Ayura Kazumi Aditama seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kabur dari acara pertunangannya sendiri karena tidak mau di jodohkan.
Namum sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak padanya. Karena baru beberapa jam pelariannya dia justru terpaksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak di kenalnya.
"What? NIKAH?" pekik Ayura dan Ello bersamaan.
"Iya nikah. Daripada kalian berbuat zina lebih baik di nikahkan saja," sahut bapak Polisi dengan santainya.
"Yang benar saja dong pak. Saya aja gak kenal dia sama sekali. Gimana bisa nikah?" Ayura menunjuk Ello yang wajahnya masih terlihat syok setelah mendengar ucapan bapak Polisi.
Apakah Ayura dan Ello akhirnya menikah?
Baca kisah selengkapnya di "PERNIKAHAN RAHASIA SEPASANG ANAK SMA".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isthiizty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jantungku
"Ngapain lo disini?" tanya Reno saat melihat Alex berdiri di depan kelas Ayura.
"Bukan urusan lo," jawab Alex ketus. Dia memang sengaja bolos di jam terakhir dan menunggu Ayura di depan pintu kelasnya karena takut pujaan hatinya itu sudah pulang duluan bersama Reno. Apalagi jarak kelasnya dan kelas Ayura cukup jauh.
"Jelas urusan gue lah," sahut Reno. Sepertinya saingannya saat ini cukup berat dari pada Ello. Karena seorang playboy biasanya punya seribu satu cara untuk mendekati calon mangsanya.
'Kayaknya lebih berat saingan sama Alex daripada saingan sama Ello,' batin Reno searaya menatap tajam Alex yang terlihat cuek dengan keberadaannya. Bahkan ucapakannya saja di abaikan begitu saja.
Bagi Reno saat dulu merebut pacar Ello cukup mudah. Karena Ello sosok orang yang pendiam dan cuek. Hingga dia hanya perlu memberikan perhatian lebih pada pacar Ello dan dengan mudah dia bisa merebutnya.
"Kalian ngapain disini?" tanya Laura saat dirinya dan Ayura baru keluar dari kelas.
"Ayura, ayo gue anter pulang," ajak Alex. Dia tak perduli dengan pertanyaan sepupu Reno. Yang jadi fokusnya saat ini hanya Ayura saja. Karena sepertinya jalan untuk mendekati Ayura tak akan semudah mendekati mantan-mantannya dulu.
"Ehh.. gak usah kak. Kan tadi Ayura dah bilang. Pulang sekolah mau ada urusan bentar sama kak Reno." Reno pun tersenyum sangat manis. Karena merasa sedikit lebih unggul dari Alex.
"Tapi Ra...."
"Lain kali deh kak. Tapi aku gak janji ya," ucap Ayura yang sudah sedikit kesal dari tadi di ikuti dua pria di hadapannya.
"Beneran?" tanya Alex dengan wajah berbinar. Dan Ayura hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Ayo Ra. Kita pergi sekarang!" ajak Reno yang tanpa permisi sudah menggandeng Ayura.
"Ehh... iya," Ayura melepaskan tangan Leo yang memegang pergelangan tangannya.
"Kak Reno... Laura ikut ya," pinta Laura yang sudah mensejajarkan langkah kakinya dengan Ayura dan Reno.
"Gak.. gak boleh. Lo balik aja sono," usir Reno.
"Laura ikut aja gak pa-pa," ujar Ayura yang justru merasa senang karena ada Laura yang menemaninya.
"Dia jangan ikut deh Ra," pinta Reno pada Ayura.
"Memangnya kenapa? Dia kan adik sepupu kak Reno. Biasanya juga pulang bareng kan?" tanya Ayura.
"Iya.. tapi kan sekarang beda," gumam Reno. Dia menatap tajam adik sepupunya itu karena menganggu acara pergi berduaan dengan Ayura. Sedangkan Laura yang mendapat tatapan tajam justru menjulurkan lidahnya, meledek Reno yang terlihat sangat kesal.
Ketiganya sudah sampai di mini market di seberang sekolah dengan Ayura dan Laura yang terus bergandengan tangan. Sedangkan Reno justru menjadi bodyguard yang hanya mengikuti langkah keduanya dari belakang. Bahkan di sepanjang jalan dia terus menggerutu kesal karena rencananya mendekati Ayura bisa di bilang gagal total.
"Ini kak," Ayura mengulurkan segepok uang lima puluh ribuan yang baru saja dia ambil dari ATM.
"Ini kok banyak banget. Kan waktu itu gak nyampe dua juta," ucap Reno heran karena sepertinya uang yang Ayura berikan lebih dari itu.
"Gak ada kak ambil aja." Ayura meletakan uang lima juta di telapak tangan Reno.
"Tapi Ra....."
