NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhir Dari Terror Pocong

Pocong-pocong itu terlempar akibat pusaran angin yang dilemparkan Melati. Orang-orang yang sebelumnya terkunci kini bisa bergerak sehingga mereka langsung melarikan diri bagi yang belum pingsan.

Agus sendiri mencoba kabur namun dirinya dikunci oleh Suro, sehingga ia hanya bisa meratapi nasibnya dan tak mampu bergerak kemana-mana. Aldi sendiri memaksakan diri untuk membantu Melati menumbangkan para pocong tersebut. Pelan-pelan jumlah pocong itu berkurang, kakinya yang awalnya keseleo entah kenapa kini sudah mampu ia gerakkan dengan lihai.

Sandalnya ia gunakan untuk memberi tabokan kepada pasukan pocong. Sebelumnya sandalnya telah copot bersamaan saat dia terlempar ke sawah. Pertarungan kini menjadi area bermainnya, Aldi menggunakan sandalnya selayaknya belati. Walaupun sandal tak memberikan luka yang signifikan, akan tetapi gerakan tambahan dari Aldi lah yang mengeksekusi para pocong tersebut.

“Huuuh capek juga ternyata” Keluh Aldi setelah menghabisi beberapa pocong

Agus berdiam diri memejamkam mata karena sekarang tak ada yang mengekangnya kecuali Suro. Agus bermaksud memanggil lebih banyak pocong dari tempat persembunyiannya, namun usaha tersebut digagalkan oleh Suro.

“Krak”

Terdengar seperti suara ranting rapuh yang diinjak, namun suara tersebut berasal dari patahan tulang Agus. Yap Suro mematahkan tangan Agus agar dirinya tak mampu memanggil pocong peliharaannya. Pelaku pesugihan ini ternyata memiliki kemampuan untuk memulihkan lukanya sehingga kado dari warga untuk Agus sudah tak begitu berasa bagi dirinya.

“HAAAAAAH”

Entah darimana datangnya tiba-tiba Roni berlari sambil menggenggam sebuah kapak, matanya penuh dengan peluh ditambah rona wajahnya yang merah padam. Ia berlari lurus mengarah ke ayahnya yang kini meringis kesakitan memegangi tangannya yang patah.

Roni mengangkat kapaknya tinggi-tinggi.

“Slassshh”

Ia menebas kepala ayahnya sendiri hingga terpisah dari tubuhnya, kepala Agus terpental jatuh dan mengeluarkan banyak darah. Tubuhnya bersimpuh kaku lalu tergeletak tak berguna di tanah. Tamatlah riwayat Agus sebagai seorang manusia.

Roni sempat diam beberapa saat sembari memegang kapaknya yang meneteskan darah milik ayahnya. Ia mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal. Mulutnya ia gunakan bernapas karena saking lelahnya dirinya, ia sempat menatap Aldi dari belakangnya

“Mas Roni?!” Ujar Aldi yang masih tak percaya adegan yang telah ia saksikan sebelumnya

Mereka menatap saling menatap dari kejauhan, riak wajah Roni seperti mengisyaratkan sesuatu. Kedua bola matanya memberi sebuah kode yang Aldi sulit memahami. Mereka saling bertatapan mata, namun Aldi seperti merasa bahwa tatapan Roni kini kosong. Kehampaan itulah jawaban yang sedari tadi dicari oleh Aldi.

Setelah itu Roni langsung berlari ke arah kegelapan sambil membawa kapaknya. Aldi pun tak mampu untuk mengejarnya, selain faktor tenaga Aldi juga tak tahu kini Roni apakah masih bisa diajak bicara atau tidak setelah membunuh ayahnya sendiri.

Ada satu hal lagi yang membuat Aldi terkejut. Pocong-pocong yang sedang dihadapi Melati perlahan-lahan wujudnya kian memudar. Apakah ini akhir dari terror pocong yang menghantui desa?

Netranya menyaksikan peristiwa ini dengan seksama, para pocong yang telah memudar diganti dengan bentuk orang-orang yang berada di balik wujud pocong tersebut.

