Deandra Rashesa adalah gadis cantik, muda dan berbakat, yang masih duduk di kelas 11, di usianya yang masih 18 tahun, ia terpaksa harus melepas masa remajanya demi perjodohan yang tidak ia inginkan.
Rayvano Adiputra perkasa, CEO perusahaan ternama di kotanya adalah sosok yang dijodohkan dengan Shesa, berwajah ganteng, tajir melintir, dambaan banyak wanita tak lantas membuat Shesa menyukainya.
Sifat Vano yang arogan membuat Shesa sangat membencinya.
Karena Shesa masih ingin terus sekolah dan melanjutkan cita-citanya, ia menginginkan pernikahan itu dirahasikan.
Akankan Shesa sanggup melewati konflik-konflik dalam pernikahannya yang dirahasiakan?
MOHON BIJAK YA! NOVEL INI HANYA KARYA FIKSI DAN HANYA KEHALUAN AUTHOR SEMATA. JADI, KALAU TIDAK SESUAI DENGAN KEHIDUPAN NYATA, HARAP MENILAI DENGAN BIJAK ...🙏😊
HAPPY READING ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tanda merah
Vano memutuskan untuk keluar kamar, dan pergi ke ruang kerjanya, sementara itu Shesa masih didalam kamar mandi, ia merendamkan tubuhnya ke dalam bathtub, wajahnya masih menampakkan gurat kesedihan atas apa yg dilakukan Vano tadi kepadanya.
Sejenak ia memejamkan mata, entah kenapa terlintas bayangan saat Vano menciumnya dengan lembut, terlintas senyum Vano membayang terus di ingatan Shesa.
"Kenapa aku jadi memikirkannya? Kenapa sih dia selalu membuatku kesal." kata Shesa sambil membuka kedua matanya.
Shesa memukul tangannya pada air, sehingga air itu memercik ke wajahnya yang cantik, setelah beberapa saat Shesa selesai mandi, dengan memakai handuk kimono ia berjalan keluar dari kamar mandi, ia memeriksa keberadaan Vano yang tak kelihatan batang hidungnya.
"Kemana dia? Tidak ada, baguslah aku bisa leluasa sendiri di kamar ini?" seru Shesa yang tidak mendapati suaminya di kamar.
Tiba-tiba seorang pelayan datang ke kamar Shesa
"Tok...tok..."
"Siapa?" sahut Shesa dari dalam kamar
"Makan malam sudah siap Nona" jawab pelayan
"Iya sebentar lagi saya turun" seru Shesa
Shesa lantas duduk di meja rias, alangkah terkejutnya ia melihat tanda merah menghiasi lehernya yg putih, bukan hanya satu tapi ada beberapa yg membuatnya membelalakkan mata.
"Ya ampun...apa ini? Oh...tidakkk, kenapa kamu melakukan ini padaku? Ihhh...bagaimana aku bisa keluar kamar dengan keadaan seperti ini" seru Shesa kesal sambil menyentuh lukisan cinta yg ada dileher indahnya tersebut.
Shesa berusaha menutupi bagian lehernya dengan baju yang kerahnya sedikit tinggi, tapi percuma, stempel merah itu tetap terlihat indah menghiasi lehernya.
"Oh iya, pakai syal" seru Shesa sembari mengambil syal rajut warna cream yg ia kalungkan di lehernya. Shesa berputar-putar didepan cermin, untuk memastikan tanda merah itu tak terlihat orang.
"Nah....gini kan jadi nggak kelihatan" kata Shesa penuh percaya diri.
Setelah selesai berganti baju, lantas Shesa turun untuk makan malam, nenek sudah menunggu di meja makan,
Shesa mencium pipi nenek
"Nenek....muach".
Nenek memperhatikan Shesa dengan seksama
"Shesa, kamu sakit?" tanya nenek
"Sakit? Tidak nek kenapa?" jawab Shesa heran
"Kenapa kamu memakai syal itu? Apa kamu kedinginan?" tanya nenek penasaran.
"Oh...syal ini! ini tuh model terbaru nek, kemarin aku baru membuatnya, begitu...hehe" alasan Shesa untuk menutupi tanda merah di lehernya.
Nenek hanya bisa mengangguk tersenyum, kemudian Shesa duduk di kursi, nenek melihat Shesa hanya datang sendiri, ia tak melihat keberadaan Vano di samping menantu kesayangannya itu.
"Mana suamimu? Apa dia tidak ikut makan malam?" tanya nenek sambil memperhatikan Shesa.
"Em... Shesa tidak tahu kemana suamiku pergi nek, tadi masih ada di kamar, saat ku tinggal mandi sebentar, dia sudah tidak ada" kata Shesa menjelaskan.
Nenek beranjak dari duduknya memperhatikan garasi mobil yang terlihat dari arahnya berdiri sekarang, garasi mobil yang berisi 6 mobil mewah itu masih berjajar rapi semua, tak ada satupun yang dipakai, itu tandanya Vano masih ada didalam rumah.
"Vano masih ada di dalam rumah, cepat panggil dia, suruh dia makan bersama, mungkin saja ia berada di ruang kerjanya" perintah nenek pada Shesa.
"Baik nek." jawab Shesa singkat.
*
*
*
Shesa mulai mencari keberadaan Vano
"*Tuh orang kemana sih? ngerepotin saja, huffftt*" gumam Shesa dalam hati.
Shesa tiba di lantai atas dan mencari ruang kerja Vano .
