NovelToon NovelToon
Sang Pemilik Kehormatan

Sang Pemilik Kehormatan

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Spiritual / Cintamanis / Tamat
Popularitas:29.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lin Aiko

“Lelaki baik untuk perempuan yang baik, sedang lelaki buruk untuk perempuan yang buruk. Tapi, bagaimana bisa orang yang baik mendapatkan seseorang yang buruk?”

***

Ruby, gadis muslimah keras kepala yang bercita-cita menjadi seorang animator. Sebuah kejadian rumit membuatnya memutuskan khitbah Iqbal, pria yang dicintai, lalu menikahi Hiko, kekasih sahabatnya.
Pernikahan suci itu ternodai demi keegoisan pribadi. Meski dalam kapal yang sama, mereka hidup dengan dunia masing-masing. Sampai Allah menggerakkan hati mereka untuk saling membutuhkan.

Dalam keindahan rumah tangga yang mulai terjalin, tiba-tiba mereka terjebak dalam pilihan yang cukup berat. Apakah rumah tangga itu harus bertahan di atas keegoisan atau ikhlas melepaskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lin Aiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

"APA SALAH KU KE KAMU!"

Ruby tidak sedang mengajukan pertanyaan, Ia hanya tidak tahu bagaimana mengungkapkan kemarahannya melihat Hiko yang masih bisa bersikap seolah tak pernah terjadi apapun diantara mereka. Semurah itukah hingga Ruby dimata Hiko, sehingga Hiko bisa melupakan kejadian itu dengan mudah?

Ruby berdiri lalu meninggalkan Hiko begitu saja. Ia tak sanggup berada didepan Hiko. Entah apa yang akan ia lakukan pada pria itu. Ia tak pernah berfikir akan berbuat apa jika ia mengetahui siapa orang yang merenggut kehormatannya.

Membencinya itu pasti!

Ingin membuatnya menerima hukuman yang pantas itu juga pasti!

Ruby sedang berada di sebuah kebimbangan. Nara, dia sedang memikirkan perasaan sahabatnya. Bagaimana jika Nara tahu pria yang ia cintai sudah berbuat tak pantas pada sahabatnya? Tapi Nara harus tahu jika Hiko bukan laki-laki yang baik untuknya.

Ruby mengusap air matanya dan mencari Nara di sekitar lokasi shooting namun tak kunjung ia temukan.

"Mas Genta!" Ruby menghampiri Genta. "Mas tahu Nara?" Tanya Ruby

Genta menatap mata Ruby yang masih basah karena air mata.

"Nara mana mas??" Tanya Ruby.

"Eh, Nara barusan balik. Coba lo susul deh, masih keburu kayaknya."

Ruby langsung bergegas berlari mengejar Nara ke tempat parkir namun tak ia dapatkan Nara disana. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelpon Nara tapi tidak bisa tersambung. Ia berniat ingin mengirim pesan, ernyata ia sudah mendapat pesan dari Nara jika ia akan pulang lebih dulu.

Tanpa pikir panjang Ruby memesan ojek online menuju ke rumah Nara.

Sementara itu, Hiko sedang berlarian mencari Ruby untuk memperjelas apa maksud pertanyaan Ruby.

"Nyari Nara juga?" Tanya Genta ketika melihat Hiko bingung mencari orang.

"Bukan, Ruby. Lo lihat dia?"

Genta memberikan senyum menggoda, "Udah terang-terangan nyari nih?"

"B*ngs*t, Lo! Kemana dia?"

"Ngejar Nara."

"Kemana?"

"Parkiran depan kayanya."

Hiko sudah berbalik arah hendak mengejar Ruby, namun Genta langsung menarik kaos Hiko. "Mau kemana? Bentar lagi bagian lo, Fajar udah nyari lo dari tadi. Kluyuran aja!"

"Gue mau tanya sesuatu ke Ruby dulu, Ta. Penting nih!"

