Mendapati kenyataan jika tunangannya bermain gila dibelakangnya membuat Fernando Nicholas Sanjaya sangat terpukul, sehingga membuatnya menyeret satu wanita dalam kehidupannya. Wanita yang menjadi budak nafsunya karna salah mengetuk pintu kamar hotelnya.
Bagaimana kisah Nicho dan Ganesa selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMYS. Cincin yang indah
Pak penghulu memberikan berkas dan harus ditandatangani kedua mempelai, dengan cekatan Nicho menandatangani. Sedangkan Ganesa masih saja termenung melihat ke arah buku nikah yang menampilkan namanya dan Nicho disana. Ganesa memejamkan matanya, seharusnya dia menikah dengan Rian? Tapi kenapa takdir berkata lain? Sesak menyeruak dalam benaknya.
"Sudah, Nona Ganesa?" tanya pak penghulu. Ganesa tersadar dan menoleh, segera wanita yang telah menjadi istri Nicho itu menggerakkan tangannya membuat tanda tangan dan menyerahkan kembali pada pak penghulu.
Pak penghulu juga menyerahkan berkas pada saksi untuk di tanda tangani.
"Oke terimakasih, saya harus pamit dulu. Selamat menempuh hidup baru, sakinah, mawadah dan warohmah, mbak Ganesa dan Mas Nicho," ucap pak penghulu sesudah menyelesaikan tugasnya, mereka saling berjabat tangan dan pak penghulu pun melenggang pergi.
Papa Hendra menatap ke arah Nicho dan Ganesa, papa tersenyum dan menatap dua putra putrinya.
"Jadilah pasangan yang bahagia, dari detik dimana kalian berikrar di hadapan Allah SWT sampai maut memisahkan kalian," ucap papa Hendra mencoba untuk tersenyum.
Nicho menerbitkan senyuman tipis, entah senyuman yang bagaimana. Melihat papa Hendra berucap, membuatnya bahagia. Sosok papa sudah lama hilang dari hidupnya, melihat papa Hendra seakan dirinya mempunyai papa kembali. Tak sengaja Ganesa dan Nicho saling berpandangan, keduanya kembali mengalihkan pandangan.
"Amin," jawab keduanya bersama.
Kakek, Dani, merasa lega. Emely dan Mama mendekat memberikan selamat. Mereka tampak bahagia di momen ini, walau entah bagaimana hati Ganesa dan Nicho sesungguhnya.
Rangga segera memberi intruksi pada foto grafer untuk mengambil gambar. Kini Ganesa dan Nicho sama sama berdiri, mereka diminta untuk berjalan ke pelaminan, bertukar cincin dan menjalankan sesi pengambilan gambar disana.
Nicho mengulurkan tangannya, melihat Ganesa yang kesusahan berdiri karna gaun panjangnya membuat Nicho tak tega.
Ganesa menyambut uluran tangan Nicho, keduanya berjalan selayaknya pasangan bahagia lainya. Mama Nina, papa Hendra, kakek, Dani dan juga Emely tampak bahagia dengan pemandangan ini. Vito dan Davina juga sama bahagianya.
Tak lama dari itu, sampailah mereka di atas sana. Rangga mengulurkan kotak cincin dan membukanya. Ganesa dan Nicho menatap ke arah kotak yang memperlihatkan cincin yang indah itu. Cincin yang membuat mata Ganesa terkesima karna kecantikan cincin itu. Dia tersenyum indah.
Nicho mendapati senyuman dari wanita yang sah menjadi istrinya itu. Senyuman itu begitu indah, bahkan baru kali ini dia melihat senyuman Ganesa. Senyuman yang tulus, yang menambah kecantikannya. Cantik? Segera Nicho membuang pikirannya.
Segera keduanya mengambil cincin, Nicho tampak gusar. Apa Ganesa wanita yang tepat untuk memakai cincin ini? Pertanyaan yang mengiang di otaknya.
Ganesa dan Nicho saling menyematkan cincin itu di jari manis, disaksikan oleh para tamu yang mulai berdatangan untuk menghadiri resepsi pernikahan yang akan mulai dua jam lagi.
Keduanya gugup, jantung mereka berdetak tak karuan. Bahagia? Ganesa tak tau, yang jelas dia sangat senang, karna apa yang dia inginkan tercapai. Foto grafer mengambil gambar mereka bertukar cincin, mengambil juga gambar mereka saat membawa buku nikah.
Tak lama dari itu, mereka segera turun dari pelaminan untuk persiapan temu pengantin dan resepsi. Kakek memang ada keturunan jawa, hingga menggunakan adat jawa juga.
Nicho dan Ganesa berjalan menuju ke kamar untuk berganti pakaian. Tadinya Emely dan Davina ikut ke dalam kamar, tapi keduanya pergi untuk mengambil sesuatu.
Kini di dalam ruangan itu tinggal Nicho dan Ganesa. Keduanya saling menatap, bahkan sedari tadi duduk berdampingan, baru kali ini Nicho menatap intens ke arah wajah cantik Ganesa. Menatap wajah cantik yang kini mampu membuat gejolak di hatinya.
"Aku," ucap keduanya bersamaan.
Ganesa dan Nicho saling memandang.
"Aku hanya mau bilang, kalau cincin yang itu akan aku ambil kembali nanti, karna itu bukan termasuk mahar yang aku sebutkan, aku akan menggantinya dengan cincin yang lain. Kau, bagiku kau bukan orang yang tepat untuk memakainya," ucap Nicho.
Deg
Ganesa membelalakan matanya, sesak merajai hatinya. Dia seakan tak terima dengan ucapan Nicho, dia mencoba untuk melepas cincin itu.
"Aku sudah tau sedari awal jika memang kita bukan pasangan yang tepat, lagi pula aku sudah bilangkan, kita hanya menikah sampai..."
Nicho melenggang pergi, dia mengabaikan ucapan Ganesa. Ganesa mengepalkan tangannya. Sebal? Pasti. Nicho sangat menjengkelkan, bagaimana bisa Nicho mengambilnya lagi? Sekarang saja cincinya susah sekali lepas dari jarinya.
"Astaga, kenapa sesak sekali?" lirihnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...