NovelToon NovelToon
Angkasa (Captain The Orion )

Angkasa (Captain The Orion )

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Komedi
Popularitas:672.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Nurul Setya

Bias Fajar Angkasa
&
Marsya Nanda Pramudita

ORION

Berawal dari sebuah pertengkaran antara seorang ketua geng motor yang bernama Angkasa dengan seorang ratu wacana bernama Marsya. Membuat keduanya saling dekat.

Apakah dihati mereka akan hadir perasaan saling suka ataukah tidak?

Disini juga menceritakan kehidupan suatu club motor di SMA Respati yang benama ORION.

Dengan semboyan mereka yaitu :

Dimana bumi dipijak, disitu kami melangkah.


Jangan lupa vote, like, and komennya ya!

Ini adalah novel kedua yang aku buat.

Semoga kalian suka sama ceritaku ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Setya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Goda

...Kalo gue cium? mempan gak?...

...______________________...

Marsya turun dari motor Angkasa dan mengucapkan terima kasih kepada Angkasa. Angkasa hanya mrmbalas dengan anggukan kepala.

"SYA! LO KEMANA AJA, HUH? MALEM-MALEM PAKE MAIN KABUR-KABURAN SEGALA LO!" oke, itu Cakra yang teriak-teriak dari teras rumah.

Cakra langsung menghampiri Marsya dan mulai mengomel-ngomel. "Lo kemana aja, heh? Seneng banget ngerepotin gue buat nyariin lo!" kesal Cakra menyentil dahi Marsya.

Marsya mendengus. "Gue gak nyuruh lo buat nyari gue bang. Lo sendiri yang inisiatif buat nyari gue."

"Huh. Lo ngimong seenak jidat gitu, terus gue yang jadi sasaran omelan papa."

Marsya terkekeh. "Maap dah bang. Lagian gue tadi bosen banget di rumah. Mau izin keluar sama papa, jelas gak di bolehin. Jadi gue ambil jalan alternatif dengan kabur dari rumah."

"Serah lo dah!"

"Ekhem," dehem Angkasa membuat dua orang kakak beradik yang tengah ribut itu menoleh.

"Siapa lo?!" tanya Cakra dengan mata yang memicing.

"Orang," jawab Angkasa dengan santainya.

"Yang bilang lo manusia jadi-jadian siapa?" ketus Cakra sembari menatap sinis Angkasa.

"Elo."

Cakra menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya yang tak gatal. "Iya juga sih ya," gumamnya.

Cakra kembali mengubah ekspresinya. "Gue serius nanya sama elo, lo siapa?"

"Lah emang lo pikir tadi itu gue jawabnya becandaan apa?" Angkasa mengangkat satu alisnya.

"Gue nanya tapi lo malah balik nanya ke gue. Gimana sih," Cakra mengacak rambutnya, sedikit frustasi. Inget cuman sedikit! "Oke, biar lebih jelas. Gue tanyanya siapa nama lo?"

"Lo nanya nama lengkap gue atau nama panggilan gue?"

"Ribet banget sih cuman nanya nama doang. Oke, biar lebih terjelaskan lagi. Sebutin nama lengkap plus nama panggilan lo!" suruh Cakra.

Angkasa menyeringai lalu mengulurkan tangannya. "Gue Angkasa. Tepatnya Bias Fajar Angkasa."

Cakra memandang uluran tangan Angkasa. Ia tampak berpikir sejenak lalu menerima uluran tangan dari Angkasa. "Gue.."

"Cakra, lo abangnya Marsya kan?" kata Angkasa.

Mata Cakra tampak berbinar. "Lo kok tau nama gue?" tanyanya.

"Apa sih yang gak gue tau tentang Marsya," kata Angkasa sedikit sombong.

Marsya memukul pelan lengan Angkasa. "Ngapa nama gue, lo bawa-bawa juga sih. Terus ngapain lagi lo kepoin gue. Lo beneran ngefans sama gue? Sampe segitunya lo ya," Marsya geleng-geleng kepala.

Angkasa menghela napasnya. "Gue bukan ngefans sama elo. Tapi gue suka sama lo, Sya."

Mata Marsya melotot tajam mengarah ke Angkasa sedangkan Cakra membelalakan matanya tak percaya. Baru kali ini ada seorang cowok yang mengungkapkan perasaannya kepada adeknya, Marsya secara terang-terangan di hadapan abangnya sendiri. Keberanian Angkasa memang patut di acungi jempol. Di saat cowok yang lain merasa takut dan was-was ketika ingin mengungkapkan perasaannya di hadapan keluarga kekasihnya. Lain halnya dengan Angkasa yang terus terang dan malah bersikap santai, eh ralat bersikap kelewat santai.

