Dalam masa Revisi
__________________________________________
Xian Liu Mei. Seorang gadis cantik bergelar putri mahkota dari kerajaan Xian, Zaman kultivator. Dia mendapat gelar "Dewi Perang" oleh para musuhnya. Liu Mei bukan seorang putri manja, tapi tomboy.
Liu Mei berpindah dimensi ke zaman modern dan menggantikan posisi seorang gadis yang di khianati oleh tunangan dan sahabatnya.
Dengan bantuan ingatan pemilik tubuh dan Ruang Dimensi yang ikut berpindah, Liu Mei memanfaatkan beberapa perhiasan dan koin emas yang dia miliki untuk bertahan hidup di era modern.
Bertemu dengan 4 Pria dengan karakter yang berbeda, manakah yang akan di pilih oleh Liu Mei sebagai pasangan hidupnya?
Bagaimana kisahnya? ayo ikuti cerita ini.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Sedikit inspirasi dari novel-novel TimeTravel yang lain, selebihnya Drakor dan imajinasi Author sendiri.
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riza melyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalian saling kenal?
Dalam Helikopter, mata Ron tak pernah lepas dari bayangan Axila. dia memang beberapa kali melihat Axila yang berada di rumah sakit tempat ia bekerja sebelum kemarin pertemuan mereka secara tak terduga, namun hari ini tanpa diduga juga Axila yang menjemput rombongannya ke lokasi. Tanpa mengetahui siapa gadis itu sebenarnya yang diketahuinya adalah, Axila putri dari salah satu dokter senior yang sangat ahli dalam bedah, khususnya bedah umum.
"Ada yang menggangu pikiranmu, Robin?" tanya Agatha, dokter yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahannya dengan sang tunangan.
Robin menggeleng pelan, "Kalian saling kenal? ku perhatikan, tadi dia menyapamu" ujar Agatha lagi.
"Aku tak sengaja menabraknya kemarin, saat mengambil paketku dilantai satu" ujar Robin.
"Kau sudah meminta maaf padanya,Bukan? kau ingat, dai itu anak dari dokter Maria" sambung Luna yang tak sengaja mendengar obrolan kedua teman dokternya, saat ini posisinya berada tepat disamping Agatha.
"Kau pikir aku bod0h? tentu saja aku langsung minta maaf, lagi pula aku tahu jika dia anak dokter Maria" decih Robin, mengapa pula Luna harus menimpali obrolan mereka berdua.
"Good boy. Karena jika kau tak minta maaf padanya, aku tak akan pernah bisa mendapatkan perhatian kakak tampannya." sambung Luna sambil membayangkan wajah tampan Putra.
"Kau memang selalu saja memimpikan mendapatkan perhatian anak dokter Maria yang tampan itu, kau sangat agresif Luna" sindir Delon, salah astu dokter yang ikut.
"tentu saja, dia itu sangat tampan, ditambah putra dari dokter Maria, aku sangat berharap jika dia juga ikut menjadi relawan dilokasi nanti" sambung Luna cepat, sambil mencubit gemas pipi rekan kerjanya itu.
Axila yang mendengar obrolan mereka segera menatap para dokter muda itu, "Persiapkan diri kalian dengan apa yang terjadi disana. Jangan panik dan berpisah dari pengawasan kami, jika kalian tak ingin terjadi sesuatu yang buruk terjadi." Peringatan sudah didapatkan oleh mereka, apa lagi mendengar suara tegas milik Axila. Apa lagi suara baling-baling helikopter yang memang sangat emekang ditelinga harus bicara dengan nada yang sedikit keras.
"Aku paham" ujar Robin cepat, diangguki oleh yang lainnya.
sekitar 20 menit akhirnya helikopter kembali mengudara, lalu merendah. Rekan tom Axila segera melompat turun, mereka membantu para dokter itu untuk turun dari sana, sedangkan Axila mengawasi mereka dan akan turun dipaling akir.
Setelah Agatha, kini giliran Robin yang turun, dia mengenakan satu ransel yang didalamnya terdapat laptop dan beberapa peralatan dokter, yang sudah pasti adalah stetoskop. sementara peralatan yang lain disimpan dalam box penyimpanan obat dan peralatan.
