NovelToon NovelToon
Crazy Rich Mencari Cinta

Crazy Rich Mencari Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Mengisahkan seorang crazy rich, Ditya Halim Hadinata yang memperjuangakan cinta seorang gadis dari keluarga biasa, Frolline Gunawan yang tidak lain adalah kekasih keponakannya sendiri, Firstan Samudra.

Ikuti terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Ya

Lelaki yang sedang duduk itu menatap tajam ke arahnya. “Aku merindukanmu, Fro,” ucapnya pelan, dengan ekspresi kakunya.

“Bukannya kamu mengatakan padaku kalau akhir pekan baru ke sini lagi?” tanya Frolline, mengerutkan dahinya.

Gadis itu berjalan menuju ke dapur, meletakan mangkok kotor ke dalam bak pencucian piring bergabung dengan panci bekas memasak bubur.

Baru saja Frolline mengucurkan air dari kran angsa stainless yang berada di atas bak, maksud hati ingin sekalian mencuci perabotan kotor itu. Karena memang tidak ada pembantu di apartemen ini.

Selama ini, setiap berkunjung ke Singapura, Ditya lebih banyak tinggal di hotel supaya tidak ribet dengan hal-hal yang tidak penting seperti ini.

Gemericik air yang turun itu menyamarkan langkah kaki seseorang, yang tiba-tiba sudah berdiri sangat dekat di belakang Frolline. Saking dekatnya, Frolline bisa merasakan hembusan nafas kasar yang menerpa tengkuk telanjangnya saat rambut yang biasa tergerai itu dicepol ke atas.

“Kamu belum memberiku jawaban Fro? Apakah kamu goyah lagi?” tanya Ditya, meletakan kedua tangannya di pinggir bak pencuciaan piring. Tepatnya mengunci sisi kiri dan kanan tubuh Frolline supaya tidak pergi sebelum mereka menyelesaikan pembicaraan.

“Kamu kembali dengan keponakanku lagi?” tanya Ditya lagi. Frolline yang baru keluar dari kamar Firstan, masih membayang di matanya. Sulit untuk dilupakan. Belum lagi berbagai pikiran buruk selama dia pulang ke Indonesia. Di benar-benar tidak bisa bekerja dengan tenang, meskipun Matt sudah menjadi mata-mata untuknya.

Untuk itulah, Ditya mempercepat jadwal berkunjungnya. Melepaskan sebagian pekerjaannya di Indonesia pada sang asisten. Memangkas jadwalnya, tiga hari lebih cepat dari yang seharusnya.

“Fro...” Sapaan ringan itu kembali berkumandang lembut.

“Iya..,” sahut Frolline.

“Kamu belum menjawabku,” bisik Ditya.

Tangan Frolline dengan cekatan mematikan kucuran air kran yang berisik sebelum menjawab. Menghela nafas, sembari memejamkan mata dan berdoa dalam hati. Semoga jawabannya kali ini adalah jawaban yang sejalan dengan rencana Tuhan untuk hidupnya.

“Iya,” ucap Frolline singkat, padat dan jelas. Tidak ada untaian kata indah setelah itu. Gadis itu memilih melanjutkan pekerjaan.

Tangannya yang sudah terbiasa mengolah masakan, tentu saja tidak kalah cekatannya ketika harus berhadapan dengan sendok dan garpu dan piring kotor.

Di sisi lain, Ditya bergeming. Berusaha mencerna jawaban super singkat dari gadisnya. Ingin berbahagia tetapi dia ragu sendiri, ingin memastikan lagi tetapi takut kalau jawaban kedua Frolline akan berbeda nantinya.

“Fro..” sapaan itu terdengar mesra. Tidak biasanya Ditya memanggil dengan alunan nada manja seperti ini. Apakah jawaban ya dari Frolline membuatnya terpengaruh.

Sapaan mesra dibarengi dengan kedua tangan kekar yang biasanya santun. Tetapi siang sore ini begitu tidak tahu diri. Menelusuri pinggang ramping tertutup celemek berwarna cream dan berakhir menaut di depan perut.

“Apakah ya itu artinya kamu menerimaku?” tanya Ditya, masih belum puas.

Frolline mengangguk kali ini. Rasanya berat sekali kalau diminta untuk mengulang. Jawaban ya di awal saja masih didominasi dengan keterpaksaan. Dia tidak benar-benar menerima Ditya dari lubuk hatinya yang terdalam. Lebih kepada rasa tidak enak hati yang mengumpul karena pria sudah begitu baik pada keluarganya.