Marsya mencubit lengan Angkasa dengan keras hingga Angkasa mengaduh dan lengannya kemerahan. "Ngawur lo kalo ngomong. Tuh mulut gak punya filter yah!" ketusnya.

Angkasa mengusap-usap lengannya yang merah akibat cubitan Marsya. "Emangnya mulut gue kamera yang ada filternya?"

"Tau ah! Lo ngeselin banget jadi cowok!" ucap Marsya.

"Emang!" sahut Angkasa santai.

Marsya menggeram lalu menunjuk Angkasa dengan jari telunjuk kanannya. Angkasa menaikan satu alisnya. "Lo! Dasar cowok aneh, nyebelin, ngeselin, dan..."

"Dan?!"

"Suka mancing emosi orang!"

"Tapi lo suka kan?" kata Angkasa dengan rasa percaya diri yang tinggi.

"Ogah banget gue suka sama elo, curut! Gak akan dan gak mungkin!" ketus Marsya.

"Palingan cuman..."

"Stop! Udah! Jangan ribut di sini. Udah malem tau gak?! Sekarang mending lo berdua bubar aja udah, bubar!" Cakra melerai percekcokan antara Angkasa dan juga Marsya.

"Diem!" kata Marsya dan Angkasa berbarengan.

"Lo berani sama gue yah, Sya sekarang. Gue aduin ke papa baru tau lo!" ancam Cakra.

"Cowok kok berninya cuman ngancem doang," Angkasa menatap Cakra remeh.

"Nih anak berani bener sama gue. Lo lagi pdkt an kan sama Marsya? Gak gue kasih restu baru tau rasa lo," celoteh Cakra. "Sekarang, mendingan lo pergi deh. Pulang sana ke rumah lo. Mata gue sepet liatnya!" usir Cakra.

Angkasa tak menaggapi ocehan Cakra, ia malah menatap Marsya dengan senyum tipis yang membuat kaum hawa meronta-ronta. Beda halnya dengan Marsya, cewek itu tampak bersikap biasa-biasa saja dan itu lah yang menjadi daya tarik Marsya bagi seorang Bias Fajar Angkasa.

"Gue balik dulu ya," pamit Angkasa pada Marsya. Senyumnya masih terbit di bibirnya.

"Ya udah sono pulang," jawab Marsya malas.

"Ya udah. See you tomorrow."

"Heh besok libur woy! Gak mungkin kita ketemu," ujar Marsya.

"Gue pastikan, besok kita bakal ketemuan," kata Angkasa dengan percaya dirinya.

"Dan gue pastikan juga besok kita gak bakal ketemu," sahut Marsya.

"Coba aja," remeh Angkasa. "Gue pulang, jangan kangen!" Angkasa mengedipkan satu matanya kepada Marsya lalu melajukan motornya, pulang.

Marsya terdiam di tempat, tatapannya menjadi cengo ketika mendapat kedipan mata dari Angkasa tadi. Jantungnya juga mendadak marathon. Dag dig dug gak karuan guys! Hingga satu tangan merangkul bahu Marsya dan membuatnya tersadar.

"Adek Thanos gue, mari kita masuk. Saatnya di sidang oleh hakim papa," ujar Cakra sembari tersenyum manis.

Marsya menegang. Ia lupa ada laki-laki yang harus ia hadapi saat ini.

"ALAMAK PAK THANOS! TOLONG BANTU MURIDMU DARI AMUKAN PAPA!" jerit Marsya tertahan dalam hati.

*****

Angkasa sedang berada di balkon kamarnya. Duduk sembari menatap daun-daun yang jatuh dari pohon tak jauh dari balkon kamarnya. Suasana siang ini sangatlah sepi bagi Angkasa. Hari ini adalah hari Minggu atau waktu dimana para manusia yang sedang kasmaran pergi keluar. Menikmati indahnya kebersamaan dengan pacar atau kekasihnya. Itu pun kalo punya, kalo jomblo macam Angkasa mending diem rebahan di rumah. Jangan bikin jalanan macet, Ok. Kasian pak police nya.

Entah apa yang sedang Angkasa rasakan sekarang. Perasaannya mendadak menjadi bimbang dan tak tenang. Namun, seketika menjadi menghangat saat wajah seorang gadis yang akhir-akhir ini selalu ada di pikirannya muncul tiba-tiba di benaknya. Marsya, ya cewek yang di gadang-gadang sebagai quen wacana Respati.

