Istri Pengganti Tuan Muda Tampan

Setelah selesai makan siang, Irfan ingin segera kembali ke Kantor karna harus mengecek beberapa berkas proyek penting.

''Mas, balik terus ?''

''Iya, nanti Mas jemput ya jangan pulang sendiri'' Mengacak rambut Dinda, akhir-akhir ini Irfan seperti sangat tertarik membuat rambut Istri nya berantakan.

''Dinda ikut ke Kantor Mas saja. Biar bisa pulang sekalian nanti'' Tawar Dinda

''Lebih baik begitu sih, Tapi apa tidak ada kerjaan di sini ?''

''Gak ada Mas, semua udah beres. Lagipula kan ada Weny, duduk di sini sama aja aku gak bisa ngapa-ngapain kan''

''Ya sudah ayuk berangkat kalau gitu'' Ucap Irfan akhir nya.

Sesaat kemudian Dinda berpamitan pada Weny ingin pergi bersama suami nya dan tidak balik lagi kemari, Weny pun sangat mengerti dan bisa di andalkan untuk mengurus segala nya, saat Dinda tidak ada.

Irfan mengemudikan mobil nya sedikit agak kencang karena harus cepat sampai ke kantor .

''Mas....'' panggil Dinda

''Hmmm''

''Mas tadi Dinda liat konsep-konsep party''

''Udah pilih salah satu nya ?'' tanya Irfan

''Kalau Mas setuju Dinda mau nya garden party Mas, itupun kalau Mas sependapat sama Dinda sih''

''Pilih apapun yang kamu suka, Mas akan ikut aja,''

''Tapi Mama, mungkin Mama ada pilihan nya sendiri Mas''

''Mama akan ikut apapun yang kita pilih sayang'' jawab Irfan, tanpa sadar Irfan menyebut nya dengan kata sayang.

Dinda yang mendengar Irfan menyebut nya sayang seketika saja terdiam membisu memalingkan wajah merona nya ke arah jendela mobil.

Karena Dinda hanya diam tak menjawab maka Irfan pun diam saja tak mengatakan apapun lagi. Sampai mereka tiba di depan pPerusahaan, Dinda masuk ke dalam dengan di papah oleh Irfan, saat sampai di ruangan. Dinda minta dirinya di bawakan ke kamar yang ada di dalam saja agar bisa istirahat.

Setelah memapah Dinda sampai ke kamar tersebut, Irfan kembali ke meja kerja nya dan menghubungi Kelvin agar ke ruangan untuk memeriksa berkas-berkas.

''Vin, apa proyek di luar kota bersama Nona Celine ada kendala lagi?''

''Seperrinya tidak ada Tuan, hanya beberapa persen lagi proyek itu akan selesai Tuan, jika tak ada hambatan akhir tahun ini sudah rampung'' Jawab Kelvin .

''Bagus lah jika hampir selesai,'' jawab Irfan, dan kembali melanjutkan pekerjaan nya.

Sore hari nya Irfan masih berkutat dengan pekerjaan nya, seakan lupa jika istrinya tidur di dalam sana.

Klek.... pintu ruangan pribadi itu terbuka dan terlihat Dinda keluar dari sana.

''Nona'' Ucap Kelvin saat melihat Dinda keluar.

Irfan segera bangun dan memapah istrinya yang terpincang-pincang untuk duduk di sofa.

''Mas masih lama ya ?'' tanya Dinda

''Kenapa, kamu bosan ya ?''

''Tidak, kayak nya Dinda tidur dah lama banget deh''

''Ya udah bentar lagi kita pulang, Mas beresin sikit lagi'' Irfan seraya berjalan kembali ke meja kerja nya.

''Apa kamu lapar ?'' tanya Irfan lagi..

''Tidak Mas, Mas lanjutkan saja'' Jawab Dinda seraya mainkan ponsel genggam nya.

Setelah beres semua, mereka beranjak keluar dari Perusahaan untuk pulang, saat keluar dari sana semua mata karyawan Irfan menatap ke arah Dinda, karna Dinda di papah oleh CEO mereka.

Dengan hati yang sangat penasaran tentang apa status Dinda sebenar nya, kenapa terlihat begitu dekat dengan Irfan.

Karena emang jam nya pulang kantor jadi banyak sekali karyawan yang keluar dari sana dan berpas pasan dengan mereka.

''Kita makan dulu atau mau langsung pulang'' tanya Irfan

''Terserah Mas aja'' jawab Dinda

''Vin, kita makan dulu'' Ucap Irfan akhir nya

''Baik Tuan Muda'' Jawab Kelvin patuh.