Sesaat sebelum turun, mata Robin melirik Axila, lalu melompat dengan satu kakinya dan tangannya memegang bagian pintu heli. Dan diakhiri oleh Axila yang turun tanpa bantuan dari rekan tim nya.
Rekan setim Axila diantaranya adalah Andre, Hito, Rival, dan yang paling terakir adaah Yancriss. Segera ketiga pria itu kembali masuk kedalam heli, mengambil barang bawaan para dokter, entah itu koper, ransel ataupun box yang mereka bawa.
Sementara itu Axila dan Hito bersama rombongan para dokter, namun tak berselang lama Hito juga pergi dan mengambil kendaraan yang mereka gunakan.
Axila mengawasi keadaan disekitar, lalu berjalan dan mendekati teman-temannya dan membantu mereka memindahkan barang bawaan itu.
"Biar ku bantu" ujar Delon yang juga sudah berada disana, tanpa diperintah dia sudah membantu menurunkan barang mereka dan memindahkannya ke mobil angkutan saat mobil itu tiba. Robin dan para pria lainnya juga segera menyambungkan tangan mereka agar lebih cepat, meski diakui mereka sangat lelah.
Axila tersenyum tipis melihat reaksi para pria itu, segera saja mereka menaiki kendaraan itu dan melaju meninggalkan helikopter yang diurusi oleh sang petugas itu sendiri.
Jarak yang ditempuh memang tidaklah terlalu jauh, hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit saja mereka sudah tiba.
****
Axila dan Rival, sebagai rekannya ditugaskan untuk mengawasi pekerjaan para dokter yang saat ini sedang melaksanakan tugas mereka. Setelah tiba di tempat pengungsian mereka langsung mengistirahatkan diri, namun sebelum itu Axila memberikan mereka masing-masing satu botol air suci, agar tubuh mereka yang lelah kembali segar.
"butuh sesuatu?" tanya Axila pada Agatha yang sepertinya sedang mencari barang yang hilang.
"Ahh,, kapten Axila. Aku tak sengaja menjatuhkan gelang ku, entah dimana jatuhnya"
Axila, "bagaimana bentuknya?" tanya Axila.
"Ah, tak udah, nanti saja aku mencarinya. Masih ada beberapa orang lagi yang harus kuperiksa" balas Agatha dan berlalu dari sana.
Axila tahu bagaimana bentuknya, jadi dia coba untuk mencarinya dengan menyalurkan sedikit aliran Qi ke matanya, lalu fokus pada benda yang sedang dicari.
Kaki Axila melangkah, berjalan kearah dimana Agatha menjatuhkan gelangnya tadi. Diwaktu yang bersaan pula, Robin yang tak sengaja melewati tempat yang sama menginjak sesuatu yang terasa aneh dikakinya, segera Robi angkat kakinya dan berjongkok.
"Bukankah ingelang milik Agatha? apa dia menjatuhkannya?" gumam Robin, diambilnya gelang itu.
"Sepertinya Aku tak perlu khawatir jika benda itu hilang, karena orang yang tepatlah yang menemukannya" ujar suara yang berada persis dibelakang Robin.
"Kapten Axila?" ujar Robin dengan menyebut nama Axila.
"Terlalu kaku jika memanggilku kapten, panggil saja Axila, agar tak perlu merasa canggung" sambung Axila dengan berjalan kearah Robin.
Thhhorrr.. anda harus tau harga barang beginian dweerhh…
Tapi kartu ATM..
Btw JAN pake kartu KREDIT yaa.
Pake ATM… bukan kartu KREDIT
😂😂😂😂😂
Mursidah tanggo…
Hhuuuhh… author tahu kaan barang antik
Itu maharani juwita….
Trus itu berlian segede gaban.. astonegana thooorrr… jiwa missquen ku meronta2..
KEMURAHAN itu auuuthoorrrr.
Iihhgg gemes dweh !
so pasti next part pasti akan begini juga..
Thor, bisa kan hal ginian ga di ulang di next cp ?
Ceritanya, kalimat2nya, Akhirnya, Tokoh2nya, Karakternya...
Semua keterampilan dng sangat amat bagus..
Satu kata utk Cerita Author ini, KEREN....
Daya imajinasi Authornya dalam membuat sebuah cerita, sangat luar biasa..
Semangat terus dalam berkarya dng cerita hebat lainnya ya Author...