Entah dorongan dari mana, Angkasa tiba-tiba mengambil ponselnya dan mulai mengetik mencari nomor seseorang.

Bias Angkasa : P

Bias Angkasa : P

Marsya Nanda : Waalaikumsalam.

Marsya Nanda : Apaan lo? Kenapa chat gue. Tumben amat.

Bias Angkasa : Gak boleh emang?

Marsya Nanda : GAK!

Bias Angkasa : Galak bener?!

Marsya Nanda : Bomat! Bodo amat.

Bias Angkasa : Dih pelit amat.

Marsya Nanda : Ngapain chat? Ada perlu apa?

Bias Angkasa : Gak boleh?

Marsya Nanda : Kebiasaan kalo di tanya malah tanya balik.

Marsya Nanda : Dasar ngeselin!

Bias Angkasa : Suka-suka gue lah.

Bias Angkasa : Lo lagi dimana?

Marsya Nanda : Bumi.

Bias Angkasa : Gue nanya serius.

Marsya Nanda : Emang gue jawabnya becanda?

Bias Angkasa : Gue serius nanya. Lo lagi di mana?

Marsya Nanda : Cafe.

Bias Angkasa : Sama siapa?

Marsya Nanda : Kepo!

Bias Angkasa : Serius, Sya!

Marsya Nanda : Sendiri hehhe. Jomblo mah bisa apa?"

Bias Angkasa : Mau di temenin gak?"

Marsya Nanda : Hah?! Gak usah!

Bias Angkasa : Kenapa?

Marsya Nanda : Gue bilang gak usah ya gak usah.

Marsya Nanda : Lagian ya gue lagi males banget ketemuan sama elo.

Bias Angkasa : Dan kalo gue bilang mau, ya mau.Gue gak nerima bantahan atau pun penolakan!

Marsya Nanda : Ish! Lo nyebelin rmanh jadi cowok!

Bias Angkasa : Bodo amat.

Bias Angkasa : Oke, gue otw.

Marsya Nanda : Terserah. Lagian emang lo tau gue ada di cafe mana?

Read.

Angkasa terkekeh sambil membaca chatingannya dengan Marsya. Tidak tahu kenapa, Angkasa sangat senang membuat kesal cewek itu.

Angkasa segera beranjak dari duduknya dan kembali masuk kamar untuk mengambil jaket dan juga kunci motornya. Tak lupa sebelum berangkat ia izin terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya.

Di cafe, Marsya mendengus kesal. Jadi gini ya rasanya di read doang? Rada nyesek gimana gitu. Gak enak banget ya? Hehehe.

"Palingan tuh cowok cuman bohong ke gue. Tuh orang gak mungkin tau gue ada di cafe mana. Secara cafe di sini kan bejibun banyaknya," Marsya hanya bermonolog pelan sambil memainkan ponselnya. "Kecuali dia bisa liat dari jarak jauh. Kek peramal dan segala macem kawan-kawannya gitu." tambahnya.

Sebenarnya Marsya tidak sendiri ia tadi datang ke cafe bersama dengan Laras. Namun, tak ada angin dan tak ada badai. Tiba-tiba Munggar nongol di cafe yang sama dan mengajak Laras pergi berjalan-jalan. Jadi sekarang tinggalah Marsya seorang diri duduk di cafe tanpa teman. Tadinya Laras mengajaknya untuk ikut, tapi karena ia tak mau jadi nyamuk antara Munggar dan Laras. Marsya menolak ajakan Laras fan memilih tetap di cafe. Dalam hatinya berkata "Tuhan, kapan jodoh gue dateng. Gue udah bosen jadi individu."

Namun, nyatanya ada satu cowok yang tanpa di undang datang.

"Tapi seperti yang udah gue duga tadi. Tuh cowok pasti gak tau kalo gue ada di sini. Dasar curut, sok-sokkan banget," gumamnya pelan bermonolog.

"Siapa yang sok-sokkan?"

Deggg

Marsya membeku seketika. Tubuhnya berbalik, dan benar saja. Cowok yang baru saja di gibahkan dalam pikirannya kini muncul di belakangnya. Marsya hampir saja terpaku dengan ketampanannya. Lihat, hanya memakai celana levis panjang dengan sobek di bagian lutut dan juga kaos putih yang melekat di badannya, serta jaket hitam yang di sampirkan di bahu. Tampilannya sangat sederhana namun bisa membuat kaum hawa pingsan heboh seketika.

