Aini mengira kedatangan keluarga Julian hendak melamarnya. namun ternyata, mereka malah melamar Sakira, adik satu ayah yang baru ia ketahui kemudian hari. padahal sebelumnya, Julian berjanji akan menikahinya. ternyata itu hanya tipuan untuk memanfaatkan kebaikan Aini.
Tidak sampai disitu, ayahnya malah memaksa untuk menjodohkan Aini dengan duda yang sering kawin cerai.
karena kecewa, Aini malah pergi bersenang-senang bersama temannya dan menghabiskan malam dengan lelaki asing. bahkan sampai hamil.
Lantas, bagaimana nasib Aini. apakah lelaki itu mau bertanggung jawab atau dia malah menerima pinangan dari pria yang hendak dijodohkan dengannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herka Rizwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Sakira menunjuk Aini, seakan wanita itu melakukan kesalahan besar. Beberapa orang masih mengamati, apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalian lihat wanita yang ada di dekat ku ini. Di luar terlihat polos dan lugu. Tapi pasti kalian tak menduga. Dia ini pelakor ulung. Bahkan sengaja menyerahkan dirinya agar dinikahi. Benar-benar memalukan, bukan?" tawa Sakira lantang.
"Sejak kapan aku pelakor. Justru ibumu yang sudah menjadi perebut suami orang!" balas Aini tetap tenang.
"Kamu berani mengatakan itu? Dasar tidak tahu diri!" Sakira melotot.
"Memang kenyataannya kok. Kamu itu, anak di luar nikah. Kalau bukan Ibumu naik ke ranjang Ayahku, mungkin kamu tidak akan berdiri di tempat ini!"
Sekarang, Sakira yang terbakar amarah. Hendak melayangkan tamparan ke wajah cantik Aini. Tapi sayangnya, dia gagal. Karena dengan cepat Aini menangkap tangannya.
Melihat istrinya kalah, Julian tidak tinggal diam. Dia mendekati Aini, mau membantu Sakira. Di tangannya hampir mendarat di pipi Aini, tiba-tiba dia terdorong. Tubuhnya limbung dan akhirnya jatuh ke lantai.
"Apa-apaan ini. Hei, kau. Berani sekali kau mendorong ku!"
Namun lidahnya mendadak kelu. Begitu melihat Arjun yang begitu dingin memandang ke arahnya.
"Kalian sudah membuat masalah di tempat ini. Sebaiknya, pergi sekarang. Atau aku akan menghubungi pihak keamanan," ucapnya tegas.
"Oya, memangnya kamu berani. Hei, kau ini buta ya. Dia sendiri yang bikin masalah. Sudah salah masuk ke toko ini. Mau merebut pakaian yang aku sukai. Seharusnya dia yang pergi, bukan aku!" teriak Sakira.
"Selain itu, kamu juga sudah mendorong suamiku. Sekarang, cepat kamu minta maaf. Kalau tidak, aku takkan biarkan kalian berdua bisa pergi begitu saja," tambahnya angkuh.
Orang yang berkumpul di situ nampak berbisik-bisik. Tak lama kemudian, datanglah seorang pria berpakaian jas hitam ke sana. Langkahnya begitu cepat, seakan takut ketinggalan informasi.
"Pak Arjun, maaf saya telat datang. Ada apa ini, kenapa di sini ramai sekali?"
"Pak Manajer, baru saja kita bertemu. Saya meninggalkan istri saya, supaya dia bisa leluasa memilih pakaian yang disukainya. Tapi, dia malah menjadi tontonan umum di sini. Apa anda masih minat kerja?" kata Arjun merangkul bahu Aini.
"Tentu saja. Kalian bubar sana. Tak ada yang menarik untuk ditonton!" usir Manajer itu.
"Huu!" semua orang berteriak tanda kecewa. Meninggalkan kejadian yang belum usai.
"Sayang, kamu gak papa kan? Maaf kalau aku perginya lama," kata Arjun terlihat bersalah.
"Aku gak papa. Tapi, aku udah gak minat belanja di sini."
"Ya udah, kalau gitu kita cari toko lain saja. Pak Manajer, urus sisanya. Aku tak mau melihat kejadian seperti ini lagi."
"Baik, Tuan Arjun."
"Eh tunggu. Aini, enak aja kamu pergi begitu aja. Minta maaf sama suami ku dong. Lihat tuh, Julian jatuh gara-gara didorong sama suami kamu," seru Sakira menarik bahu Aini.
"Lepaskan istriku. Jangan pernah kamu menyentuhnya!" tatap Arjun tajam.
"Kamu kira, aku takut sama kamu. Aini itu cuma mau memanfaatkan kamu. Dia gak pantas jadi istri kamu!"
"Benarkah? Jadi, siapa yang pantas jadi istriku. Jangan sok tau, Nona. Kalau kamu masih ingin menikmati uang dari penghasilan suamimu, sebaiknya kamu berpikir sebelum menghina istriku. Kalau tidak, jangan salahkan aku jika hari ini suamimu itu bakal jadi pengangguran tak berguna!"
"Kamu! Berani mengancam aku?" Sakira menunjuk dirinya sendiri. "Julian, kenapa Kamu diam saja. Ayo ngomong, Sayang. Terangkan kalau kamu gak bakal takut sama ancamannya dia!"
Namun di luar dugaan, Julian malah tertunduk. Tak berani mengangkat wajahnya sama sekali. Arjun tersenyum tipis, menyaksikan mantan pacar istrinya.
"Sepertinya, suamimu itu memang pengecut. Sebaiknya, kau terus terang, Julian. Karena kalau tidak, kamu juga yang rugi. Bukan hanya kamu saja, tapi juga seluruh anggota keluarga mu akan mendapatkan akibatnya. Paham kamu?"
"Iya, Tuan Arjun. Saya minta maaf."
Sakira kebingungan, saat dia hendak bertanya lagi Arjun dan Aini sudah pergi. Malah sekarang, Julian menarik tangannya untuk keluar dari tempat itu. Ditambah, Manajer Mal juga turut mengusir keduanya.