"Kata nenek dia ada di ruang kerja, mana ya ruang kerjanya? Ah mungkin saja yang itu" seru Shesa sambil berjalan perlahan menuju ruang kerja Vano.
Dia melihat sebuah ruangan yg pintunya masih sedikit terbuka, perlahan Shesa mendekati ruangan itu, ia melihat Vano berdiri membelakangi pintu, nampaknya Ia sedang berbicara pada seseorang lewat ponsel.
Shesa berhenti melangkahkan kakinya didepan pintu, membiarkan Vano berbicara dulu ditelepon.
"Apa maksudmu Naina? Kau jangan coba-coba datang kemari, atau aku akan membuatmu menyesal, halo...halo..Naina...Naina....sial" umpat Vano sembari membuang ponselnya.
"Naina? siapa Naina? apakah itu kekasihnya?." batin Shesa penasaran
Shesa memutuskan untuk pergi, tiba-tiba tangannya menyenggol vas bunga yang terletak di samping pintu.
"pyarrrrr...."
Vano terkejut mendengar suara itu, lantas ia bergegas keluar ruangan dan memeriksa apa yang terjadi, atau jangan-jangan ada orang yang mendengar percakapannya dengan Naina.
"Aduhh sial, pake jatuh segala lagi" kata Shesa sambil menunduk mengambil pecahan-pecahan vas bunga yang telah dijatuhkannya tadi.
Vano melihat Shesa sedang memungut beling-beling itu.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Vano pada Shesa
"Tidak lihat aku sedang apa?" jawab Shesa ketus.
"Pelayan! Pelayan!" teriak Vano memanggil pelayan.
Seorang pelayan menghampiri Vano dan berkata "Iya Tuan muda" jawab pelayan
"Cepat bersihkan itu semua" perintah Vano pada pelayan untuk membersihkan pecahan vas bunga itu.
"Dan kamu, cepat berdiri, biar pelayan yang membersihkannya" perintah Vano pada Shesa,
Shesa tidak memperdulikan perkataan Vano.
"Kau tidak mendengarkan aku bicara" seru Vano kesal.
Shesa tidak bergeming sama sekali hingga akhirnya tangannya terluka.
"Aduuuhhhh...." seru Shesa kesakitan saat jarinya tergores pecahan vas bunga itu.
Vano dengan cepat meraih jari Shesa yang berdarah itu.
"Sudah kubilang, biar pelayan yang membersihkannya, dasar keras kepala" umpat Vano pada Shesa sambil membersihkan darah yang menagalir dari jari tangan Shesa.
Shesa menatapnya dalam, sembari menahan perih luka itu.
"Lepaskan...aku tidak apa-apa ini hanya luka kecil, nanti juga sembuh sendiri" seru Shesa sembari menarik tangannya, tapi Vano menahan tangan Shesa, sehingga ia kesulitan untuk melepaskan tangannya dari Vano.
Vano yang melihat jari Shesa masih mengeluarkan darah, ia segera memasukkan jari Shesa ke mulutnya kemudian menghisap jari itu supaya darahnya berhenti.
"Ja...jangan lakukan" perintah Shesa agar Vano tidak melakukan hal itu.
Vano tak memperdulikan perkataan Shesa, ia masih menghisap jari Shesa yg terluka itu dengan lembut.
Shesa melihat betapa lembutnya hati Vano ketika melihat isterinya terluka, meskipun itu hanya luka kecil tapi Vano sudah khawatir bukan kepalang.
"Pelayan, ambilkan kotak obat" perintah Vano cepat.
"Baik Tuan muda" jawab Pelayan cepat
Kemudian pelayan datang membawa kotak obat.
"Ini tuan muda" seru pelayan
Vano mulai membuka kotak obat yg diberikan pelayan kepadanya, Shesa yg melihat itu merasa tidak enak atas perlakuannya yg terlalu istimewa.
"Sudah lepaskan tanganku, biar aku saja, aku bisa sendiri" sahut Shesa
"Sudah jangan banyak bicara" seru Vano serius
Shesa terus menatap wajah Vano yg nampak begitu elegan waktu itu, meskipun kadang terlihat menyebalkan, sebenarnya Vano masih mempunyai rasa simpati dan kepedulian.
Terlintas senyum kecil menghiasi bibir Shesa yang ranum, saat ia menatap wajah Vano yang tulus.
Vano sudah selesai mengobati luka Shesa, lantas ia melihat Shesa menatap dirinya.
"Apa yang kamu perhatikan?" tanya Vano sambil menarik sudut bibirnya.
"Apa?....tidak, aku tidak memperhatikan apa-apa, nggak usah GR deh" jawab Shesa sambil berdiri .
Vano yang juga ikut berdiri, terlihat cool dan macho saat ia memasukkan satu tangannya ke saku celana.
Shesa gugup dan membuang pandangan ke segala arah.
"Apa yg kau lakukan disini?" tanya Vano pada Shesa.
BERSAMBUNG
❤❤❤❤❤❤❤
...Maaf ya jika ada tulisan atau bahasa yang masih kurang berkenan, Author sedang merevisi perlahan setiap bab, di sambi menulis novel lanjutan atau squel dari kisah Vano dan Shesa ini, kalian lanjutkan baca sampai bab akhir, Author jamin kalian akan dibikin mewek dan baper😊...
...awalnya bikin greget, tapi di tengah dan akhir bab kalian akan terbawa suasana haru, lucu, sedih dan bahagia...so gaes lanjutkan bacanya😊❤...
...DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT AUTHOR🙏...