Genta menggelengkan kepalanya, "Lo kesana cuma mau ngajakin dia berantem doank kan. Mending lo cepetan ganti kostum lo!" Genta mendorong Hiko masuk ke ruang kostum.

Akhirnya Hiko pasrah dan menuruti kemauan Genta, walau sebenarnya ia masih penasaran kenapa Ruby bisa tiba-tiba menangis dan marah padanya.

**********

Ruby baru saja tiba di rumah Nara, ia bisa melihat ada mobil yang bukan dikendarai Nara biasanya. Entah itu milik siapa, yang jelas bukan milik Heru.

"Permisi."

PLAK!!

"Astaqfirullahaladzim!" Ruby terkejut ketika melihat Nara jatuh tersungkur karena tamparan dari Papanya Nara.

Kehadiran Ruby didepan pintu menyita perhatian Ivan dan Evelyn, Papa dan Mama Nara.

"Maaf, Ruby datang tiba-tiba." Ucap Ruby tak enak. Ia menatap iba pada Nara.

"Kasih tahu teman kamu ini, By! Sadarkan dia kalau sudah bikin malu keluarga saja!" Kata Ivan.

Ini bukan pertama kalinya Ruby melihat Nara di perlakukan seperti ini oleh Ivan dan Ivan juga selalu meminta Ruby untuk meluruskan jalan pikiran Nara yang terkadang tidak wajar.

"Iya, Pa. Ruby akan coba bicara dengan Nara." Jawab Ruby, Ia masuk ke dalam ruang tamu dan membantu Nara berdiri.

"Kalau sampai Heru ceraikan kamu! Mau hidup pakai apa kita! Hah? Cukup gaji kamu buat biayain kehidupan kita semua?" Bentak Ivan lagi.

Evelyn hanya mengusap punggung suaminya untuk tetap bersabar.

"Nara tidak pernah mencintai mas Heru, Pa! Sekarang dia sudah tahu kenyataannya."

"Cinta cinta cinta! Kamu pikir hidup cuma pakai cinta! Kamu pikir cinta bisa ngelunasin hutang-hutang papa?"

"Papa yang punya hutang kenapa Nara yang harus membayarnya? Bahkan Nara tak pernah menikmati hasilnya."

"Anak kurang ajar!"

Ivan mengambil vas bunga diatas meja ruang tamu dan ingin melemparkan pada putrinya namun ia urungkan ketika Ruby mencoba melindungi anaknya.

"Pah, sudah. Cukup! Kita pulang saja." Ajak Evelyn.

PYAR!

Ivan melempar dengan kasar vas bunga keatas meja kaca hingga membuat kacah pecah.

"Kalau sampai Heru keukeh dengan perceraian ini, kamu sudah bukan lagi anakku!" Ivan bergegas pergi dengan kemarahannya.

Evelyn duduk memeluk Nara dan Ruby yang sedang ketakutan. "Maafin papa ya, sayang. Maafin mama yang gak bisa berbuat apa-apa."

"Mama buruan pergi, Nara gak mau mama jadi pelampiasan kemarahan papa." kata Nara

Evelyn mencium kening Nara dan Ruby bergantian. "Mama pergi dulu ya, sayang."

"Hati-hati, Ma." Ucap Nara dan Ruby.

Seperginya Evelyn, mebuat Ruby buru-buru memeriksa badan Nara.

"Mana aja yang dipukul, Ra?" Tanya Ruby, karena ia yakin Nara tidak hanya mendapat tamparan saja.

Nara menunjukkan beberapa anggota badannya yang mendapat pukulan dari papanya. Belum ada lebam disana, pastilah beberapa jam kedepan akan muncul.

"Kita ke kamar saja, biar aku yang bersihkan semua ini nanti." Ajak Ruby, memapah Nara yang sebenarnya ia bisa berjalan sendiri.

