Keilani Nassandra telah dijatuhi talak tiga oleh Galang Hardiyata, suaminya.
Galang masih mencintai Kei begitu juga sebaliknya, Kei pun masih mencintai Galang, teramat sangat mencintai lelaki yang sudah berkali-kali menyakiti hatinya itu.
Kei dan Galang berniat rujuk kembali, akan tetapi, Kei harus menikah terlebih dahulu dengan lelaki lain, setelah Kei dan lelaki lain itu bercerai barulah mereka bisa rujuk kembali.
Oleh sebab itu Galang meminta bantuan temannya di salah satu club eksklusif yang Galang Ikuti Hardhan Adipramana untuk bersedia menikahi Kei dan segera menceraikan Kei setelah mereka melewati malam pertama.
Bagaimana reaksi Galang begitu mengetahui Hardhan adalah Presdir dari beberapa perusahaan terbesar abad ini?
Mampukah Kei bertahan dengan sikap dingin dan arogan Hardhan?
Dan pada akhirnya ...
Ketika cinta harus memilih ...
Siapakah yang akan dipilih Kei?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dilema
"Bagaimana dengan CCTV? Apa terlihat jelas wajah wanita itu?" tanya Hardhan murka.
"Maaf boss, saya sudah lihat rekaman CCTV dari seluruh lantai bahkan sampai rooftop, tapi tidak ditemukan rekaman dua hari ini, mereka beralasan sedang dalam perbaikan," jawab Alex
Hardhan kembali mengurut keningnya, denyutan menyakitkan masih terasa di kepalanya, "Apa kau percaya begitu saja? Kau tidak curiga ini semua hanya sebuah kebetulan belaka? Bagaimana kalau ada yang menjebak saya?"
"Saya sudah menginterogasi bagian keamanan boss, dan mereka bersikeras kalau CCTV sedang dalam perbaikan. Sebesar apapun ancaman saya kepada mereka. Dan untuk masalah wanita itu, kalau boleh saya tanya, bagaimana kondisinya saat pertama bertemu anda? Apa dia dalam kondisi mabuk?"
"Yah dia mabuk, saya pikir dia Karina, bentuk dan tinggi badan bahkan panjang rambutnya sama dengan Karina. Sial!"
Hardhan kembali jalan bolak balik, otaknya bekerja dengan keras, berusaha mengingat wajah wanita itu walaupun mustahil. Saat itu kamarnya dalam keadaan gelap. Hardhan sudah mengenal dengan sangat baik seluk beluk kamar itu, jadi ia tidak mengalami kesulitan saat membopong wanita itu ke tempat tidurnya.
"Apa kau sudah bertanya pada Karina kenapa wanita itu bisa memiliki acces cardnya? Atau jangan-jangan Karina yang menyuruh wanita itu masuk ke kamar saya, karena dia masih marah dan tidak mau menemani saya!"
"Menurut nona Karina, saat dia minta acces card kamar ini ke resepsionis, sudah ada seorang wanita yang mengambilnya lebih dulu. Nona Karina terlihat kesal, mengira anda selingkuh, dia langsung bergegas meninggalkan hotel. Jadwal penerbangannya di majukan menjadi besok boss."
Hardhan mengepalkan kedua tangannya membentuk tinju, "Berani-beraninya wanita itu pergi tanpa izin saya! Atur penerbangan saya dalam minggu ini. Karina tidak akan berhenti merajuk kalau bukan saya sendiri yang menjelaskannya."
"Baik, Boss."
"Dan cari jejak apapun yang wanita sialan itu tinggalkan!" perintah Hardhan sambil menunjuk tempat tidurnya.
Alex bergegas ke tempat tidur, mencari dengan teliti rambut wanita itu dan menyimpannya, lalu melipat bedcover sutera yang terdapat bercak darah wanita itu.
Hardhan tidak akan melepaskan wanita itu, setelah wanita itu memberikan kenikmatan baru untuknya.
Dan wanita itu adalah Keilani, Hardhan sudah merasakannya ketika melihatnya dengan jelas di Bali. Ia merasa ada sesuatu dari gadis itu yang membuat perutnya mencelos, jantungnya berdegub kencang, dan perasaan aneh lainnya yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, ketika pertama kali melihat Kei di kolam renang hotel.
Tubuh Hardhan secara alami mengenali tubuh wanita di depannya itu, membuat perintah ke otaknya untuk melihat wanita itu, dan terus melihatnya selama wanita itu berenang. Yah, sejak saat itu, ia seperti terobsesi dengan Keilani.
Ditambah penjelasan Galang kalau Keilani kehilangan Keperawanannya saat di Bali, membuat Hardhan semakin yakin Keilani lah wanita misterius itu.
Hardhan langsung meminta Alex untuk mencocokkan kejadian Kei dengannya. Dan Alex berhasil mengetahui waktu kejadiannya berkat sahabat Kei, Sonya. Dan waktunya memang bertepatan dengan malam itu.
Hardhan sudah menyerahkan rambut Kei ke Alex, untuk di cocokkan dengan rambut wanita itu tujuh tahun yang lalu. Hanya sekedar untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu bukti hasil tes itu di perlukan.
