A story about Bumi Perkasa
Sekelumit kisah si duda ganteng.
Diusia ke 24 th sudah resmi menikahi wanita yang ia cintai. Setahun kemudian dia dikaruniai anak laki-laki.
Empat belas tahun usia pernikahan yang berusaha Bumi pertahankan berakhir pada perpisahan.
Menjadi duda tak lantas membuat Bumi menjadi seorang pecinta wanita. Justru Bumi semakin terlarut akan penyesalan, susah move on dari sang mantan istri yang masih sangat dia cintai.
Hingga berakhirlah masa duda yang disandangnya selama kurun waktu enam tahun, semua berkat kehadiran Alisha.
Mantan Tenaga Kerja Wanita yang dulu pernah menjadi seorang babysitter anak salah satu orang kepercayaan Bumi.
Karena suatu sebab, Bumi harus menikahi Alisha, perempuan muda yang setara usia dengan anak lelaki nya.
Perbedaan usia yang cukup mencolok.
Bumi Perkasa yang sudah berusia 44 th menginjak 45 tahun. Sementara Alisha yang baru genap berusia 20th.
Bagaimana kisah Bumi dalam menghadapi perjalanan rumah tangga nya bersama Alisha dengan semua perbedaan yang ada. Bahkan jarak usia mereka pun hampir 25 tahun.
Ikuti kisah seru petualangan Bumi dan Alisha.
~~~~~~~
Happy reading.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heni Heni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Bumi masuk ke dalam ruang pribadinya. Alisha sebenarnya ragu untuk masuk, dia berpikir buat apa Bumi membawa nya kesini. Dan kenapa tiba-tiba saja Bumi muncul di hadapan nya tengah malam begini.
" sha, kenapa masih disitu. Cepet masuk dan tutup kembali pintu nya."
" tapi Tuan, saya masih kerja. Nanti saya di cariin."
Bumi mendengus, tidak suka dengan jawaban Alisha.
" jam berapa kamu selesai kerja."
" ya besok pagi Tuan. Jam enam."
Bumi memijit pelipis nya, hal sepele seperti itu harus dia tanyakan. Bukankah seharusnya dia sudah paham jam kerja karyawan nya.
" ya sudah kembali lah bekerja. Besok pagi jika shiftmu sudah selesai, langsung kesini. Aku tidur disini malam ini. "
" baik Tuan. Saya permisi dulu."
Setelah kepergian Alisha, Bumi menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Dia sangat lelah saat ini. Bisa melihat Alisha sudah membuat nya tenang .
*****
Alisha kembali meneruskan pekerjaan nya. Sedikit bingung dengan sikap Bumi terhadapnya. Kadang lembut, kadang ketus, kadangkala Bumi pun akan mengucapkan kata diluar yang alisha perkirakan.
Entahlah, Bumi menganggap dirinya apa. Sekalipun Alisha sadar jika bumi telah menikahinya, hanya saja yang ada di benak Alisha mungkin saja bumi merasa iba terhadapnya hingga terpaksa menikah dengan nya.
Alisha menggelengkan kepala kuat kuat berusaha mengenyahkan pikiran tentang bos yang telah menikahi nya.
Hingga masa shift kerja nya berakhir sebenarnya Alisha akan pulang ke rumah. Tapi dia ingat pesan Bumi semalam. Haruskah Alisha mendatangi ruang pribadi Bumi.
Daripada Bumi marah, alisha memutuskan untuk masuk ke dalam lift menuju ruang pribadi Bumi. Sesampai di depan pintu, Alish gugup. Diusapnya kedua telapak tangan nya. Sebelum memutuskan untuk mengetuk pintu nya. Alisha takut mengganggu istirahat Bumi di dalam sana. Dua kali ketukan pintu tetap belum terbuka. Alisha memutuskan mengetuk sekali lagi, jika tidak dibuka juga maka Alisha akan meninggalkan tempat ini.
Baru juga Alisha mengangkat tangan untuk kembali mengetuk, pintu dengan tiba-tiba sudah terbuka.
" Tuan." hanya satu kata itu yang terlontar dari mulut Alisha.
Dengan muka merah karena melihat Bumi dengan rambut acak acakan dan hanya bertelanjang dada. Tentu saja Alisha malu.
" masuklah."
Alisha menunduk, lalu masuk ke dalam. Bumi sudah menutup pintunya, berjalan menghampiri Alisha.
" duduklah. Aku orderkan makanan untuk sarapan kita."
" eum Tuan. Sebaiknya saya pulang saja. Biar saya sarapan di rumah. Pasti Mak Sah juga sudah masak. "
" kamu takut berduaan disini bersamaku, Alisha."
" bukan begitu Tuan. Saya hanya tidak enak jika ada yang melihat saya berada di dalam ruangan Tuan. "
" lama-lama mereka juga akan tahu siapa kamu sebenarnya Alisha. Jadi buat apa kamu pikirkan. "
" Tuan tidak berencana memberitahu orang lain tentang pernikahan kita kan? " tanya Alisha khawatir.
" hei memang nya kenapa kalau orang tau kita menikah. Ada yang salah kah? "
" jelas ada yang salah Tuan. Saya ini hanya petugas kebersihan. Sementara Tuan adalah pemilik hotel ini. Mereka akan bilang apa jika tau tentang hubungan saya dengan Tuan."
" kalau seperti itu, lebih baik kamu berhenti bekerja di hotel ini. "
" eh mana bisa begitu Tuan. Jangan pecat saya Tuan. Kalau saya tidak bekerja lalu bagaimana saya bisa membayar hutang-hutang saya pada Tuan."
Bumi meraup wajahnya, menghadapi tingkah polos Alisha ternyata tidaklah mudah.
" kamu tunggu disini. Aku mandi dulu. Jangan kemana mana. Kita pulang kerumah bareng. "
" baik Tuan. "
*****
Mungkin Mak Sah mulai menaruh curiga, karena Alisha tahu jika mak Sah sudah menatapnya yang datang bersama Bumi.
" pagi mak Sah."
" pagi Alisha. "
Alisha menatap Bumi yang sudah duduk di kursi makan. Seharusnya Bumi tak perlu capek-capek mengantar nya pulang. Tapi tetap saja Bumi memaksa Alisha untuk pulang bersamanya. Bahkan tadi Bumi juga tidak segan menawari Alisha untuk mandi di hotel. Tapi Alisha menolak dan memilih mandi di rumah. Alasan nya sepele. Alisha tak membawa baju ganti.
" Mak Sah, Alisha ke kamar dulu ya mau mandi."
" sha....duduk. Kita sarapan dulu. Baru kamu mandi."
Ucapan Bumi lebih menyerupai perintah membuat Alisha dan mak Sah saling tatap.
Melalui pandangan matanya, Mak Sah meminta Alisha untuk duduk di meja makan. Dan Alisha pun menurut meski dengan berat hati. Padahal rencananya dia ingin segera mandi sebelum sarapan. Badan nya sudah sangat lengket. Tapi perintah Bumi tidak mungkin dibantahnya, dan Alisha hanya mampu menuruti nya saja.