"Mas Heru mau ceraikan kamu, Ra?" Tanya Ruby ketika Nara sudah duduk di atas tempat tidur kamarnya.

Nara mengangguk, "Sebenarnya aku sangat menginginkan itu sejak lama. Dengan begitu aku bisa menikah dengan Hiko, By."

"Tapi Ra, Sepertinya Hiko bukan pria yang baik untuk kamu. Dia sudah pernah berhubungan badan dengan wanita selain kamu."

"Hahahaha, Iya. Bagaiamana kamu bisa tahu hal-hal seperti itu?"

Ruby berfikir cepat, "Banyak yang membicarakannya."

Ruby aneh melihat Nara yang terlihat tidak keberatan dengan keburukan Hiko.

"Dan kamu masih mau menikahinya?" Tanya Ruby.

"Selain kamu, dia adalah orang yang paling mengerti aku, By. Mungkin dulu dia sering berganti-ganti teman tidur, tapi sekarang sudah berkurang. Yang terpenting dia mencintaiku dan aku mencintainya."

"Itu gak sehat, Ra! Kamu rela dia menyentuh wanita lain sedangkan kamu adalah kekasihnya." Tanya Ruby tidak percaya dengan pemikiran Nara.

"Sejak bersamaku dia sudah hampir tidak pernah menyentuh wanita lain."

"Secinta itukah kamu padanya, Ra?"

Nara mengangguk, "Mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama sepertimu jika aku kehilangan dia, By."

Ruby mengusap bahu Nara, "Jangan pernah lakuin hal itu, aku tidak mau kehilangan kamu, Ra."

Nara memeluk Ruby, "Makasih ya, By. Sudah hadir di dunia ini dan selalu ada untukku."

Ruby mengangguk, seketika ia membuang semua alasan awal yang membuatnya harus segera menemui Nara.

Tiba-tiba saja ia merasa tidak punya harga diri lagi jika harus mengatakan pada Nara bahwa Hiko-lah yang telah merenggut kehormatannya. Kini Ia tak mau siapapun mengganggapnya lebih rendah lagi karena berhasil ditiduri oleh Hiko, pria yang sering bergonta-ganti teman tidur. Menyimpan semua itu sendiri adalah keputusan terbaik untuk saat ini.

*********

Nara sudah terlelap beberapa saat yang lalu usai bertukar cerita dengan Ruby. Usai menunaikan sholat dhuhur, Ruby pergi ke ruang tamu untuk membersihkan pecahan kaca meja yang berserakan.

Ingatnya kembali pada kehidupan Nara semasa kecil. Hampir setiap hari Ruby harus melihat Nara dipukuli, dan satu-satunya yang bisa membebaskan Nara dari pukulan hanya Ruby. Dengan melindungi Nara membuat Ivan tak akan menyakiti Nara lagi.

Ivan bukanlah kepala keluarga yang bertanggung jawab, Ia mempunyai jabatan tinggi di sebuah perusahaan besar. Tapi ia tak pernah membagi gajinya pada keluarga, malah hutangnya yang semakin hari semakin bertambah. Membuat Evelyn membuka sebuah toko roti untuk menghidupi dirinya dan anaknya.

Menikahi Heru adalah sebuah paksaan dari Ivan. Bagi Ivan, tak peduli kebahagiaan Nara. Yang terpenting Ivan bisa menikmati kekayaan menantunya. Karena itulah ia sekarang bisa tinggal di Jakarta dengan rumah dan mobil mewah walau memang masih dalam cicilan. Dari uang bulanan yang Heru kirimkan untuk Nara-lah ia membayar semua cicilan yang ia ambil.

Ceklek!

Pintu ruang tamu dibuka kasar oleh sesorang, Hiko terlihat dibalik pintu.

Ruby langsung menundukkan kepalanya tak mau menatap Hiko. Sedangkan Hiko terkejut ketika melihat Ruby sedang membereskan pecahan kaca. Hiko sudah bisa menebak jika itu ulah papanya Nara.