Hardhan merasa tenang Kei sudah menjadi istrinya. Tapi ia juga khawatir, kata Sonya kejadian itu meninggalkan trauma yang begitu mendalam untuk Kei. Dan Hardhan yakin, fobia gelapnya pasti karena kejadian malam itu juga.
Hardhan benar-benar dilema, apa ia akan memberitahu Kei bahwa Hardhan lah pria yang sudah menyakitinya itu, Pria yang sudah memperkosanya, dengan konsekuensi Kei akan membencinya? Atau Hardhan menyembunyikannya dari Kei? Tapi begitu Kei tahu hardhan tidak jujur padanya, Kei akan membencinya juga.
Sambil menghela napas panjang, Hardhan merebahkan tubuhnya ke tempat tidur, menatap langit-langit kamarnya. Apapun yang terjadi nanti, biarlah takdir yang menentukannya. Untuk sekarang ia akan melindungi dan membahagiakan Kei.
***
Hardhan turun dari kamarnya saat jam makan malam, ia melihat mamanya duduk di meja makan, sebagian makanan sudah tersaji di atasnya, tapi mamanya membelakangi meja, Ia tersenyum geli melihat Kei dan bi Ijah yang membuat keributan kecil di dapurnya.
Terlihat bi Ijah sedang mengekor di belakang Kei yang sedang sibuk memasak sesuatu untuk makan malam.
"Sudah saya saja, Non. Aduuhh saya jadi tidak enak, Non. Nanti kalau tuan tahu bisa di pecat saya Non," kata bi Ijah panik.
"Santai saja Bi. Hardhan tidak akan marah, sekarang Bibi tolong potong ini, posisinya seperti ini yaa," Kei memperagakannya ke bi Ijah, dengan muka serius bi Ijah memperhatikan gerak luwes tangan Kei.
Hardhan menghampiri mamanya dan mencium pipinya, lalu duduk di ujung meja, "Sepertinya kau sangat menikmati perdebatan kecil itu Mama."
Mama menyeringai lebar, "Mereka seperti itu dari tadi, ohh senangnya mama bisa menikmati masakan menantu."
Melihat Hardhan sudah hadir di ruang makan, membuat bi Ijah semakin panik, wajahnya seketika memucat, "Maaf Tuan, maaf. Saya sudah melarang Nona Kei, tapi dia bersikeras ingin masak Tuan. Maafkan saya tuan."
Hardhan terkekeh pelan, "Biarkan saja Bi. Kita memiliki chef baru di rumah ini."
"Oh baik, Tuan."
"Kan sudah ku bilang, Bibi terlalu khawatir sih hehe."
Hardhan tidak dapat mencegah dirinya sendiri untuk menghampiri Kei, dan memeluk Kei dari belakang. Tentu saja Kei berontak, "Hardhan aku lagi masak!" gerutu Kei, rona merah menjalar di pipinya.
"Yah aku bisa melihatnya."
"Ya sudah lepasin, aku tidak bisa gerak bebas."
"Berikan aku satu ciuman dulu," bisik Hardhan.
Kei melirik mama yang sedang tersenyum lebar ke arah mereka, "Ada mama malu ihh."
"Ya sudah aku akan tetap di sini, memelukmu."
"Oh baiklah, tundukkan kepalamu," desis Kei kesal.
Hardhan menundukkan kepalanya, dan Kei langsung mencium pipinya, "Puas?" tanya Kei
"Lanjutkan lagi masaknya, Sayang. Aku sudah lapar," jawab Hardhan sambil mengusap kepala Kei.
Beberapa saat kemudian makanan sudah tersaji semua di atas meja, mama dan Hardhan terlihat menikmati masakan Kei, "Hmm enak sekali Kei, pintar masak kamu rupanya," puji mama.
"Syukurlah kalau mama suka."
"Ma ... Besok kami akan berbulan madu ke Paris." Kei tersedak makanannya, dengan segera Hardhan menepuk-nepuk punggung Kei, memberikan segelas air yang langsung di tegak habis sama Kei.
"Kenapa mendadak sekali?" tanya Kei.
"Oh tidak mendadak, Visa sudah di urus dari seminggu yang lalu."
"Itu berarti kau minta seseorang di rumahku untuk mencuri passportku!" tegas Kei dengan kedua mata di sipitkan.
Hardhan tertawa lepas, "Itu tidak termasuk mencuri sayang, tapi meminjam."
"Kamu selalu menemukan seribu satu cara untuk menjalankan rencanamu, apapun itu. Dan aku belum packing!" gerutu Kei.
"Packing saja perlengkapan mandi dan make up mu, Sayang, untuk baju kita bisa membelinya di sana."
"Pemborosan!" desis Kei.
Tawa Hardhan kembali lepas, mengisi ruang makan itu. Dan mama pun tertawa lebar.
"Mama tunggu kabar baiknya sepulang kalian dari sana, semoga cucu mama sudah mulai berkembang hehehe."
Kei dan Hardhan langsung membisu.
kesetiaan antar keluarga
ceritanya ngangenin walaupun sudah tau endingnya tapi masih semangat baca lagi