“I-tu?” Netra Aldi terbelalak

Ia melihat manusia dengan tulang rahang yang menonjol serta mata yang cekung di balik salah satu wujud pocong. Orang-orang yang berada di penjara yang sebelumnya hadir di mimpinya ternyata adalah tumbal yang pernah dibunuh oleh para pocong tersebut. Bahkan sosok Rudi rekan Arul juga menjadi salah satu tumbal dari pocong-pocong peliharaan Agus. Rudi juga berada di balik kerumunan pocong tersebut.

“Benar, manusia yang dibunuh oleh para pocong akan dijadikan tumbal yang nantinya akan menjadi salah satu pasukan pocong” Sahut Suro

Aldi mengangguk setuju. Kini arwah mereka telah dibebaskan dari belenggu yang mengekang mereka. Kini ia bebas melanjutkan perjalanan ke alam selanjutnya. Aldi tersenyum puas melihat pemandangan yang kini ia saksikan. Para warga sudah tak perlu ketakutan lagi untuk keluar malam. Mereka bebas melakukan aktivitas tanpa harus ditakuti oleh para pocong.

Saat semua sedang sibuk dalam pikirannya masing-masing. Sesosok ular kobra dengan kulit berwarna perak meliak-liuk diantara pepohonan menuju area belakang rumah tempat pertarungan Aldi. Ular tersebut sangatlah gesit, dan di atas kepalanya berdiri seseorang pria paruh baya menggunakan celana kain hitam dengan kemeja berwarna senada.

Ular kobra tersebut langsung menumbukkan kepalanya dari belakang, Aldi yang tak menyadari sontak dirinya terpelanting ke depan membentur tembok rumah Agus.  Ular tersebut lalu memuntahkan seekor ular dengan bentuk yang sama namun ukurannya layaknya ular normal. Dengan cepat ular itu melesat ke Aldi yang masih tak berdaya lalu mengginggit tepat di lehernya.

Suro dan Melati yang sebelumnya sama sekali tak merasakan kehadiran siapapun dibuat terkejut. Kejadian tersebut berlangsung hanya sepersekian detik. Suro langsung membakar ular kobra yang berukuran normal hingga lenyap tak tersisa.

Aldi sempat menoleh melihat siapa yang menyerang dirinya. Seorang pria berdiri di atas kepala ular dengan tatapan dingin mengarah ke dirinya. Wajahnya begitu asing, namun dia bisa menebak bahwa orang ini seumuran dengan bapaknya. Tak lama tubuh Aldi kejang-kejang hingga tak sadarkan diri.

“Kurang ajar!” Teriak Suro

Suro langsung membesarkan dirinya lalu melesat menghantam ular kobra perak tersebut, hingga sukses memukul mundur. Suro mengangkat tangannya menciptakan hujan bola api yang diarahkan ke arah ular tersebut. Yap penunggang ular tersebut adalah Cokro, tidak ada yang menyangka kehadiran dirinya sedini ini.

Dengan mudah Cokro membuat pelindung yang menghindarkan dirinya bersama ular peliharaannya dari serangan Suro.

“Belajarlah seratus tahun lagi sebelum menghadapiku!” Ujar Cokro dengan sombongnya

Tiba-tiba asap hitam menyelimuti Aldi yang sudah tidak sadarkan diri. Asap pekat itu lama kelamaan membentuk sebuah wujud serigala.

“Auuuuuuu”

Lolongan serigala memecah keheningan, muncul sesosok serigala hitam dengan ukuran yang tak wajar. Matanya berwarna merah, dengan taring yang tak biasa. Serigala itu menatap tajam Cokro sambil menggeram.

Ular kobra dengan sisik perak itu langsung menyemburkan cairan racunnya, tapi langsung dihalau oleh asap hitam yang masih menyelimuti serigala tersebut. Kini waktunya serangan balik. Udara berhembus pelan, serigala itu melesat bagaikan petir lalu mencabik-cabik tubuh ular tersebut hingga terkoyak.

