🌹David Fernandez and Lily Kristina🌹
Lily seorang cleaning service terjebak dalam sebuah situasi rumit dengan CEO perusahaannya yang bernama David Fernandez. Lily yang saat itu sedang membereskan ruangan David tiba-tiba dibawa oleh sang CEO menuju altar.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Mengapa David seorang CEO pemilik real estate terbesar di Asia tiba-tiba menikahi gadis yang sama sekali tidak dia kenal?
* Merupakan Buku pertama dari Serries David - Luke - Sebastian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengintip
🌹VOTE🌹
"Tidak, sungguh tidak perlu," ucap Lily saat dia menerima sodoran baju renang seksi dari David. "Aku tidak ingin belajar renang."
"Kau harus."
"Kenapa harus?" Suara kecilnya keluar dengan tatapan yang menunduk. "Pakaian ini terlalu terbuka. Kau sangat baik memaksaku untuk belajar, tapi aku akan melakukannya lain kali dalam balutan baju lain."
David menyadarinya di setiap kata, Lily mulai berpikir kalau dirinya sengaja disuruh memakai bikini agar David menang banyak pemandangan. "Apa kau mengira aku menyuruhmu memakai baju ini agar melihat tubuhmu?"
Lily diam sebagai jawaban.
Membuat David tertawa hambar, "Astaga, Lily. Aku tidak tertarik dengan tubuhmu yang kecil itu."
Ingin sekali Lily bertanya alasan David ingin mandi dengannya dan selalu menyentuh beberapa titik di tubuhnya.
"Berhenti berpikir yang aneh-aneh! Kau tidak selevel denganku, aku tidak suka bentuk tubuhmu yang kecil. Aku tidak suka mencari kesempatan dalam kesempitan."
"Baik aku mengerti," ucap Lily dengan suara pelannya. "Jangan berteriak."
"Aku juga kebetulan bisa renang, hati nuraniku tiba-tiba muncul dan ingin membantumu! Jangan salah paham!"
Lily menunduk dengan bibir bungkam.
"Aku akan keluar," ucap David dengan menahan rasa kesal, hal itu membuat Lily merasa bersalah.
Pria itu naik ke lantai tiga, menuju ruang olahraga. David menarik rambutnya kasar. "Aaaaaaa!"
David berteriak kencang merasa kesal. Dirinya benar-benar tidak bisa mengendalikan diri jika bersama Lily. David buka akan keegoisan dan harga dirinya, membuat pria itu selalu mencari celah agar bisa lebih dekat.
"Sial! Kenapa aku tidak bisa menahan diriku jika bersamanya!" David menarik napasnya dalam, dia menatap pantulan dirinya dalam cermin. "David…"
David berucap pada dirinya sendiri. "Ingat harga dirimu. Lihat dirimu, kau tampan, tinggi dan kaya. Juga berkharisma dan pintar, banyak wanita mengejarmu. Kenapa kini kau malah merendahkan harga dirimu. Ingat dirimu, David. Ingat. Oke?"
David menatap gym pribadi yang sudah lama tidak dia pakai. David memanggil salah satu pelayan.
Hanya selang beberapa menit, pelayan datang. "Anda memanggil saya, Tuan?"
"Ya, bersihkan ini. Tempat ini akan aku pakai."
Pelayan itu heran, karenanya bagian itu sudah bersih sempurna. "Y-ya, Tuan?"
"Bersihkan ini. Tidak boleh ada debu satupun."
"Baik, Tuan Muda."
"Dan bawakan aku jus wortel dahulu, aku akan menunggu di gazebo."
🌹🌹🌹
Lily turun ke lantai bawah, dengan wajah bingung dan mencari sosok David. "Oma, apa kau melihat David?"
"Kau?" Oma yang sedang merajut mengisyaratkan agar Lily mendekat. "Kenapa kau tidak renang bersama David?"
"David marah, Oma," ucap Lily pelan dengan suara yang kecil.
"Kenapa dia marah?"
"Karena Lily menolak berenang."
"Kenapa kau menolak?"
Lily menunduk malu.
"Katakan pada Oma."
"Lily menolak karena baju renang yang dipakai berbeda dengan saat bersama Oma."
Oma tertawa. "Karena memakai bikini?"
Lily mengangguk malu.
"Astaga, Lily, kenapa kau malu? Kau sudah memperlihatkan semuanya pada David. Kenapa malu?"
