NovelToon NovelToon
RISA ARIZ

RISA ARIZ

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Persahabatan / Harem
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: MINOTO-NOVEL

Hampir Semua orang di desa Black Sword membenci Risa Ariz. Anak yatim piatu itu dijauhi, dianggap terkutuk, dan dipercaya menyimpan makhluk kegelapan di dalam dirinya.

​Muak diperlakukan layaknya sampah, Ariz memutuskan untuk berbuat onar. Ia tidak melukai, tapi ia pastikan setiap orang di desa merasakan kehadiran dan penderitaannya: dengan menyoret tembok, mengganggu ketenangan, dan menghantui setiap sudut desa. Baginya, jika ia tidak bisa dicintai, ia harus ditakuti.

​Sampai akhirnya, rahasia di dalam dirinya mulai meronta. Kekuatan yang ditakuti itu benar-benar nyata, dan kehadirannya menarik perhatian sosok-sosok yang lebih gelap dari desa itu sendiri.

​Ariz kini harus memilih: terus menjadi pengganggu yang menyedihkan, atau menguasai kutukan itu sebelum ia menjadi monster yang diyakini semua orang.

"MINOTO NOVEL"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MINOTO-NOVEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25. MENGHANTUI PEMILIK TOKO

"Astranova? Pantas saja aku baru lihat orang itu..." gumam Ariz sambil menatap sekeliling. "Huuh?" Pandangannya tiba-tiba terhenti pada sebuah mobil mainan yang tergeletak tak jauh darinya.

‎​"Itu, kan...?" Tanpa pikir panjang, ia berusaha meraih mobil mainan itu. "Ah, sedikit lagi! Dapat!" Ariz memegang mainan itu. Ia juga melihat pintu kamar yang terbuka setangahnya, dan sebuah ide tiba-tiba muncul di benaknya.

‎​"Apa ada mainan yang sudah laku terjual?" tanya Rina, suaranya ceria dari seberang telepon.

‎​Mendengar pertanyaan itu, Pria itu mendadak berkeringat dingin. Sejak pagi, tidak ada satu pun mainan yang terjual. Ia tidak ingin Rina sedih, jadi ia memutuskan untuk berbohong. Kata-katanya keluar sedikit terbata-bata.

‎​"Ah... eum... tentu saja! Perkiraanku, sudah ada empat figur yang laku." Ia mencoba terdengar yakin. "Ya, ya, itu lebih dari cukup untuk hari pertama berjualan. Iya, kan?"

‎​"Benarkah?! Syukurlah kalau ada yang beli!" Rina terdengar sangat bahagia. "Walaupun cuma empat figur, aku bangga padamu, Sayang!"

‎​"Hehehe. Syukurlah kalau Kau senang," jawab Pria itu, merasa lega. Baru saja ia selesai bicara, tiba-tiba ada suara "duk!" dari arah kamar. Sebuah mobil mainan meluncur keluar dan menabrak lemari.

‎​"Huh?" Pria itu menoleh. "Mobil mainan...?" Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan mendekat. Ia mengambil mainan itu dan menatapnya penuh heran. "Bagaimana bisa mainan ini bergerak sendiri?"

‎​"Sayang? Apa Kau baik-baik saja?" Rina bertanya, suaranya terdengar cemas.

‎​Pertanyaan Rina membuat pria itu tersadar. "Ah, ya. Tidak. Aku tidak apa-apa," jawabnya cepat. "Aku cuma kaget... Ada mainan yang tiba-tiba bergerak sendiri."

‎​"Hah?! Bagaimana bisa?" Rina terdengar semakin terkejut.

‎​"Tidak perlu takut. Mungkin tadi pagi aku lupa mematikannya," Pria itu berbohong lagi. Padahal, ia tahu persis mainan itu sama sekali tidak menggunakan baterai.

‎​"Apa benar? Tidak ada yang mengganggumu, kan?" Rina masih khawatir.

‎​"Tidak, Sayang. Tidak ada orang yang menggangguku. Walaupun ada, tenang saja! Aku ini kan juara karate terhebat di desa ini. Mau itu penjahat, atau hantu sekalipun, akanku musnahkan SEMUANYA!" Dia merasa sangat percaya diri.

‎​Tentu saja, itu hanya omong kosong. Saat ia selesai berkata begitu, terdengar suara "klik" dari belakangnya. Pria itu menoleh ke belakang dan ia melihat... Lampu kamarnya yang tiba-tiba padam. "HUH?!"

‎​"Apa yang terjadi?!" Rina menjerit kecil.

‎​"Ah... Tidak! Tidak apa-apa!" Pria itu berbohong lagi. Tiba-tiba, suara barang-barang berjatuhan terdengar dari balik kegelapan di kamarnya.

‎​"Suara apa itu?!" Rina bertanya lagi, suaranya kini bergetar.

‎​"Seperti biasa! Ada anjing dan kucing yang bertengkar di atap toko," Pria itu berkata, suaranya dibuat-buat setenang mungkin. "Aku akan periksa sebentar, setelah itu aku telepon Kau lagi, ya?"