Sontak Cokro langsung mundur.

“Kita akan bertemu lagi di lain waktu” Ujar Cokro

Ular itu langsung melesat menjauh ke kegelapan hutan yang mengarah ke hutan hingga menghilang dari pandangan Suro dan Melati. Mereka berdua kalah cepat baik dari ular itu ataupun serigala hitam. Melati coba mendekati Aldi namun mendapat geraman mengerikan dari serigala tersebut.

“Tenanglah kita berada di pihak yang sama!” Ujar Suro

Serigala tersebut menatap Suro lekat-lekat, dirinya langsung berhenti menggeram lalu mengaggukkan kepalanya seakan telah menyepakati sesuatu. Perlahan-lahan asap hitam kembali menyelimutinya lalu serigala hitam kembali menghilang di balik kepulan asap hitam tersebut.

Mbah Wo sedikit syok menyaksikan peristiwa di depannya, pasalnya dirinya tak sengaja terhempas saat ular kobra milik Cokro datang, dirinya tak sengaja terkena sabetan ekor ular tersebut hingga terpental.

Dengan tertatih mbah Wo mendekati Aldi mengecek kondisinya. Lehernya membiru akibat racun ular yang sudah menjalar cepat. Mbah Wo langsung menghubungi warga setempat untuk kembali berkumpul. Warga bergotong-royong membawa Aldi ke puskesmas dengan ambulance desa. Mbah menemani ketiga trio yang tak sadarkan diri di dalam satu ambulance. Sembari membawa dedaunan dan bunga-bunga herbal yang telah ia bacakan sebuah mantra.

Lalu mbah Wo menempelkan kombinasi bunga dan daun tersebut ke leher Aldi dengan harapan menghambat penyebaran racunnya.

***

Ia membuka matanya, ia berada di dalam sebuah gubuk kecil. Ia terbaring di atas sebuah kasur kapuk dengan dipan kayu khas jaman dulu. Penerangan yang hanya ditemani oleh lampu teplok yang berbahan bakar minyak tanah. Ia menghirup aroma minyak tanah yang kental dari lampu yang ditempelkan di dinding ruangan.

Tubuhnya kini bertelanjang dada sehingga menampilkan tubuhnya yang lumayan atletis namun disertai banyak luka menganga dari leher hingga perutnya.

“Dimana aku?”

Tubuhnya masih tak bisa digerakkan, ia kini lumpuh. Bahkan untuk sekedar menggerakkan tangannya saja ia tak mampu. Kini dirinya hanya bisa berkedip serta bernafas serta menggumam tak jelas dengan mulutnya.

Sesosok wanita muda nan cantik masuk ke dalam kamar yang hanya dipisahkan oleh tirai kecil berwarna coklat. Wanita itu hanya menggunakan kemben khas zaman dulu, rambutnya dikepang satu ke belakang. Wajahnya putih mulus dengan hidung bangir serta mata yang belo. Sosoknya kalem dan sederhana membuat suasana hati Aldi seketika menjadi sejuk.

Wanita itu tersenyum manis ke Aldi seraya membawa baskom berisi air dengan kain berwarna putih bersih.

“Tenang saja tuan, aku akan mengobatimu” Ucap wanita tersebut dengan tetap mempertahankan senyumnya.

Aldi membalas senyumannya dengan tulus. Sentuhan lembut tangannya membuat ia semakin tenang. Tapi saat mencapai ke lehernya rasa sakit yang luar biasa menyerangnya. Ujung matanya menitihkan air mata karena sakit yang tak tertahankan.

“Tahan saja tuan. ini akan sedikit sakit”

Setelah mengangkat kain tersebut, wanita itu mendekat ke arahnya. Posisinya yang tadi berdiri kini duduk di dekat ranjang tempat Aldi berbaring. Wajah mereka berdua bertemu, deru napasnya bisa Aldi rasakan. Jantung miliknya berdetak tak karuan, tak lama wanita itu mengecup lehernya tepat di tempat ular perak itu menggigitnya.

1
Ham
semoga bisa update terus
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!