Asih gadis berparas cantik yang merupakan salah satu kembang desa, banyak laki-laki yang mengejar cintanya tak hanya pemuda desa, duda dan laki-laki beristri pun mengejar cinta Asih. Namun kemalangan menimpa nya Asih ditemukan seorang warga tergeletak tak bernyawa disalah satu kebun warga. Siapakah orang yang tega berbuat keji terhadap Asih?
Yuk baca terus kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arztha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Asih terus memegangi kaki Raka sedangkan teman temannya di dalam mobil tidak ada yang menyadari kalau Raka di ganggu oleh Asih.
"Mau apa lagi lo Sih, jangan ganggu gue. Ini lagi jimat macam apa yang dikasih Ki Ageng. " Raka memegang jimat yang di kasih Ki Ageng tadi namun tidak ada pengaruh untuk kuntilanak dan sebagai nya. Raka terus mengumpat sambil berusaha agar terlepas dari cengkraman Asih.
"Si Raka lama amat Jon. "
"Bentar bos gue liat Raka dulu. "
Jono pun segera turun dari mobil setelah turun Jono tidak menemukan keberadaan Raka. Jono mendadak panik.
"Bos Raka nggak ada. "
"Ko bisa kan dia dari tadi didepan. "
"Bener bos, coba liat aja kalau nggak percaya. "
Mereka pun turun dari mobil dan memang tidak mendapati keberadaan Raka.
"Lah kemana si Raka? " Rizal bertanya tanya.
"Ilang kemana itu anak? " Jono pun sama ia bertanya tanya keberadaan Raka.
"Kencing mungkin. " tebak Andre.
"Bisa jadi sih bos, tapi kenapa nggak bilang dulu. " Jono menghembuskan nafas sebal.
Mereka pun masih menunggu Raka diluar mobil. Sedangkan Raka sedang dibawa Asih ke tengah hutan.
"Sih udah Sih jangan ganggu gue. "
"KAMU HARUS MATI. "
"Ampun Sih ampun. "
Asih pun terus menyeret Raka ketengah hutan. Raka terus memberontak namun tenaganya kalah, Asih terlalu kuat.
Raka sudah pasrah apabila hidupnya berakhir hari ini di tangan kuntilanak Asih.
Sampai di tengah hutan, Asih pun mulai menyiksa Raka. Asih tertawa senang saat melihat korbannya sudah mulai tak berdaya. Setelah puas menyiksa Raka Asih pun mengembalikan Raka ke depan rumah Andre.
🍂🍂🍂
Sejam telah berlalu, Andre dan kawan kawan mulai panik karena Raka belum juga kembali.
"Kemana Raka belum juga kembali sampai jam segini? " Andre berucap sambil melihat jam di pergelangan tangan nya.
"Coba telfon Raka. " Jono menyuruh Rizal untuk menelfon Raka yang tiba-tiba menghilang.
"Bentar gue telfon dulu. "
Rizal mencoba menelfon Raka yang entah kemana. "Nyambung bos, tapi nggak diangkat angkat. "
"Kemana sih ini anak? Apa kita coba cari dulu di sekitar sini? " usul Andre.
Mereka pun terpaksa mencari Raka dan sesekali mereka memanggil Raka. Andre dan kawan kawan pun memasuki hutan namun tidak menemui jejak Raka.
Jono menyadari mereka sudah terlalu dalam memasuki hutan, Jono takut malah dia dan kawan kawan yang kembali tersasar. "Bos balik aja yuk, kita udah terlalu dalam masuk hutan nya. "
"Yaudah ayok. "
Mereka pun memutuskan untuk kembali ke mobil, namun saat ingin kembali ke mobil mereka di kejutkan kemunculan Asih.
"KALIAN MAU KEMANA. Hihihi Hihihihi"
"AaaSih."
Mereka mencoba mundur selangkah demi selangkah.
"Bos gimana ini bos? " Jono terlihat sekali ketakutan.
"Lo kan Sih yang udah nyembunyiin Raka? Dimana Raka? " Andre memberanikan diri berbicara dengan Asih.
"TEMAN MU DAN KALIAN SEMUA PANTAS MATI. "
Hihihi hihihi
"Balikin Raka Sih. " Andre memohon kepada Asih untuk mengembalikan Raka.
Asih pun tiba-tiba mengibaskan tangannya, mereka pun terpental akibat kibasan tangan Asih yang cukup kuat.
"Bos mending kita lari daripada kita mati di sini. " Ahmad angkat bicara.
"KALIAN TIDAK BISA KEMANA MANA. Hihihi hihihi. "
Asih pun terus memberikan pelajaran kepada ke empat pemuda itu. Ke empat pemuda itu pun mulai terluka akibat serangan demi serangan dari Asih yang membabibuta.
"Ampun Sih. " Andre yang mulai tak berdaya pun meminta ampun kepada Asih.
"RASAKAN APA YANG AKU RASAKAN. "
Setelah puas bermain dengan ke empat pemuda itu Asih pun pergi, sudah cukup memberi pelajaran untuk hari ini. Asih tidak ingin menghabisi mereka langsung. Ia ingin menyiksa mereka terlebih dahulu.
Keempat pemuda itu bangkit dengan sempoyongan. Tenaga mereka pun mulai habis namun mereka harus segera pergi dari tempat itu.
"Ayo pergi dari sini sebelum Asih kembali. " ucap Andre.
Mereka pun mengangguk lemah dan berjalan menuju mobil mereka dengan sisa sisa tenaga yang mereka punya.
🍂🍂🍂
Di rumah Andre seketika gempar saat salah satu anak buah Andre menemukan Raka yang tergeletak dengan wajah pucat dan penuh luka. Mereka pun segera melaporkan kepada Supri yang sedang berada di rumah Andre.
"Pri kenapa itu Raka? " tanya Juna yang melihat Raka sudah tergeletak di bangku rumah Andre setelah di pindahkan oleh anak buah Andre.
"Nggak tau gue, tadi kata anak anak yang bawa dia, mereka nemuin Raka udah pingsan di depan jadi langsung di bawa ke dalam. "
"Bukannya dia ikut si bos ya tadi? " ucap Badri
"Nah iya, ko bisa dia ada disini duluan. " Juna pun kebingungan.
"Yaudah kalian panggil dokter puskesmas dulu sana. " Supri memerintahkan kepada salah satu temannya.
Salah satu anak buah mereka pun segera memanggil dokter yang bertugas di puskesmas desa mereka.
"Gue telfon si bos dulu, perasaan gue nggak enak kayak ada yang nggak beres nih sama mereka di sana. " Juna pun segera menghubungi Andre.
"Iya Jun, telfon si bos perasaan gue juga nggak enak nih. " Supri juga merasakan perasaan yang sama ia takut bos dan teman temannya kenapa kenapa.
Juna menghubungi nomor Andre , telfon pun terhubung namun tak kunjung di angkat oleh Andre. Beberapa kali ia mencoba menelfon namun tetap sama telfon nya tidak diangkat angkat.
Mereka pun mulai panik. " Gimana ini nggak diangkat? "