NovelToon NovelToon
Gadis Tangguh Dari Desa

Gadis Tangguh Dari Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: mbak lee

tidak mudah bagi seorang gadis desa seperti Gemi, untuk menjadi seorang prajurit perempuan elit di kerajaan, tapi yang paling sulit adalah mempertahankan apa yang telah dia dapatkan dengan cara berdarah-darah, intrik, politik, kekuasaan mewarnai kehidupannya, bagaimana seorang Gemi bertahan dalam mencapai sebuah kemuliaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembukaan lahan

Para lelaki itu bahkan tidak sempat memaikan pedangnya, entah berapa puluh anjing yang datang, aku menggigil ketakutan dengan posisi terikat, darah mulai tertumpah mereka befempat menjerit dan berteriak minta pertolongan, para serigala itu seperti binatang kelaparan.

Pada akhirnya suara itu semakin melemah, aku melihat tubuh-tubuh diseret dan mereka masih berusaha berteriak memohon pertolongan, belum pernah aku semenggigil itu,

dengan menyaksikan itu aku merasa aneh, kenapa para anjing itu sama sekali tidak mendatangiku, apakah mereka sudah merasa kenyang dengan keempat paman itu sampai mengabaikanku, tapi apa yang kupikirkan tiba-tiba buyar, seekor serigala menadatangiku, aku tidak mampu bergerak, hanya menelan ludahku sendiri, kemudian aku memejamkan mata saat anjing coklat itu mulai menjilat wajahku, sepertinya bersiap menyantapku.

Aku membuka mata ketika anjing coklat itu mulai menggigit tali yang mengikatku, aku mencoba mengingat sesuatu, anjing hutan coklat ini aku merasa mengenalnya, aku memandang kaki belakang kirinya, perban yang kupasang beberapa hari yang lalu masih belum lepas.

" Kau kah itu, apa kau sedang membalas budi padaku?" kataku tidak yakin dengan apa yang baru saja kualami.

Anjing itu melolong dan kemudian segera pergi meninggalkanku sendiri,

" Terimakasih " kataku masih menyaksikan hewan itu pergi dengan rombonganya yang banyak sekali.

Aku bingung dan kemudian tertidur di luar gubuk, aku sangat takut, takut kepada para paman itu, aku takut kepada hantu yang ada di pekatnya malam, bagaimana kalau para paman itu mati digigit serigala kemudian menjadi hantu ?

pagi sudah mulai nampak, aku segera meninggalkan gubuk itu, semalam aku sempat melihat ada cahaya obor di sebelah barat, mungkin itu pemukiman penduduk, aku begitu terkejut ketika hendak menyeberang kali aku melihat mayat ketiga paman drngan bentuk yang begitu seram, bentuk yang tidak akan pernah kulupakan, aku berteriak dan berlari sejauh aku bisa, aku begitu ketakutan.

entah dosa siapa di masa lalu, aku salah mendatangi gubuk, gubuk kedua yang kutemukan adalah tempat singgah bagi kawanan perampok yang berjumlah tujuh orang, paman Singo adalah pemimpinnya, seperti namanya paman ini sangat kejam, mereka menampungku di sana menjadikanku kacung yang melayani kebutuhan mereka, tapi pada intinya mereka cukup baik padaku dan memberikan upah atas pekerjaanku juga mengajariku mempertahankan diri, pada usia ke limabelas tahun ki Singo mulai membiarkanku mengikuti nya mencegat orang dan melakukan perampasan, pada akhirnya hidupku harus berakhir setelah rombongan kami di ringkus prajurit, Ki Singo terbunuh dan kami anak buahnya seperti anak ayam kehilangan induknya.

Kembali ke sekarang :

Aku mendesah setelah mendengar cerita panjang Lakso, aku tahu ceritanya tidak semudah itu, tapi garis besarnya sudah bisa kutangkap, mungkin ketiga orang itu adalah suruhan seseorang di dalam istana, seperti ceritanya aku juga ingin melihat tanda apa yang dia punya.

" lihat mana pundakmu " kataku memerintah

mataku membeliak, ini adalah tanda bagi seorang pangeran, tiga cakar Naga terpahat di pundaknya, memang kelihatan kecil tapi mataku tidak lamur,

menurut cerita hanya putra dari selir Prambayun lah yang terbunuh atau hilang di luar kota, salah satunya adalah pangeran Adipura yang sudah kembali ke dalam istana, mungkinkah? aku mencoba menghubungkan cerita dengan cerita.