Sesampai nya di Restaurant yang di tuju, mereka bertiga turun dari mobil, tanpa sengaja mereka berpas pasan dengan Dony yang baru keluar dari Restoran tersebut dngan seorang wanit yang Irfan kenal.

''Irfan.....'' Sapa wanita tersebut.

Irfan menoleh saat mendengarkan nama nya di panggil.

''Hay Laura'' Sapa Irfan dan melihat Dony berjalan di samping nya.

''Hay Din'' sapa Dony

''Kalian kenal'' tanya Laura penasaran.

''Iya, Dinda teman ku saat di Sekolah dulu'' Jawab Dony.

''Ohh kebetulan sekali, Istrinya teman mu, Suami nya teman ku he hee '' Laura terlihat antusias

''Kaki mu kenap Din'' tanya Dony saat melihat Dinda berjalan dengan pincang.

''Ooh terpelset di kamar mandi'' jawab Dinda

''Ooh aku pikir ada kekerasan pisik''

''Apa maksud mu ?'' jawab Irfan dan Laura bersamaan.

''Tidak ada'' jawab Dony santai.

''Yasudah deh, kita duluan ya'' ujar Laura memecahkan ketegangan .

''Hhhmm'' Irfan hanya mendehem.

Saat Laura dan Dony berlalu pergi, mereka pun masuk ke Restoran tersebut.

''Apa maksud nya. Pria itu mengatai Istriku terkena kekerasan pisik.? apa dia pikir aku ini pria yang bajingan.'' kesal Irfan

''Sudah lah Mas, jangan emosi,''

''Apa nya yang jangan emosi, dia menyindir ku''

''Dia gak maksud gitu loh Mas !!''

''Bela saja terus pacar mu itu''

''Salah paham lagi, terserah Mas aja deh''

Dinda pun memasang wajah dingin karena capek berdebat dengan suami nya. Sedangkan Kelvin hanya menjadi penonton setia diantar Tuan dan Nona nya .

Setelah selesai makan dalam suasana tegang kare perdebatan singkat tadi, mereka melanjutkan perjalanan pulang ke Apartemen, saat masuk ke mobil Dinda memilih duduk di depan karena kesal dengan Irfan,

Irfan hanya melihat saja tanpa bertanya. Suasana di dalam mobil sangat dingin sekali sedingin Tuan dan Nona yang diam-diaman saja.

Setiba di depan Apartemen mereka turun dan berjalan masuk ke atas, Irfan tetap memapah istrinya walaupun tidak ada sepatah kata dari mereka berdua.

Setelah sampai di dalam,Dinda berlalu ke kamar mandi untuk membersih kan diri, sedangkan Irfan berdiri di luar menunggu istrinya keluar.

''Baru mulai baikan, udah diam-diaman lagi, apa hobi nya mendiami ku selalu ?'' gumam Irfan seorang diri.

Saat malam tiba kedua nya sedang bersender di kepala tempat tidur yang satu sibuk dengan ponsel nya, yang satunya lagi sibuk menukar-nukar chanel tv.

''Dinda''... panggil Irfan

Dinda masih diam tak menjawab.

''Dinda... maafin Mas'' Irfan meminta maaf akhir nya tak ingin hubungan yang mulai membaik kembali renggang.

''Sayang maafin Mas, jangan diam aj dong''

Dinda sedikit tersenyum ke lain arah karna Irfan memanggil nya sayang untuk kedua kali nya.

''Din...'' panggil nya lagi..

''Hmm''

''Jawab. Jangan hem aja''

''Apa nya yang harus di jawab Mas ?''

''Maafin Mas ya''

''Mas itu marah-marah gak jelas''

''Mas kan cemburu. Dia pandangin kamu seperti ingin memiliki''

''Apa... apa... mas cemburu ?''

''Eemmm itu... bukan.. bukan itu... ''

''Itu apa Mas.? Mas cemburu kan, ngaku aja deh''

''Kalau iya emang nya salah ?''

''Gak sih'' jawab Dinda lalu merosotkan diri nya di balik selimut.

''Terus...?''

''Mas, Dony itu cuma temen nya Dinda aja Mas. Gak ada yang lain Mas, mas percaya deh sama Dinda.''

''Hmmm'' jawab Irfan yang ikut merosot juga lalu memeluk istri nya dari belakang.

Irfan merasakan kenyamanan saat memeluk istrinya dan terlelap bersama.

tbc.......