Melihat Ruby yang mengacuhkannya membuat Hiko langsung masuk tanpa berkata apa-apa.

Samar-samar Ruby mendengar Nara sudah bangun dan menceritakan semua apa yang terjadi pada Hiko.

"Udah gue bilang kan, ceraiin saja laki-laki itu. Peduli setan lo gak dianggep anak sama bokap lo! Buat apa jadi anaknya kalau lo cuma dapat hal-hal kaya gini? Nikah sama gue, gue yakin bisa bahagiakan lo sama nyokap lo, Ra!"

Kalimat terkahir Hiko membuat tangan Ruby berhenti memungut pecahan kaca. Ada sebuah rasa yang sulit dijelaskan muncul dari benak Ruby.

Siapa yang akan menikahinya kelak? Mungkin banyak pria seperti Iqbal diluar sana yang mau menikahinya, tapi bisakah Ruby kembali percaya diri dan merasa pantas bersanding dengan pria yang akan menikahinya.

-Bersambung-

.

.

.

.

.

**Nah lo!

Diluar ekspektasi kalian kan? Hehe, maaf ya kalau aku menarik ulur perasaan kalian.

Jangan lupa like, comment, vote dan tambah ke favorit biar kalau aiko sudah up kalian dapat notif. Makasih dukungan kalian untuk novel ini**.

1
odxx
hallo thor aku balik lagi nihh, setelah baca beberapa tahun yang lalu🤣
may
Hai tabina rubby azzahra❤️aku kembali lagi kesini, aku kangen mas hiko, eh salah aku kangen mama ruby maksudnya🤭
Erna Yunita
aq datang lagi... setelah sekian bertapa 🤗
Nanda moure
ahhhhh nyesek lagi kan part ini pdhl udah ulang2 di baca
Nanda moure
walaupun sudah diulang 4x air mata tetap menetes di bab ini 😭😭
Senjaku senjamu jadi satu 🍃
da lamun aya payuneun c hiko bade dicepret ku sapu nyere, thor aku baca ulang yang ke 3x nya haha
Diia2
kaya nya ada cerita yg dicut ya ka ? 🙄

aku lupa dichapter berapa 🥺

kalau baca cerita ini selalu nangis😭 padahal udah tau cerita nya
Senjaku senjamu jadi satu 🍃
aku kembali lagi setelah membaca ini beberapa tahun yang lalu ❤
Saci
kesekian kalinya /Drool/ pengen ada cerita mas iqbal jugaaa/Drool//Drool/
Nunun Nuraini
ya allah pelajaran jaman MI dulu.... sebelum mulai pelajaran harus baca itu dulu 😁
Ian Marbun
azizah jodohnya iqbal bukan? aku lupa ni
Senjaku senjamu jadi satu 🍃: iya dia jodohnya punya anak juga
total 1 replies
Ian Marbun
dulu udah daftar favorit tapi, akunku hilang
Devi Anna
part yg bikin nyesek di dada 😭
Caryne Yusian
banyak sekali revisinya ya kak ai. part yg pak Handoko hajar hiko pakek payung Sampek hancur payungnya gak ada
Lin Aiko: Eh, tp aq ga pernah revisi2 di sini kak. Aq jg ga pernah baca lagi. Mungkin dr sistem kak
total 1 replies
Nurul luluk Fatimah
entah sudah baca berapa kali tp tetep saja sesek 🥺😭
Nurul luluk Fatimah
entah sudah baca berapa kali tp tetep saja sesek 🥺😭
Caryne Yusian
part tersedih sih menurutku
Saci
the best novel
Caryne Yusian
anaknya sepek anak Dajjal minta menantu spek bidadari ngaca loe😏
🌼🍀Hartini A🍀🌼
nangis lagi.....pdhal sdh keberapa kali baca novel ini, masih nangis aja ......
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!