Kesetiaan dan pengorbanan berbalas dengan pengkhianatan, cinta segi tiga.
perempuan perempuan yang dikhianati diam tapi membalas secara halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eritasyofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan pertama
Aku Nia, aku baru tamat kuliah di kota dan kembali ke kampung aku belum mencoba mencari kerja karena ingin istirahat dulu setelah lelah menyelesaikan kuliahku.
Kata orang wajahku cantik, kulitku putih bersih.
Baru satu malam aku dirumah, tiba tiba saja malam ini kulihat banyak tamu datang kerumah, ada seorang pria tampan juga, mama menyuruh aku membuat minuman dan berpakaian rapi.
Aku mengganti bajuku dengan dress hitam, rambutku aku kuncir kuda dengan ikatan agak kebawah, kemudian aku mengantar minuman dan cemilan.
" Nia, duduklah disini nak . "
Kata mamaku.
Ku letakan nampan dibawah meja dan aku duduk disamping mama.
" Ini Bob dan keluarganya, mereka ingin memperkenalkan Bob sama kamu, mana tahu nanti kalian bisa cocok dan kami akan menjodohkan kalian . "
"Huff "
Aku kaget, aku memang belum pernah punya pacar bagiku sekolah adalah nomor satu dan pacaran cerita selanjutnya.
Kami semua bersalaman saling mengenalkan diri, aku sempat melirik pada pria tampan bernama Bob itu, luar biasa, ku akui dia begitu tampan.
Tangannya terasa dingin waktu menyalamiku.
" Sekarang kalian sudah kenalan, kami berharap kalian bisa saling mengenal satu sama lain kalau kalian sudah cocok kita atur pernikahan kalian , gimana Bob dan kamu Nia ? "
Tanya mama Bob.
" Aku tidak banyak pilihan ma, kalau mama sudah suka dan Nia juga suka, lanjut saja ma, jangan lama² aku udah gak sabaran mau punya istri . "
" Jadi apa kamu tertarik sama Nia . "
" Tertarik banget ma. "
" Ha ??? . Secepat itukah ? "
Aku berbisik dalam hati.
" Bagaimana dengan kamu Nia ? "
" Karena aku gak pernah punya pacar, aku tidak punya perbandingan dan aku setuju. "
Aku menjawab begitu lancar, membuat semua mata memandang padaku dan semua bertepuk tangan.
" Alhamdulillah, berarti kita harus mengatur acara pertunangan dan pernikahan mereka, untuk hari ini kita silaturahmi aja dulu, silahkan diminum airnya dan cicipi cemilannya . "
Kata papa Nia.
Singkat cerita kami menikah dengan pesta meriah dikampung kemudian pesta lagi dikota di hotel bintang lima begitu meriah juga dengan undangan yang banyak sekali.
Tapi ada hal yang membuat ku sedih, malam pertamaku di kampung dan di hotel suamiku Bob tidak menyentuhku.
Aku sudah berharap , tapi ciuman pertama pun tak kudapatkan juga.
Setelah pesta, kami pulang kerumah hadiah pernikahan dari mama dan papa Bob, rumah sederhana berlantai dua.
Dirumah sendiripun Bob tidak menyentuhku, ingin rasanya aku bertanya tapi aku tidak punya keberanian.
Dua hari setelah nikah Bob berangkat keluar negeri untuk melanjutkan kuliahnya S2, dia juga tidak menyentuhku malam dia akan berangkat.
Paginya dipun pergi meninggalkanku.
Cerita tentang malam pertama bagiku adalah hoax.
Karena tak mau kesepian dirumah aku menelpon Bob untuk minta izin bekerja, dia meng izinkannya.
Aku bekerja disebuah pabrik sebagai humas.
Tempat kerjaku cukup jauh satu jam kalau naik bus karyawan dan 45 menit kalau naik mobil pribadi.
Aku belum berani bawa mobil jauh jauh.
Setiap kerja aku selalu bareng dengan kawanku Fuji.
Kami menunggu dikantor pusat, jam lima kami sudah berangkat dari rumah dan jam setengah enam bus berangkat sampai dipabrik setengah tujuh kami absen dulu terus sarapan di kantin.
Sudah enam bulan aku bekerja, suatu hari Fuji berbisik padaku.
