sambil tersenyum dan Dira dengan senang memeluk Rai.
"Rai.. "
"Iya, "
"Semalam kamu ke mana? " tanya Dira sambil terus memeluk Rai.
"Klub malam. "
mata Dira sontak mendelik dan bergegas melepas pelukan nya.
"Kamu tuh ya, baru aja bilang mau berubah, " gerutu Dira sambil memekul kesal lengan Rai.
"Aku berubah sayang, aku enggak minum kok, cuma ngobrol aja, " sahut Rai sambil tersenyum.
"Aku enggak suka Rai, aku enggak suka kamu ke tempat itu lagi, ngerti enggak sih! "
"Yaudah, yaudah aku janji aku enggak akan ke sana lagi, " bujuk Rai.
"Janji? "
"Iya sayang, " sambil mencium gemas pipi Dira.
Dira pun tersenyum dan bergegas mandi lalu menyiapkan sarapan untuk Rai, tak lama Rai pun bergegas pergi berkerja pagi itu.
***
Malam hari Dira pun menghampiri Rai yang sedang duduk di sofa sambil fokus melihat televisi.
"Rai, " panggil Dira sambil duduk di samping Rai.
"Oya sayang," Rai menoleh dan langsung menyandarkan kepalanya di paha Dira.
"Manja banget sih, " ucap Dira yang merasa seperti memanjakan bayi besar di pangkuan nya.
"Biarin, " sahut Rai samb memainkan game di handphone nya.
"Rai, kamu serius ucapan kamu tadi pagi , kalau enggak apa apa aku hamil? " tanya Dira yang masih tidak percaya ucapan Rai.
"Ya ampun, masih enggak percaya aja, iya sayang aku serius lah," tegas Rai.
Dira pun tersenyum simpul mendengar ucapan Rai, sampai terdengar suara handphone Rai.
"Siapa Rai? "
"Nanda " Jawab Rai yang langsung beranjak dari pangkuan Dira dan mengangkat telepon nya, Dira pun menghela nafas yang merasa teman Rai seperti bayangan yang selalu menganggu waktu nya dengan Rai.
"Rai, loe di mana? " terdengar suara Nanda di balik telepon.
"Di rumah, "
"Rai, ke klub ya sekarang," pinta Nanda. Rai pun sejenak melirik ke arah Dira yang terlihat sedang cemberut.
"Enggak bisa gue lagi sibuk, " tolak Rai.
"Sibuk? tumben? sibuk ngapain? " tanya Nanda.
"Ya sibuk, kepo bener, " sahut Rai yang langsung menutup telepon nya.
"Udah jangan cemberut, aku enggak akan pergi kok," ucap Rai yang langsung kembali menyandarkan kepala nya di paha istrinya , Dira pun kembali tersenyum simpul mendengar ucapan Rai.
"Rai,"
"Heeemm,"
"Apa teman teman kamu itu enggak punya istri? "
"Enggak, cuma aku aja yang baru menikah, " sahut Rai sambil kembali memainkan game di handphone nya
"Kalau pacar? "
"Enggak juga" jawab Rai.
"Kenapa? " tanya Dira lebih mendetail mengingat teman teman Rai termasuk anak anak orang kaya dan mempunyai wajah yang juga tampan tampan sejak sekolah seharusnya tidak mudah untuk mendapatkan pacar atau istri untuk mereka.
"Ribet," sahut Rai.
"Ribet, ribet apanya? "
"Ya ribet, kalau punya komitmen sama cewek itu ya jadi enggak bebas gitu, "
"Tapi mau sampai kapan coba mereka kaya gitu? " ucap Dira yang sebenarnya berharap teman teman Rai segera mempunyai pacar atau istri agar tidak selalu mengganggu Rai.
"Ya enggak tau, " jawab Rai.
" Terus kalau engga di jodohkan kamu juga kaya gitu ya? "
"Iya, aku emang enggak pernah komit sama cewek cuma untuk senang senang aja, jadi sebenarnya aku agak enggak suka juga di atur atur sama cewek ya berhubung aku cinta sama kamu aku akan coba untuk ikuti kemauan kamu, " ucap Rai yang menjelaskan dengan rinci tentang dirinya membuat Dira tersenyum bahagia mendengar nya.
"Enggak usah kelamaan senyumnya, " ucap Rai yang melihat Dira masih tersenyum untuk beberapa saat.
"Nyebelin banget sih. " sahut Dira sambil mencubit gemas hidung Rai yang masih berada di pangkuan nya.