"Tidak, Lily tidak melakukannya."
Sontak saja tawa Oma berhenti, dia menatap tajam Lily hingga membuat Lily ketakutan. "Kau…."
"Ada apa, Oma? Kenapa?"
"Jangan bilang kalian belum membuat adonan?"
Lily diam, membuat Oma kembali bertanya, "Belum sama sekali?"
Keterdiaman Lily menjawab semuanya. "Astaga! Eta! Eta!"
"Ya, Nyonya Besar?"
"Pesankan kamar hotel berbintang lima dengan fasilitas terbaik, mereka berdua akan ke sana malam ini."
"Oma…" Lily menahan malu.
"Kenapa kau malu? Dia suamimu." Oma menarik napas dalam. "Dengar, Lily, sebaiknya kau cepat mengaktifkan pabrik bayimu dengan David. Oke?"
Lily masih diam.
"Lily."
"Oma, Lily malu."
"Lily!"
"I--iya."
"Ya, Tuhan." Oma berdecak. "David ada di lantai tiga, sepertinya dia sedang melatih ototnya."
Oma menghentikan kegiatannya merajut, dia menarik tangan Lily. "Ayo."
"Kemana Oma?"
"Kau harus menemani David olahraga di sana." Oma menarik tangan Lily menuju ke kamar Oma. Dari lemarinya, Oma mengeluarkan baju olahraga seksi untuk dipakai Lily. "Pakai ini."
"Oma… ini…."
"Pakai, Lily."
"Ini terlalu terbuka."
"Lily! Pabrikmu akan dibuka dan beroperasi, mulailah terbiasa dengan itu."
Lily menerima baju olahraga berwarna pink yang begitu mini.
"Oma…"
"Ini Oma pakai ketika masih muda, bagus bukan?"
🌹🌹🌹
Oma bertepuk tangan riang ketika mendapati Lily keluar dengan baju olahraga miliknya dulu. "Lihat, ini pas ditubuhmu. Dulu Oma juga pendek, itu sebabnya David tidak terlalu suka wanita pendek karena mengingatkannya pada Oma yang cerewet."
"David tidak suka wanit pendek?"
"Dulu iya, sekarang tidak. Pakai dulu jubah ini dan buka saat David melihatnya. Dibuka dengan cara seperti ini…."
Mata Lily melotot melihat Oma memperagakan gerakan sensual. "Oma, hati-hati dengan pinggangmu."
"Astaga, Lily! Hentikan!" Oma kembali ke posisinya. "Ayo temui David."
Lily mengikuti dari belakang, mereka menaiki lift menuju ruangan gym khusus David.
Oma memberi isyarat agar mengendap, Lily menurut tanpa berpikir panjang. Dan Oma mengintip ke dalam, tepat di mana David berlatih. "Ayo ke sini."
"Kenapa kita mengintip, Oma?"
"Diam," ucap Oma dengan suara berbisik. "Lihat itu."
Tatapan Lily terpaku pada David yang sedang berolahraga di dalam, bagaimana pria itu sedang mengangkat tubuhnya dengan kedua tangan bertumpu pada tiang horizontal.
Ototnya yang liat dan berwarna kecokelatan, apalagi dibumbui dengan keringat yang membasahi. David tampak seksi.
"Lihat bagaimana tubuh David, lihat ototnya. Bagus bukan?"
"Apa yang coba Oma lakukan?"
"Lily, lihat David itu sempurna. Kau harus mengaktifkan pabrikmu bersamanya."
Lily diam menahan malu.
"Kau mengerti kan? Tubuh David bagus, kau juga…. Lumayan lah. Jadi, ayo buka kuncinya dan aktifkan pabrik, buat adonan dengan benar."
Saat itu, David yang sedang berolahraga mendengar suara bisik-bisik. Dia melihat pantulan Oma dan Lily yang mengintip dari cermin. David menyeringai, dia melepaskan tanganya dan mengelap tubuhnya dengan handuk.
David berucap, "Tidak tua tidak muda, tetap saja menyukai yang berotot."
Oma kaget, apalagi saat David berbalik dan berkata, "Oma… ternyata…."
Seketika Oma masuk. "Apa yang ada dalam pikiranmu, Bule Tengik?"
**🌹🌹🌹
TBC**...
🤭🤭🤭
bilang salah