‎​"Eum... baiklah. Jika ada sesuatu, jangan lupa telepon aku, ya!"

‎​"Oke! Kalau begitu, aku tutup teleponnya, ya! Dadah, Sayang!" Pria itu segera menutup telepon.

‎​Setelah telepon terputus, Pria itu mencoba berjalan perlahan menuju kamarnya. Ia masih bingung mengapa lampunya bisa mati sendiri, tetapi ia belum merasakan ketakutan sama sekali. Untuk berjaga-jaga, ia membawa pentungan baseball dan masuk ke dalam kamar.

‎​Di dalam, ia tidak bisa melihat apa pun karena gelap. Ia meraba-raba mencari saklar lampu, tetapi kakinya tiba-tiba menginjak sesuatu yang lengket. "AKH! APA INI?!"

‎​Dengan panik, ia menemukan saklar dan menyalakan lampu. Pemandangan di depannya membuat darahnya berdesir. Kamarnya dipenuhi bercak darah yang entah datang dari mana. "A-A-APA YANG TERJADI?! KENAPA KAMARKU... DIPENUHI BERCAK DARAH?! ULAH SIAPA INI?!" Seketika bulu kuduknya meremang.

‎​Tapi, masalah tidak berhenti di situ. Tiba-tiba, lampu ruangan di luar kamar juga padam. "HUH!" Pria itu menoleh ke belakang, dan kegelapan total menyelimuti toko mainan itu. Hanya tersisa kamarnya saja yang masih terang menyala.

‎"APA YANG TERJADI SEBENARNYA DI SINI..?! Aku yakin, ada pencuri di tempat ini." Pria itu masih berpikir positif, dan ia pun mencoba untuk masuk ke dalam kegelapan... Di depan matanya itu. Namun, baru saja ia melangkah, kamarnya yang awalnya terang sendirian, Tiba-tiba ikut padam bersama ruangan yang lainnya...

‎Pria itu mulai merasakan bulu kuduknya merinding. Meskipun demikian, rasa jengkelnya pada orang yang mengerjainya masih lebih dominan. "Pasti ada seseorang yang mempermainkanku," pikirnya. Karena kesal, ia berkata dengan suara tegas.

‎​"HEI! KAU PIKIR AKU TAKUT, HAH?!" Ia berteriak, suaranya menggema di ruangan kosong. "Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah percaya yang namanya hantu! Lakukan saja sesuatu padaku jika Kau berani!"

‎​"Oh, tidak mau, ya? BAIKLAH, AKU SENDIRI YANG AKAN MENCARI DAN MENGHAJAR KAU!" Ia menantang, merasa yakin bahwa semua ini hanyalah ulah manusia.

‎​Tanpa pikir panjang, ia mengeluarkan ponsel dan menyalakan senter. Saat sorot lampu ponselnya mengarah ke pintu kamarnya yang terbuka, ia terkejut. Di luar kamarnya, ada sosok yang mengintip. Sosok itu tersenyum lebar kepadanya. Melihat seringai mengerikan itu, kakinya sontak terasa lemas. Keringat dingin mulai bercucuran tanpa henti.

‎​"K-k-k-kau... kau bukan manusia?" gumam pria itu, suaranya bergetar. Ia baru sadar bahwa dugaannya salah.

‎​Sosok itu terus tersenyum, dan tiba-tiba pintu kamarnya tertutup dengan sendirinya. Pria itu sangat terkejut. Ia berlari ke pintu dan mencoba membukanya, tapi sial, pintu itu terkunci rapat. Ia hanya bisa menggedor-gedor, memohon agar tidak dikurung.

‎​Jantungnya berdebar sangat kencang, bulu kuduknya berdiri, dan keringat membasahi wajahnya. Ia terus berusaha membuka pintu sambil merintih, "Tolong! Tolong jangan mengurungku di sini! Siapa saja, tolong... keluarkan aku!"

‎​Seolah mendengar permohonannya, pintu kamar itu tiba-tiba terbuka lebar. Pria itu langsung jatuh tersungkur karena ia bersandar di pintu. "Hah... Hah... Aku bebas!" Ia segera bangkit dan lari keluar toko.

‎​Namun, saat ia sampai di luar, pintu toko yang tadinya terbuka lebar tiba-tiba tertutup rapat. "Hah?! Bagaimana mungkin?!" serunya, terperanjat. Tidak ada jalan keluar.

‎​Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki tepat di belakangnya. Kaget, ia menoleh perlahan. Betapa terkejutnya dia saat melihat sosok yang tersenyum tadi berdiri di sana. Wajahnya bersinar dalam kegelapan dan dipenuhi bercak-bercak darah. Pria itu lari terbirit-birit.

‎​Saat berlari, kakinya tersangkut sesuatu dan ia jatuh. Ponselnya terlempar cukup jauh. Karena sosok itu semakin mendekat, ia bangkit kembali dan meninggalkan ponselnya. Dalam kegelapan, ia tidak tahu harus lari ke mana.