" dengar jangan kemana-mana, tetaplah disini, dua hari lagi aku akan menjemputmu kita akan pergi ke luar kota selama dua tahun kita akan menyamarkan keberadaanmu , selama dua hari akan ada orang yang mengantar makan dan minumu " kataku seperti sebuah perintah,

anak itu mengangguk

" segera ganti bajumu " kataku memerintah lagi, aku sengaja menyiapkan beberapa baju ganti untuknya kemudian membakar baju yang dipakai sebelumnya.

sayang sekali waktuku di ibukota tidak terlalu lama, aku menggunakan waktu sempit hanya untuk mengurusi keberangkatan kali ini, mungkin lain waktu aku bisa menyelidikinya, sementara terduga pangeran itu akan mengikutiku kemana aku ditugaskan, pada saatnya dia akan mempunyai kedudukan baik dan pada saat itu dia tidak akan pernah melupakan jasa teman kecilnya ini, baguslah sementara begitu saja .

Rombongan kecil kami bergerak ke Pekanten,

aku , Lakso adalah kakak tiriku , dua orang penyembuh bernama Wuni dan Ki Gemolo, Prabada yang merupakan adik tiri Selir Gatari, seorang pande besi Ki Marto, dan sepuluh orang pengawal berkuda, kuda-kuda menyeret beberapa pedati berisi bahan-bahan yang kami perlukan untuk membuka hutan.

beberapa orang sudah datang sebelum kami, mendirikan barak dan beberapa rumah, membuka lahan pertanian, sebelum kami bisa menghasilkan selir Garati mendatangkan pasokan makanan dan bahan lain dari kotaraja, kami mulai bekerja.

Pradaba mulai membuat jalan, jembatan, saluran irigasi, perumahan dan sarana yang diperlukan untuk sebuah pemukiman yang layak.

aku lebih memfokuskan diri kepada pelayanan publik seperti klinik pengobatan, pasar , distribusi, alokasi tanah dan ketahanan pangan.

Sementara saudara tiriku Lakso ( seperti ini mereka mengenalnya ) kuperbantukan untuk masalah keamanan, ketahanan bersama para pengawal dan prajurit yang kubawa.

kami jarang berinteraksi, walaupun kami berada di lingkungan yang sama, aku dibuatkan sebuah rumah mungil di dekat barak perempuan, seorang penyembuh yang kubawa dari kota bernama Wuni tinggal bersamaku, bahkan kami seringkali keluar masuk hutan bersama untuk mencari bahan obat, dia selalu baik padaku, aku curiga sebenarnya gadis ini tertarik kepada Lakso.

" putri ... tuan Laksono tergigit ular" seorang prajurit berlari ke gubuk tempat kami tinggal dan sekaligus balai pengobatan, aku sedikit panik karena aku dan ular tidak pernah akur, Wuni segera menyambar kantong obatnya.

" kita kesana " kami semua menuju ke tempat Lakso tergigit ular.

di tempat baru ini masalah yang biasa kami temui adalah ular dan penyakit demam atau kecelakaan kerja tapi masih tidak terlalu banyak kasus.

Lakso duduk dengan peluh di semua keningnya, dengan gesit Wuni memberikan obat penawar, dan memeriksa kondisinya

" tidak apa bukan ular dengan racun mematikan " kami semua lega mendengarnya, Lakso dipapah ke rumah kami, dan dibaringkan di amben.

" istirahatlah " kataku akhirnya dan membubarkan kerumunan

" sudah, kalian kembali bekerja saja, dia hanya butuh istirahat " kataku.

untung saja bukan ular berbisa, pangeran ini adalah asetku, dia tentu saja tidak boleh terluka parah, hehhe apalagi mati, tentu saja tidak boleh.

Dalam beberapa hari beberapa orang di gigit ular secara acak, walaupun rata-rata yang menggigit bukanlah ular berbisa keras tapi tetap saja mereka ular.

" ini tidak masuk akal " kata Pradaba yang sering mereka sebut Ki gedhe Pekanten.

" benar sekali bagaimana ular-ular itu terus berdatangan seperti sengaja mengintai kita " kata Lakso

" kita akan mencari tahu " kata Wuni, gadis pengobat itu memang sedikit pemberani, tapi tidak denganku ketika aku mendengar tentang ular aku terasa mengkerut dan ingin bersembunyi saja .

1
ameliaha
bagus
StarryOwO
Cerita yang seru ini tidak bisa berhenti hanya sampai di sini
AngelaG👁💜
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Alan
Gokil!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!