Bahkan pengunjung cafe yang lainnya juga menjadikan Angkasa sebagai sorotan. Namun Angkasa cuek, tak peduli. Matanya hanya fokus menatap cewek di hadapannya yang madih menampilkan raut wajah kaget. Sungguh menggemaskan, rasanya Angkasa ingin mencubit pipinya.

"Don't look at me like that. I know I'm handsome," ujar Angkasa santai dan duduk di depan Marsya.

Marsya langsung tersadar dan mengerucutkan bibirnya.

"Loh kok elo tau gue ada di sini? Lo ngikutin gue ya?" Marsya memicingkan matanya, menatap Angkasa dengan tatapan menyelidik.

"Males banget gue ngikutin lo," kata Angkasa. Tapi dalam hatinya, mau sampe ke ujung dunia pun, gue bakal ikutin lo selalu, Sya.

"Ya terus?!"

"Terus? Apa?"

"Isshh! Kenapa lo tau kalo gue ada di sini?"

"Penting banget emang ya?"

Marsya berdecak, Angkasa selalu saja membuatnya kesal setengah mati.

"Bilang aja lo kangen sama gue. Ya kan? Secara lo itu ngefans berat sama gue," ujarnya membuat Angkasa terkekeh sambil terus menatap Marsya. Ia mrnyimpan kedua tangannya di meja dan mrnaruh dagunya di sana sembari menatap intens Marsya.

"Emang."

Marsya menunduk, tak tau kenapa. Ia menjadi salah tingkah seperti ini saat Angkasa menatapnya intens. Pipinya menghangat, mungkin sekarang sudah ada rona merah ala-ala kepiting rebus di pipinya.

"Jangan nunduk, senyum dong."

"Gak ada faedahnya sama sekali, kalo gue senyum ke elo!"

Angkasa meraih dagu Marsya agar mau menatapnya. "Nanti gue senyumin balik."

Marsya memelototkan matanya. ia menggembungkan pipinya, membuat Angkasa gemas melihatnya. "Gak mempan!"

"Kalo gue cium? mempan gak?" tanya Angkasa dengan tatapan menggoda dan jangan ketinggalan kedipan matanya yang membuat para wanita terpesona.

Marsya menatap Angkasa dengan tatapan cengonya. Lagi-lagi pipinya di buat menghangat oldh godaan Angkasa yang di tujukan kepadanya.

AAAAAAA MARSYA YANG DI GODA, AUTHORNYA YANG BAPER....HIKS HIKS HIKS....

READERS! MARI JIKRAK-JINGKRAK BERJAMAAH!

...√...

Bersambung...

Jangan lupa vote, like, dan komen ya!!!

1
MommyHill💖
/Smirk//Smirk/
Febby Harya Setyaningsih
aku nungguin
Febby Harya Setyaningsih
kak kok nggak ada lanjutannya
Adistya Permata Nia Putri
kapan up lagi Thor udah lama g dlanjut pdhal ceritanya bagus q suka banget
Lovelyy
keren
Ari Mulyati
angkasa jadi tengil yahhh skrg,,,,,
mulai ada konflik nih,,,, kaya nya bakalan ada baku hantam dan pengorbanan dan air mata nih hahahahahaha,,,
aku pembaca baru nih,,,, baru semalem nemu nya novel ini,,,,,
jadi aku bacanya marathon sampe skrg,,,,, semoga kedepannya ga bikin kecewa dengan menunggu up lama
Graciendells
nextt thorr
Girl_Official
mampir kak (love in my life) aku tunggu😊
aini:-}
up thorrr
aini:-}
up thorrr
Meida Atini
aduh duh kasian bang angkasa ngakak jdi nya saya
Mochi_04
boy ben EXO aja Thor buat angkasanya biar halunya tinggi dikit🙂
Mochi_04
gx ada yang cocok thor
Feby Afrianingsih
mbak author kaya nya lupa sandi akun novel toon nya kaya nya ini makannya Lama up nya
pembaca dalam hati
ngeri blm up haha ini udh bulan 10 eh mau ke bulan 11 dehh😂😂
Santai Dyah
lnjut
Santai Dyah
boom like untuk karya terbaikmu thor
Santai Dyah
lanjut thor salam kenal dari Kabut cinta
Harni
lama gk up² lgi
Rosita Sari Anggarini
kapan up lagi. mulai ada konflik.
konflik nya sedang aja jangan yg berat2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!