"Mana jam tangan aku kak?" Ayura memotong ucapan Reno. Dia mengulurkan tangannya meminta jam tangannya kembali.
"Ehh.. iya." Reno memasukan tangannya ke saku celana dan mengembalikan jam tangan itu ke Ayura.
"Thanks ya kak," ucap Ayura tersenyum menatap jam tangannya yang sudah kembali.
Drtt... drt...
Terdengar suara dering ponsel Ayura. Dia meraih ponselnya dari dalam tas lalu mengangkat telepon itu.
"Pulang sama gue," ucap Ello saat sambungan telepon tersambung.
"Hah...?"
"Pulang bareng gue. Gue tenggu di warkop samping minimarket," ucap Ello lagi.
Sebenarnya sejak ketiga orang itu keluar gerbang sekolah, Ello terus mengikuti ketiganya bahkan Ello juga memperhatikan mereka dari kejauhan. Dan untung saja kemarin dia sempat meminta nomer telepon Ayura.
"Iya.. iya kak," jawab Ayura.
Setelah panggilan telepon terputus, Ayura pun kembali memasukan ponselnya di dalam tas.
"Siapa Ra yang telepon?" tanya Laura.
"Kakak gue. Katanya dia yang mau jemput gue," jawab Ayura berkilah. Tak mungkin juga dia menjawab suaminya memaksa untuk mengantar pulang.
"Jadi lo di jemput?" tanya Reno. Dan Ayura hanya menganggukan kepala.
"Gak bareng kita?" tanya Reno lagi.
"Gak kak."
"Yah padahal hari ini gue sengaja bawa mobil biar bisa anter lo pulang," ucap Reno dengan wajah kecewa.
"Sorry deh kak. Papi Yura cuma percaya sama kakak Yura buat anter jemput ke sekolah," ujar Ayura. Padahal tadi sebelum bel waktu pulang, kak Fano sudah mengirim pesan padanya jika hari ini gak bisa jemput karena ada meeting mendadak dengan calon investor baru.
"Ya udah gak pa-pa. Kita temenin nunggu sampai kakak lo dateng," ucap Reno yang kini menatap ke arah jalanan.
"Jangan......." pekik Ayura.
"Kenapa?" tanya Laura heran. Karena Ayura sampai berteriak.
"Itu.. kakak gue paling gak suka kalau gue deket-deket sama cowok yang baru kenal. Kalian kan tahu sendiri kalau gue baru pindah kemarin," ucap Ayura kembali berkilah.
Laura menganggukan kepala mengerti, sedangkan Reno justru menatap curiga pada Ayura.
"Ayo kak kita balik ke sekolah. Mobil kak Reno kan masih di parkiran sekolah." Ajak Laura yang sudah mengandeng lengan kakak sepupunya.
Reno menatap Ayura. "Kita duluan ya. Kamu hati-hati," ucap Reno dan bergegas kembali ke sekolah bersama Laura.
Setelah memastikan Reno dan Laura tak terlihat lagi, Ayura langsung berjalan cepat ke arah warung kopi yang ada di samping mini market.
"Kakak haus." Ayura mengambil es teh yang ada di hadapan Ello dan menengaknya hingga habis.
"Itu kan punya gue Ay. Kok lo minum?" Ello menatap gelasnya tadi yang hanya tersisa bongkahan es batu.
"Kan Ayura udah bilang. Ayura haus. Diluar panas banget." Ayura mendudukan tubuhnya di samping Ello. Dengan tangan terus mengipas-ngipas wajahnya.
"Kan bisa pesen dulu." Ello mengambil sapu tangannya di dalam saku celana, lalu mengusap lembut wajah Ayura yang memang sudah bercucuran keringat.
Ayura menahan nafas saat wajahnya dan wajah Ello berada dalam jarak yang cukup dekat. Ayura menatap setiap jengkal wajah suaminya yang putih, bersih dan mulus tanpa ada jerawat sekecil apapun di wajahnya.
'Kalau di lihat dari deket gini kamu kok ganteng banget kak,' batin Ayura yang sejak tadi tak bisa mengedipkan mata saat menatap ciptaan tuhan yang begitu sempurna di depannya. Bahakan sejak tadi jantung Ayura juga sudah berdetak sangat kencang seakan ingin terlepas dari tempatnya. Dan tanpa Ayura sadari, Ello pun sejak tadi merasakan hal yang sama.
"Ehem..." Ello berdehem untuk menetralkan suaranya. Dia sedikit gugup setelah tadi berada di jarak yang sangat dekat dengan istrinya.
"Kita pergi sekarang yuk. Gue mau ajakin lo ke suatu tempat. Ada hal yang mau gue bicarain," ucap Ello yang sudah bangkit terlebih dulu dan membayar minumannya.
Ello pun keluar di ikuti Ayura yang berjalan di belakangnya.