‎​Ia tidak sengaja menabrak salah satu lemari, membuatnya bergetar dan semua mainan di dalamnya jatuh menimpa tubuhnya. Pria itu tak berdaya. Ia hanya bisa memohon, "Kumohon... jangan makan aku! Aku masih ingin punya keturunan!"

‎​Sosok itu semakin mendekat. Tapi alih-alih melahapnya, sosok itu tiba-tiba menghilang begitu saja. Pria itu kebingungan. Namun, ia bisa bernapas lega karena ia selamat. Setidaknya, itu yang ia pikirkan.

‎​"Hah... hah... huh... Kupikir sosok itu akan memakanku," gumamnya, mengusap keringat di dahinya.

‎​"Sssst!" sebuah suara tiba-tiba memanggilnya dari sisi kanan. Pria itu menoleh dan sosok itu kembali muncul di hadapannya.

‎​"BOO!"

‎​Pria itu berteriak nyaring, "AAAAAHAKHKAKAHAK...!!!" Ia langsung jatuh pingsan, mulutnya mengeluarkan busa.

‎​Pria itu tergeletak tak sadarkan diri, matanya memutih, dan tubuhnya masih bergetar. Sosok itu membuka kostumnya. Sesuai rencana, itu adalah Ariz yang berhasil menjalankan aksinya. Melihat pria itu sudah lemas tak berdaya, Ariz tertawa penuh kepuasan.

‎​"AHAHAHA! Rasakan itu!" katanya sambil menunjuk ke arah pria yang tak sadarkan diri. "Itu sebabnya, jangan pernah menyakiti anak yatim-piatu!"

‎​Ariz berdiri dan berjalan ke depan toko. Ia mencoba mengangkat pintu gulung yang menutupi toko, tapi ternyata sangat berat. Padahal, awalnya saat Ariz mencoba untuk menutup pintu gulung itu, ringan-ringan saja. Pintu itu hanya terbuka setengah, membuat celah sempit di bagian bawah.

‎​"Huuh… berat sekali!" gerutunya, menghela napas. "Apa aku harus merangkak kelu…?"

‎​Matanya tiba-tiba melirik ke meja kasir dan melihat beberapa kaleng cat tergeletak di sana. "WHOAA..! Paman itu mempunyai banyak sekali warna-warna cat! Hmm..." Seketika, senyum jahil muncul di wajahnya. Ia berbalik, menghampiri pria yang pingsan, lalu membungkuk.

‎​"Hei," bisik Ariz, seolah pria itu bisa mendengarnya. "Kau masih butuh cat, 'kan? Aku minta sedikit, ya."

‎​Ariz mengambil beberapa kaleng cat, lalu berjalan keluar dari toko melalui celah pintu yang terbuka setengah, sambil bersenandung kecil. Misi balas dendamnya kini benar-benar terasa lengkap...

1
Staywithme00
pasti berat yaa Riz, hidup dalam kehampaan. Akhirnya, Ariz punya teman jugaa😭 terharuuu
Staywithme00: semangatt Arizzz ,walau ga di akui seenggaknya ada beberapa teman yg masih stay sama Ariz (it's miracle too)
total 2 replies
Staywithme00
Nah, loh wkwk. hati hati Riz dicincang 😭
MINOTO-NOVEL: Tenang saja. Dia ahlinya menggocek 🏃‍♂️
total 1 replies
kasychan04-(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)
kasihan
Staywithme00
wkwk jail emang si ariz
Staywithme00: wkwk ariz emang bedaa😭
total 2 replies
Linguini Acrom
ekselen
Staywithme00
Zi,bener2 dah kelakuannya ngajak gelud emang.
Staywithme00: wkkw bener sii, bukan konoha yee thor😭👍
total 2 replies
Staywithme00
wah ,nanti Ariz bakal ke desa astranovaaa niih.
MINOTO-NOVEL: 🤫 🧏‍♂️ Masih jauh lho, yah.. 😁
total 1 replies
Staywithme00
Ariz, yg dimaksud itu luka badann, bukan bau badan plis😂😭
MINOTO-NOVEL: 11/12
total 3 replies
Staywithme00
betul thor, memperkuat kekuatan yg ada.
bukan mencari kekuatan/bakat yang baru. sesuatu bakal bagus, kalau kita rajin👍
MINOTO-NOVEL: That's right..! Pemikiran kita sama..!💪
total 1 replies
Staywithme00
keren thor, makin dibaca, makin seru.
Staywithme00
semangattt kk
MINOTO-NOVEL: Baik Kak, terimakasih. Terimakasih kasih kembali karena sudah berkesempatan mampir di novel kami ☺

Salam Hangat: "MINOTO-NOVEL"

Pembaca Setia: "MINOTT-LOVERS"
total 1 replies
Elisa Surya Prihadi
Semangat thor, ceritanya bagus! 😍
ღYaraღ
Ayo thor, jangan bikin pembaca kecewa, update sekarang!
MINOTO-NOVEL: Baik Kak, terimakasih. Terimakasih kasih kembali karena sudah berkesempatan mampir di novel kami☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!