“Katakan sekali lagi Fro. Aku ingin mendengarnya sekali lagi,” pinta Ditya. Tubuh kekar itu semakin menempel. Yang tadinya hanya berdiri kaku, sekarang lebih mendominasi, menguasai tubuh mungil di depannya. Seolah ingin menunjukan kepemilikannya.

“Iya, tetapi aku tidak mau menikah secepatnya. Aku merasa perlu waktu untuk mengenalmu,” jelas Frolline.

“Iya, tidak masalah untukku. Apapun yang kamu inginkan. Sesuai dengan apa yang kamu mau,” sahut Ditya, memberanikan mengecup pucuk kepala Frolline yang tingginya jauh di bawahnya. Kecupan ringan dan ragu-ragu. Masih ada sungkan di sana.

Tolong lepaskan belitan tanganmu. Aku kesulitan mencuci piring-piring kotor ini kalau kamu terus memeluk pinggangku,” pinta Frolline. Gadis itu masih kaku dan belum bisa bersikap lembut dengan Ditya.

Mungkin rasa cinta itu belum ada atau sebenarnya dia yang belum mau membuka hati untuk orang lain.

Sebuah dehaman singkat mengejutkan keduanya. Tiba-tiba Matt sudah berdiri di dekat lemari pendingin sembari memamerkan deretan gigi putihnya.

“Bos, ada email dari kantor,” adu Matt, masih saja senyum-senyum sendiri menggoda bosnya secara tidak langsung.

“Ada apa?” tanya Ditya, masih belum rela melepaskan Frolline dari belitan tangannya.

“Tidak terlalu penting, tetapi sebaiknya bos cek sendiri saja.”

“Fro..,” panggil Ditya.

“Hmmm, sudah sana pergi!” usir Frolline.

“Kamu mengizinkan aku pergi?” tanya Ditya, tersenyum sendiri menyadari pertanyaan bodoh yang baru diucapkannya.

“Sudah sana pergi. Aku harus mencuci piring sekarang,” sahut Frolline.

“Ya sudah,” ucap Ditya, dengan ketidakrelaannya melepas Frolline.

Matt masih berdiri di tempatnya. Sesekali menggoda gadis yang sedang merapikan piring-piring yang sudah bersih.

“Nona Fro, bagaimana rasanya pacaran dengan Bosku?” tanya Matt.

“Ha? Apa maksudmu?” tanya Frolline.

“Bukannya sudah resmi barusan,” tanya Matt ragu-ragu. Kedua telunjuk tangannya saling dipertemukan. Memamerkan senyum menggoda.

“Tidak ada rasa apa-apa,” ucap Frolline ketus.

“Maafkan Bosku. Dia belum pernah pacaran. Hidupnya terlalu berat dengan aturan keluarga, tetapi dia paling pintar membuat wanita tergila-gila padanya.”

“Dia belum punya jam terbang untuk pacaran, tetapi dia sudah terakreditasi untuk menaklukan berbagai macam wanita. Hidupnya dikelilingi wanita cantik,” bisik Matt.

Lelaki itu berlalu pergi, meninggalkan Frolline dengan berbagai pertanyaan yang mengumpul di benaknya. Rasanya hampir tidak percaya. Dia sanggup mengatakan sebuah kata yang akan mengubah jalan hidupnya.

***

T b c

Love You all

Terima kasih

1
Nayy
sweet 😍
alin soebank
gemes sama si Flo gak tegas
bibi
lanjut
堅監.
ini season 2 nya Wira sama naina kok ngilang ya 😢 padahal kangen pengen baca baca mereka lagi
堅監.: yahhh tapi gpp, makasih info nya kak author
total 2 replies
Astrii Zahra
menurutku fro ini bukan polos sih, tp tolol.. secara ga langsung jd pelakor di rumah tangga kk nya sendiri
Vivi Zenidar
wkwwkwk satpol PP
kalea rizuky
wah jd karena ini
Khairul Azam
perempuan bego fro ini
yuni
Luar biasa
yuni
Buruk
Ardiansyah Gg
gk bisa move on dari novel ce weti
ngulang baca lagi
Inan
aku suka semuanya... om pram.. ditya.. wira... aku sukaaaa... tp bara aku ngk begitu suka..
Lince Harni
karya yg bagus,sangat memghibur...ini baca ke 3 x...gs bosan2
reza indrayana
masih bingung nichh ..🤔🤔
AlfES
❤❤❤❤❤
Yuliza Angriani
kalau pram kayak kamu dulunya dit,,,, udah mati kamu ditangan pram
Hairiyani Nurul hairiyani
cerita mat sama rania ada gak kak
Sofwan 123 Muhammad
Biasa
Sofwan 123 Muhammad
Kecewa
Tismar Khadijah
banyak kata2 bijak,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!