" Nia, ada yang kirim salam. "
" Ih gak lucu akh, aku ada suami . "
" Suamimu aja gak disini, apa kamu gak kesepian. "
" Gak lah . "
" Bohong. "
" Dia nanya aku apa kamu sudah kawin, aku bilang kamu perawan tua . "
" Ih ngaco kamu Ji . "
" Jangan nge gas dong, nanti pulang kamu duduk sama dia ya . "
" Ji, jangan gitulah gak enak akh . "
Percuma aja aku ngomong sama Fuji, dia gak dengar juga, sore itu aku sudah duduk dibangku bus tempat aku biasa duduk dan tiba tiba di sebelahku duduk seorang karyawan yang cukup tampan sepintas kulihat.
" Hai, boleh kenalan, aku Doni. "
Dia mengulurkan tangannya padaku, mau gak mau aku tentu menjabat tangannya sementara Fuji yang duduk di belakangku men deh em.
" Sialan Fuji . "
Bisik ku dalam hati.
" Aku Nia, Nia Santoso . "
" Nama yang singkat tapi manis kayak orangnya, tinggal dimana Nia . "
" Jalan Kemuning. "
" Gak jauh dong rumah kita . "
" Memang kamu dimana ? "
" Jalan Sudirman . "
" Eee jauhlah . "
Ucapku.
Disitulah perkenalan awalku dengan Doni.
Sejak itu kami selalu pulang pergi bertiga tapi lebih sering naik mobil Doni.
Doni tetap tidak percaya kalau aku sudah punya suami ditambah Fuji yang selalu bilang aku perawan tua.
Suatu hari Fuji gak masuk kerja kami cuma berdua, hujan begitu lebat, kami berdua makan bakso dan kemudian pulang.
Doni mengantarku kedalam rumah, entah apa yang ada di hati kami, tiba tiba saja kami berciuman dan kaki kami melangkah ke kamar, disana kami melanjutkan ciuman hangat ditengah derasnya suara hujan dan petir yang saling menyambar dengan cahaya kilat yang menerangi langit.
Tak tahu entah sejak kapan kami sudah berada dalam satu selimut.
Bibir kami saling bertemu, alat perasa kami pun ikut menari, aku yang belum pernah merasakan malam pertama tiba² merasakan satu kehangatan, jari Doni bermain disetiap titik tubuhku membuat aku mendesah, apa lagi saat mulutnya bermain di putik buah kembarku, suaraku dan suara derasnya hujan entah mana yang kuat.
Bertambah lah jeritanku saat sesuatu yang keras mulai bermain dia area sensitif ku, dia mulai bergerak mencari mulut gua ku yang belum tersentuh.
Pelan pelan pelan, tongkat sakti itu mulai mencari jalan kedalam dan menekannya, aku tak kuasa menahannya, kubiarkan saja, seumur hidup inilah sentuhan pertama laki laki yang aku rasakan.
Dan
"oh . "
Suara terdengar dan terasa sakit sekali di bawahku.
" Doni, aduh . "
" cuma sebentar sayang, tahan ya. "
Doni terus keluar masuk ke gua ku, akupun terus mendesah , merintih dan aku merasakan suatu titik nikmat yang luar biasa disela ngilu ku, aku mencengkram pundak Doni dengan kuku ku dan memegang tangannya yang kekar yang bertumpu diatas ranjang.
" Sakit sayang?. "
Tanyanya sebelum dia mengerang kuat.
" Argh . "
Doni rebah di sebelahku.
" Katanya kamu punya suami, tapi kenapa masih suci. "
" Karena aku belum disentuh . "
" Ada apa dengan dia ? "
" Aku gak tahu. "
" Seandainya kamu ditinggal atau diceraikan aku akan bertanggung jawab . "
" Apa kamu gak punya kekasih Doni ? "
" Gak, aku jomblo, aku bujang lapuk. "
Doni memeluk tubuhku.
" Apa masih terasa nyeri ? "
" Sedikit . "
" Maaf kan aku ya . "
" Iya, gak apa apa, aku juga butuh sentuhan. "
" Apa kamu gak nyesal ? "
" Gak, kusiapkan tubuhku, dua kali pesta dimalam pertama, jangankan mencium aku, memegang tanganku pun dia tidak . "
" Hujan sudah teduh, aku gak mungkin nginap disini, apa kamu takut sendirian ? "
" Gak, aku sudah biasa. "
" Kalau gitu, aku pulang ya, besok pagi aku jemput kerja . "
" Oke, terimakasih ya . "
" Aku juga terimakasih . "
Kami berpelukan dan berciuman lagi didepan pintu.
" Sampai besok sayang, bye . "
"Bye."